Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menu Diet

Penjelasan Diet Anti-inflamasi dan Manfaatnya, Syarat Khusus Prioritaskan Makanan Berbasis Tumbuhan

Diet anti-inflamasi bermanfaat untuk mengurangi peradangan. Lalu seperti apa penjelasan terkait diet ini?

freepik.com
Ilustrasi - Diet anti-inflamasi memiliki beberapa syarat khusus, yaitu memprioritaskan makanan berbasis tumbuhan yang segar serta ikan kaya omega-3. 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini pengertian diet anti-inflamasi dan manfaat besar di baliknya.

Peradangan atau inflamasi sebenarnya merupakan reaksi normal tubuh terhadap infeksi atau cedera yang bertujuan untuk membantu penyembuhan.

Tetapi, peradangan juga bisa membahayakan tubuh, jika terjadi dalam waktu yang cukup lama dan parah.

Pasalnya, peradangan kronis ini dapat meningkatkan risiko penyakit mematikan seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.

Peradangan sendiri bisa disebabkan oleh beberapa hal, termasuk makanan.

Baca juga: 3 Gerakan untuk Mengecilkan Perut Buncit yang Bisa Dilakukan Santai di Rumah, Efektif Bantu Diet

Diet anti-inflamasi

Sebenarnya diet anti-inflamasi tak jauh berbeda dengan diet ketat dengan peratiran spesifik lainnnya.

Mulai dari diet tradisional seperti diet Mediterania hingga diet vegan dan Longevity Diet, semuanya dapat dikategorikan sebagai diet anti-inflamasi.

Intinya, terlepas dari metodenya, diet anti-inflamasi ini memiliki beberapa syarat khusus, yaitu memprioritaskan makanan berbasis tumbuhan yang segar serta ikan kaya omega-3.

Diet ini juga menghindari makanan yang diproses, termasuk daging highly processed (luncheon/deli, hot dog, bacon), sup kaleng, keripik, makanan panggang kemasan, es krim, sereal dengan pemanis buatan, dan makanan cepat saji.

Makanan anti-inflamasi juga cukup banyak.

Misalnya, beberapa sayur dan buah-buahan berikut ini.

Baca juga: 6 Cara Memasak Tanpa Minyak Goreng untuk Menu Diet Menurunkan Berat Badan: Manfaatkan Bawang

Sayuran anti-inflamasi:

Sayuran silangan: seperti brokoli, kembang kol, kubis brussel, kangkung, kubis, dan pok choy

Sayuran hijau: seperti bayam, kangkung, lobak swiss, daun selada, arugula

Lada: seperti paprika dan cabai

Buah-buahan anti-inflamasi: Buah beri, seperti blueberry, raspberry, stroberi, dan blackberry Alpukat Tomat Zaitun Anggur Ceri

Baca juga: Intip Menu Diet Seminggu Ala Adele, Cara Menurunkan Berat Badan Pernah Dilakukan Adik Kate Middleton

Selain itu, kacang-kacangan, jamur, pulses (kacang polong, lentil, buncis), salmon liar, dan sarden juga memiliki sifat anti-inflamasi yang sangat baik.

Bahkan, rempah-rempah, khususnya kunyit yang mengandung senyawa pelindung kurkumin, telah terbukti mengurangi peradangan.

Ahli diet terdaftar Caroline Margolis pun menduga bahwa kefir (sejenis susu fermentasi) memiliki efek anti-inflamasi dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh berkat probiotik dan senyawa bioaktif di dalamnya.

"Probiotik bekerja untuk memperkuat lapisan usus, membantu merangsang respons imun yang tepat."

"Respons tersebut menginduksi jaringan sinyal yang menurunkan sitokin proinflamasi dan meningkatkan sitokin anti inflamasi untuk mengurangi peradangan dalam tubuh,” ujar Margolis.

Selain itu, makanan anti-inflamasi juga biasanya tinggi akan antioksidan.

"Antioksidan adalah molekul yang melawan radikal bebas yang merusak sel dan dibentuk dari aktivitas seluler normal atau oleh faktor ekstrinsik seperti merokok, stres, dan bahan kimia," kata ahli diet terdaftar Silvia Carli.

"Radikal bebas dikaitkan dengan perkembangan sejumlah penyakit, peradangan lebih lanjut, dan penuaan,” tambah dia.

Baca juga: Menu Diet Sehat dengan Konsumsi Stroberi, Kaya Manfaat Memperlancar Pencernaan hingga Rendah Kalori

Mengapa perlu melakukan diet anti-inflamasi?

Penelitian menunjukkan, hal-hal seperti alkohol, karbohidrat olahan, hingga kadar gula tinggi dapat menjadi biang kerok peradangan.

Apalagi, jika ditambah dengan kurangnya gerak. Nah untuk menguranginya, diet anti-inflamasi bisa menjadi jawabannya.

"Makanlah lebih banyak masakan rumahan, cari cara untuk memasukkan sayuran ke dalam masakan, dan hindari gorengan,” ujar Carli.

Dengan melakukannya, bukan hanya peradangan yang berkurang, tapi juga kadar glukosa, lipid, dan trigliserida, yang dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Sementara itu, studi lain yang diterbitkan di Journal of Internal Medicine tahun 2019 melaporkan, diet tinggi inflamasi dapat mengurangi semua penyebab penyakit kardiovaskular dan kematian akibat kanker.

Selain itu, rentang hidup perokok juga dapat meningkat.

Baca juga: Ramalan Karier Zodiak Sabtu 19 Maret 2022 Gemini Bosan dengan Rutinitas Harian, Aquarius Perlu Sabar

Lalu, Margolis menyebut, beberapa penelitian menunjukkan diet anti-inflamasi dapat dikaitkan dengan keragaman mikroba usus, di mana 70-80 persen sel kekebalan kita hidup.

Tak hanya itu, makanan anti-inflamasi ini juga kaya nutrisi lain, termasuk vitamin, mineral, serat, dan senyawa bioaktif yang mendukung kesehatan dengan cara lain, termasuk fungsi kekebalan dan kesehatan mental. 

Intinya, dengan begitu banyak manfaat baiknya, tentu kita tak perlu ragu untuk memilih diet anti-inflamasi.

Apalagi, peradangan kronis juga dapat mengurangi kualitas hidup kita.

Bahkan, Carli mengungkapkan, meski diet anti-inflamasi ini bukanlah satu-satunya mengurangi peradangan, diet ini dapat memperbaiki gejalanya dan mengurangi keparahan serta frekuensi serangan.

Jadi, tidak merugikan bukan?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Memahami Diet Anti-inflamasi dan Manfaat Besar di Baliknya

---

Berita tentang menu diet sehat lainnya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved