Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ramadan 2022

Arti Kata 'Berbukalah dengan yang Manis' dari Sisi Agama & Kesehatan, Benarkah Sunah Nabi Muhammad?

Simak arti kata "berbukalah dengan yang manis” dari sisi Agama dan kesehatan. Populer diucapkan sebagai anjuran menu buka puasa.

Editor: Hefty Suud
freepik.com
Ilustrasi - Menelisik arti kata “berbukalah dengan yang manis”, populer diucapkan saat Bulan Ramadan. 

TRIBUNJATIM.COM - "Berbukalah dengan yang manis” menjadi kata-kata populer yang diucapkan saat Bulan Ramadan. 

Kalimat tersebut biasa disampaikan sebagai anjuran menu buka puasa.

Akibatnya, tak sedikit yang mengawali menu buka puasanya dengan menyantap minuman dan makanan manis selama Bulan Ramadan.

Apakah sepanjang Ramadan 2022 ini, Anda sering buka puasa dengan makanan atau minuman manis? 

Disinyalir, kalimat “berbukalah dengan yang manis” merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW. Benarkah demikian?

Melansir dari Kompas.com, berikut penjelasan tentang arti kata "berbukalah dengan yang manis” dari sisi Agama dan kesehatan. 

Baca juga: Jadwal Buka Puasa Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Jumat 8 April 2022, Dilengkapi Doa Buka Puasa Ramadan

Baca juga: Nikmatnya Bongko Kopyor, Menu Buka Puasa khas Gresik yang Miliki Rasa Manis dan Legit

Bukan hadis Nabi SAW

Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri memaparkan, istilah “berbukalah dengan yang manis” bukan hadis maupun sunnah Nabi Muhammad.

“Itu tidak ada hadisnya, bukan hadis,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/4/2022).

Ia menjelaskan, tidak ada hadis yang menyebut konsumsi makanan dan minuman manis saat berbuka puasa.

Melainkan, hadis yang menganjurkan untuk berbuka dengan kurma basah.

Ilustrasi - Tips buka puasa bersama (bukber) Ramadan 2022.
Ilustrasi - Menu buka puasa Ramadan. (freepik.com/rawpixel.com)

“Adanya dalam hadis, yakni hadis Nabi, 'Berbukalah dengan kurma basah. Jika tidak ada, maka dengan kurma kering. Jika tidak ada, dengan seteguk air'," kata Wakil Rektor UIN Raden Mas Said itu. 

Anjuran berbuka puasa sesuai hadis

Adapun kurma yang dimaksud dalam hadis, menurut Syamsul dapat diartikan sebagai buah-buahan apa saja yang tumbuh di daerah masing-masing.

“Kurma ini artinya buah. Jadi sebaik-baiknya berbuka adalah dengan buah, bukan dengan sesuatu hasil olahan,” terang Syamsul.

Jadi, anjuran saat berbuka puasa lebih dikhususkan untuk mengonsumsi buah-buahan manis, dan bukan makanan olahan manis seperti sirup dan sebagainya.

Baca juga: PROMO Menu Buka Puasa Ramadan 2022 di Dunkin Donuts hingga Chatime, Ada Gratis Minuman Dingin

Baca juga: Lebih Baik Minum Air Es atau Air Hangat untuk Buka Puasa Ramadan? Begini Saran Spesialis Kesehatan

Berbuka dengan yang manis dari sisi kesehatan

Menilik dari sisi kesehatan, berbuka puasa dengan sesuatu yang manis memang diperlukan tubuh.

Hal tersebut dibenarkan oleh dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Jakarta Selatan, Inge Permadhi.

“Perlu, perlu banget. Karena pada saat itu kadar gula darah sudah sangat rendah,” terang Inge kepada Kompas.com, Kamis (7/4/2022).

Inge menjelaskan, kadar gula darah akan rendah setelah 13-14 jam berpuasa.

Oleh karena itu, perlu sesuatu yang manis untuk mendongkrak kadar gula darah agar normal kembali.

Namun ia mengingatkan, pilihan makanan atau minuman manis tentu harus dipilih dengan baik.

Baca juga: Arti Godin dan Mokel Bahasa Gaul di Bulan Ramadan, Populer di Kalangan Anak Muda Sunda & Jatim

Baca juga: Arti Kata Bukber Sudah Ada di KBBI, Bahasa Gaul Lintas Usia yang Populer di Bulan Ramadan

Ilustrasi - Jadwal buka puasa di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik untuk hari ini, Minggu (3/4/2022).
Ilustrasi - Buka puasa Ramadan. (freepik)

Konsumsi yang manis memang diperlukan untuk menaikkan kadar gula darah, tapi menurut Inge, harus dari sesuatu yang sehat.

“Sesuatu yang memang perlu dapat segera meningkatkan kadar gula darah tetapi dari sesuatu yang sehat. Karena mengonsumsi gula-gulaan itu memang ada batasnya,” katanya lagi.

Dirinya menambahkan, batas konsumsi gula agar tubuh tetap sehat adalah maksimal 5 persen dari kebutuhan kalori dalam sehari.

“Jadi, misalnya kurma, oke. Tapi jangan juga kebanyakan karena kurma kan juga manis sekali, dia dengan cepat akan menaikkan kadar gula darah,” paparnya.

Jus buah yang benar-benar dari buah dan tidak ditambah gula juga dapat menjadi pilihan sehat untuk menaikkan kadar gula darah tanpa khawatir akan membawa pengaruh buruk bagi kesehatan.

“Jus buah itu sesuatu yang baik ya, yang berasal dari buah-buahan, yang sehat, tidak ditambah lagi gula. Itu sesuatu yang alamiah dan baik untuk kesehatan,” tambah Inge menyarankan.

Imbangi konsumsi makanan bergizi seimbang

Usai berbuka puasa dengan yang manis, kadar gula darah yang semula rendah akan kembali normal.

Jika dalam satu malam terus-terusan mengonsumsi makanan manis dan tidak banyak beraktivitas, tentu akan menumpuk dalam bentuk lemak di tubuh dan menyebabkan gemuk.

Oleh karena itu, Inge mengatakan, perlu juga imbangi dengan makanan yang sehat dan bergizi seimbang.

“Jadi yang sebenarnya perlu adalah makannya itu yang harus baik, supaya kesehatan dan imunitas kita tidak terganggu. (Makan) makanan yang disebut bergizi seimbang,” papar Inge.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menyelisik Arti “Berbukalah dengan yang Manis

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved