Berita Surabaya
Pesan Perwapus PSHT Jatim Soal Insiden Bentrok di Banyuwangi: Mari Ciptakan Jatim Kondusif
Menanggapi adanya bentrokan yang terjadi antar kedua massa perguruan silat, di Desa Sukorejo, Bangorejo, Banyuwangi, Jatim, Kamis (10/3/2022), Perwaki
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Mantan Kasubdit Kehidupan Bernegara Ditsosbud Baintelkam Polri itu, tidak menampik jika distraksi informasi yang begitu mudah berkelebatan di media sosial, juga menjadi satu diantara penyebab konflik yang rentan terjadi antar anggota perguruan silat.
Oleh karena itu, kualitas komunikasi yang terjadi di antar perguruan silat yang diakomodasi melalui sebuah kelembagaan, dapat meminimalisir potensi konflik yang sama-sama tidak diinginkan pihak manapun.
"Karena kita ketahui bersama, saat ini pemerintah sedang ingin melakukan pemulihan ekonomi. Nah perguruan silat ini menjadi salah satu pilar juga penting untuk menjaga keamanan. karena bicara peluang ekonomi dan tidak lepas stabilitas keamanan," pungkas mantan Kapolres Tabanan, Polda Bali itu.
Sementara itu, Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jatim Supratomo mengaku, sepakat dalam upaya bersama menjaga dan meningkatkan kualitas komunikasi secara positif antar perguruan silat yang telah lama terjalin.
Apalagi, Polda Jatim berencana membuat kualitas komunikasi yang sudah lama dijalin itu, makin didekatkan di tingkatan lapisan masyarakat paling bawah.
Ia optimis, dengan begitu, potensi gesekan antar anggota perguruan silat makin dapat diminimalisir, sehingga frekuensi kemunculan kasus konflik dapat terus ditekan, dengan harapan potensi tersebut dapat dihilangkan sama sekali.
"Kami cuma nanti di akar rumput seperti tadi disampaikan oleh bapak direktur, ini yang perlu ditingkatkan lagi komunikasinya agar tidak mudah provokasi. Intinya seperti itu. Jadi kalau ada sesuatu akan dihukumi jalur hukum," ungkap Supratomo.
Sekadar diketahui, satu orang tewas akibat dua kelompok massa dari perguruan silat, terlibat bentrok di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, pada Kamis (10/3/2022) dini hari.
Korban berjenis kelamin laki-laki, berusia 27 tahun, asal warga Pesanggaran, tewas karena luka yang diakibatkan senjata tajam.
Tak hanya itu, 14 orang lainnya, dikabarkan mengalami luka-luka hingga terpaksa dibawa ke rumah sakit terdekat.
Selain korban tewas dan luka-luka, bentrokan tersebut juga menyebabkan enam rumah warga rusak.
Berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian, penyebab bentrokan dua kelompok massa tersebut, karena kesalahpahaman yang dipicu saling ejek melalui media sosial.