Berita Blitar
Sebar Hoaks soal Kasus Begal, 2 Warga Blitar Langsung Beri Klarifikasi, Polisi Awasi Perilaku Pelaku
Satreskrim Polres Blitar Kota menangkap dua penyebar berita bohong (hoaks) soal kejadian begal atau pembacokan di utara Makam Bung Karno Kota Blitar
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Satreskrim Polres Blitar Kota menangkap dua penyebar berita bohong (hoaks) soal kejadian begal atau pembacokan di utara Makam Bung Karno Kota Blitar.
Dua pelaku penyebar berita hoaks soal kejadian begal, yaitu, Indra Wahyu (29) warga Sutojayan Kabupaten Blitar dan AB (18), pelajar asal Wlingi Kabupaten Blitar.
Polisi hanya melakukan pembinaan terhadap kedua pelaku.
"Dengan pertimbangan asas manfaat dan asas kemanusiaan, kami hanya melakukan pembinaan kepada kedua pelaku," kata Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Momon Suwito Pratomo, Rabu (20/4/2022).
Baca juga: Sedang Bantu di Rumah Saudara, Warga Jember Terperosok ke Sumur, Petugas Langsung Gercep
Momon mengatakan polisi juga meminta kedua pelaku menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya.
"Selama dalam pembinaan, kami akan mengawasi perilaku kedua pelaku," ujarnya.
Momon menjelaskan, berita bohong soal kejadian begal di utara Makam Bung Karno kali pertama diunggah oleh Indra di grup WhatsApp (WA) komunitas motor Honda Supra pada Senin (18/4/2022) malam.
Indra mengunggah tulisan berbunyi 'infone tas enek wong dibacok nek lor Makam Blitar (infonya ada orang dibacok di utara Makam Bung Karno Blitar)' di grup WA komunitas motor Honda Supra.
Tulisan yang diunggah Indra di grup WA itu kemudian mendapat tanggapan dari anggota grup termasuk AB.
Seperti sok tahu, AB menambahi informasi dari Indra dengan mengunggah sebuah video sosok perempuan tergeletak dengan kondisi berdarah di tengah jalan.
"AB mengunggah video itu dengan menambah tulisan tanya apakah orang di video itu korban begal-nya? Padahal perempuan di video itu merupakan korban kecelakaan sudah lampau," katanya.
Dikatakan Momon, percakapan soal kejadian begal di grup WA itu kemudian di-capture lalu diunggah di salah satu grup Facebook dan viral.
"Tim patroli cyber kami mendapati informasi itu dan melakukan pengecekan. Kami mendapatkan nomor telepon dari tangkapan layar percakapan di grup WA yang diunggah di FB," ujarnya.
Dari nomor telepon itu, polisi menelusuri orang pertama yang membuat informasi bohong soal kejadian begal atau pembacokan di utara Makam Bung Karno.