Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Hasil Labfor Insiden Kebakaran Tunjungan Plaza Surabaya Rampung, Terungkap Pemicu Munculnya Api

Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim telah merampungkan hasil laboratorium atas penyebab kebakaran Gedung Tunjungan Plaza Surabaya, yang ter

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Istimewa/TribunJatim.com
Terjadi kebakaran di Tunjungan Plaza Surabaya, Rabu (13/4/2022). 
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim telah merampungkan hasil laboratorium atas penyebab kebakaran Gedung Tunjungan Plaza Surabaya, yang terjadi pada Rabu (14/4/2022) kemarin. 
Hasilnya, sumber api pemicu kebakaran berasal dari akumulasi panas (Heat Accumulation) selama terjadinya hubung longgar listrik (Loose Contact) pada salah satu terminal kabel lampu penerangan. 
Terminal kabel lampu penerangan yang mengalami loose contact tersebut, terdapat di plafon teras bioskop yang berada di lantai 10 gedung tersebut.
Akibat loose contact tersebut, menyebabkan komponen pada terminal lampu pada plafon, meleleh dan membakar isolasi kabel. Percikan api yang muncul, kemudian makin membesar setelah mengenai media bahan mudah terbakar seperti plastik, kayu, kertas di sekitar area plafon bangunan tersebut. 
Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo mengungkapkan, loose contact itu terjadi pada sebuah sekrup terminal lampu penerangan. 
"Di sekrup terminal lampu. Biasanya kan dipasang di terminal lalu dikencengi (dikunci) pakai sekrup," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Selasa (26/4/2022). 
Di singgung mengenai ada atau tidaknya unsur kesengajaan atas pemicu kebakaran yang telah ditemukan oleh pihak Labfor Polda Jatim. 
Sodiq enggan mengungkapkannya, karena hal tersebut merupakan kewenangan pihak penyidik yang menangani kasus tersebut; dalam hal ini Polrestabes Surabaya. 
Namun, hasil labfor tersebut sudah dilaporkannya ke pihak Satreskrim Polrestabes Surabaya, ataupun Bidang Humas Polda Jatim. 
"Itu ranahnya penyidik. Perlu pendalaman penyidik," jelasnya. 
Sebagai edukasi, Sodiq menerangkan, penyebutan istilah korsleting listrik memang sudah lumrah menjadi perbendaharaan kata bagi masyarakat umum, manakala mendapati adanya sebuah insiden kebakaran. 
Padahal, ada tiga macam penyebab korsleting listrik yang berpotensi menjadi pemicu awal kebakaran. Diantaranya sebagai berikut, 
Pertama, Overload
Korsleting listrik akibat Overload, lebih mungkin disebabkan oleh kapasitas kabelnya tidak mampu menahan laju arus listrik.
Sehingga terjadi panas pada kabel, kemudian lapisa pembungkus kabel tersebut meleleh dan mengenai benda-benda berbahan mudah terbakar di dekatnya. 
Kedua, Kebocoran Arus Listrik
Korsleting yang disebabkan oleh kebocoran arus listrik itu, lebih mungkin terjadi ketika terdapat kabel yang saling bersebelahan, terkena air, atau kondisi lapisan pembungkusnya terbuka.
"Itu enggak nempel, tapi bisa jadi keluar percikan," ungkapnya. 
Ketiga, Loose Contact
Korsleting yang disebabkan oleh loose contact, ternyata lebih mungkin terjadi saat seseorang sedang mencabut sebuah colokan yang kondisi lubangnya longgar. 
Biasanya, lanjut Sodiq, kondisi colokan seperti itu, dapat memicu percikan listrik yang berpotensi memicu kebakaran. 
"Kalau ini seringnya, jika anda saat mencopot colokan longgar. Akan muncul percikan. Nah yang terjadi sekarang (kasus kebakaran TP), hubung longgar (loose contact), di terminal arah lampu," terangnya. 
Oleh karena itu, Sodiq mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kualitas perkakas perangkat kelistrikan yang digunakan di bangunan tempat tinggalnya. 
Yakni, pertama, masyarakat diimbau untuk menggunakan alat kelistrikan yang memiliki kualitas baik atau berstandar SNI. 
Kedua, masyarakat dimbau untuk tidak menggunakan colokan secara bertumpuk-bertumpuk untuk menyalurkan sistem kelistrikan di bangunan rumah atau tempat bekerjanya. 
Ketiga, manakala didapati adanya gejala awal korsleting listrik. Masyarakat segera mematikan sumber arus utama penyuplai listrik pada bangunan tersebut. 
Sebelum kemudian dilakukan intervensi penanganan tanggal darurat selanjutnya. Seperti menyemprot dengan alat pemadam api ringan (APAR) jenis bubuk, atau dengan air melalui hydrant. 
"Tanggap darurat kalau ada insiden, ya di off kan dulu listrik yang depan. Iya sumber listrik sikring dimatikan," pungkasnya. 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved