Honda Brio Tertabrak Kereta di Surabaya
Terungkap Penyebab Honda Brio Tertabrak Kereta di Surabaya Tewaskan 3 Remaja, Begini Hasil Olah TKP
Penyebab kecelakaan Honda Brio tertabrak kereta api (KA) di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya,
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Terungkap penyebab kecelakaan Honda Brio tertabrak kereta api (KA) di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya, hingga menewaskan tiga orang, pada Minggu (24/4/2022) malam.
Kanit Laka Satlantas Polrestabes Surabaya Iptu Haerul Anwar mengungkapkan, penyebab kecelakaan tersebut karena faktor kelalaian manusia.
Kelalaian yang dimaksud, terletak pada kelalaian dari pihak pengemudi mobil.
Diduga pengemudi tidak konsentrasi, sehingga tidak memperhatikan adanya tanda peringatan yang disampaikan oleh pihak petugas penjaga palang pintu rel KA yang bekerja secara swadaya itu.
Hal tersebut, didasarkan pada hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Senin (25/4/2022) siang, dan pemeriksaan terhadap sejumlah orang saksi yang berada di sekitar lokasi insiden kecelakaan, sejak Minggu (24/4/2022) malam.
"Dari arah barat sebelum sampai di perlintasan itu, oleh para saksi, sudah distop dan diberitahu, kalau ada KA mau melintas. Tapi pengendara tadi mengabaikan dari masyarakat yang teriak-teriak memberi tanda kalau ada KA," katanya saat ditemui TribunJatim.com di lokasi, Senin (25/4/2022).
Baca juga: Teriakan 4 Orang ke Pengemudi Honda Brio di Surabaya Sebelum Dihantam Kereta: Gak Karu-karuan
Baca juga: Kronologi Honda Brio Tertabrak Kereta di Surabaya, Ramai Teriakan, Warga di Pos Langsung Lari
Di singgung mengenai adanya dugaan pengemudi dalam pengaruh minuman alkohol.
Haerul Anwar membantahnya, karena pihaknya tidak mendapat temuan adanya aroma menyengat dari mulut korban saat dilakukan visum dan identifikasi luar oleh tim medis.
"Tidak ada (temuan minum alkohol sebagai penyebab kecelakaan)," jelasnya.
Kemudian, menyoal terkait laju kecepatan mobil saat itu, atau sesaat sebelum dihantam KA Sancaka Jurusan Surabaya-Yogyakarta.
Haerul menduga, laju kecepatan mobil tidak terlampau cepat. Pasalnya, karakter jalan yang terbilang sempit, sehingga tidak memungkinkan melakukan manuver kecepatan tinggi saat melintas di perlintasan rel KA tersebut.
Baca juga: Tangisan Histeris Ibu Korban Tewas Laka Maut Brio Tertabrak Kereta Api, Teman Singgung Soal Firasat
Dan, kecelakaan tersebut diduga kuat karena pihak pengemudi mobil abai dengan peringatan tanda kehadiran KA, yang telah disampaikan oleh petugas penjaga perlintasan rel KA swadaya.
"Kalau perkiraan tidak mungkin cepat. Kenapa, karena jalan juga sempit, dia pasti pelan pelan cuma dia abai dengan teriakan masyarakat yang jaga sukarelawan itu, jadi mengabaikan," pungkasnya.
Sebelumnya, penjaga perlintasan KA swadaya Sukarno (47) menerangkan, insiden tersebut terjadi sekitar 23.00 WIB.
Saat itu, kendaraan Honda Brio bernopol L-1120-QC melaju dari arah barat menuju ke timur.
Atau dapat disebut melaju dari arah jembatan bentang layang tol Kebonsari menuju ke kawasan Injoko.
Saat KA Sancaka Jurusan Surabaya-Bandung melintas dari arah utara ke selatan. Sukarno mengaku telah melakukan mekanisme pemberian tanda berhenti kepada setiap kendaraan yang akan melintas, dari arah barat ataupun timur.
Terbukti, dari arah timur atau disebut arah dari Injoko, terdapat tiga pengendara motor yang berhenti untuk mematuhi petunjuk instruksi tanda berhenti darinya, menggunakan tongkat menyala berwarna merah.
Tapi, hal serupa malah tidak digubris oleh pengendara mobil Honda Brio berisi tiga orang tersebut.
Sukarno menyebutkan, mobil tersebut malah melaju dengan kencang seperti tidak mengindahkan sama sekali petunjuk tanda berhenti yang dilakukannya.
"Dari timur ada motor 3, kalau gak salah. Motor sudah berhenti. Ada mobil satu dari arah barat, jalan terus. Saya stop masih jalan terus, gak mau berhenti," ujarnya pada awak media di lokasi, Senin (25/4/2022) dini hari.
Entah apa penyebabnya. Sukarno juga telah meneriaki pengemudi mobil tersebut.
Bahkan upaya yang dilakukan pria berkaca mata itu, juga diikuti oleh empat orang warga yang ikut nongkrong berjaga bersama dirinya di bahu jalan perlintasan rel KA tersebut.
"Sudah saya teriaki. Bengok-bengok orang 4 sudah bengok gak karu-karuan. Kan ada orang cangkruk di sini. Sudah saya stop. Enggak sempat berhenti. Langsung jalan terus, enggak mau berhenti," jelasnya.