Berita Surabaya
Tutik Susilowati, Sosok Guru “Mualim” yang Amanah dan Fathonah: Perempuan Madrasah Bagi Anak-anaknya
Berbicara tentang pendidikan, perempuan memang tidak bisa lepas dari dunia pendidikan karena ia merupakan madrasah bagi anak-anaknya.
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Ficca Ayu Saraswaty
Pembiasaan Karakter Islami 4S (Senyum, Salam, Sapa, dan Santun)
Setiap pagi ada salam pagi atau morning greeting di mana para guru menyambut siswa, menebarkan salam dan saling mendoakan kesejahteraan serta keselamatan anak-anak. Selanjutnya, agenda dhuha pagi, membacakan Asmaul Husna, melakukan ikrar atau memperbarui syahadat, dan doa pagi.
“Agenda pagi murid yakni ke kelas bersama wali kelas, mengaji bersama wali kelas, memberikan tausiah kepada teman-teman dan guru, lalu siswa lainnya mendengarkan dan memberikan kesimpulan atau umpan balik. Setelah itu pembelajaran normal sampai dhuhur. Dilanjutkan dengan hafalan Juz Amma, setor hafalan ke guru-guru baru kemudian makan siang, dan pelajaran lagi seperti biasa.
Sore hari dibiasakan giat literasi, sebelum pulang baca sekira 15 menit dan yang dibaca bukan buku pelajaran. Kami ada library corner yang diisi buku oleh siswa sendiri dan koleksi perpustakaan yang tiap minggu kami rotasi buku-bukunya. Dari hasil literasi tersebut, anak-anak punya bibliografi, isinya daftar buku yang sudah mereka baca.” imbuhnya.
Baca juga: 8 Perempuan Inspiratif Bicara Soal Break The Bias Konjen AS, Patahkan Stereotip dan Diskriminasi
Pawai Ramadan hingga Kebiasaan Infaq

Dalam menyambut bulan suci Ramadan 2022, guru-guru di Al Falah menerapkan program sebelum dan selama Ramadan yang menarik sehingga menyedot antusias para murid.
“Sebelum puasa kami ada Tarhib Ramadan, pembekalan kepada anak-anak tentang makna puasa, menyiapkan diri bagaimana jalannya puasa agar ibadah puasa diterima Allah SWT sehingga pada akhirnya bisa menjadi orang-orang yang bertakwa.” ungkap Usie.
Ada pula kegiatan pawai Ramadan yang sangat ditunggu masyarakat. Usie menuturkan kalau hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar harmonis. Tiap Ramadan diadakan pawai dengan slogan-slogan semangat menyambut Ramadan yang dibuat oleh anak-anak dan dilombakan di tiap kelas. Selain itu, anak-anak juga diajarkan untuk berbagi, menabung atau infaq setiap hari, dan disedekahkan ketika Ramadan melalui pawai Ramadan, bakti sosial, serta berbagi takjil.
“Kami adakan pawai Ramadan dan berbagi dengan masyarakat sekitar. Berbagi takjil di masjid-masjid sekitar sekolah, bakti sosial dengan masyarakat kurang mampu, dan doa bersama di panti asuhan,” tuturnya.
Sedangkan, kegiatan buka bersama belum bisa dilaksanakan. Anak-anak ada satu hari ngabuburit dengan cara mengaji di kegiatan Pondok Ramadan hingga menjelang Ashar, lalu makanan berbukanya akan dibawakan pulang ke rumah. Kegiatan Pondok Ramadan tersebut berisikan ilmu pentingnya puasa, zakat, amalan-amalan puasa, hingga tata cara salat Idulfitri.
“Anak-anak juga membuat kolase kegiatan Ramadan dan dikasih caption yang ditulis di buku yang akhirnya dikumpulkan dan dilombakan. Ada pula lomba infaq Ramadan, membuat celengan 3D, dan selama Ramadan menabung setiap hari di kelas masing-masing. Untuk tarawih dilakukan sendiri di masjid. Kami ajak anak-anak membuat buku Ramadan, isinya menceritakan aktivitas selama Ramadan dari Subuh sampai Isya yang berupa Google Form. Kemudian, wali kelas akan merekapitulasi dan diberikan hadiah di akhir bulannya, bisa berupa buku, piala, headset, atau mukenah,” tutupnya.
Sebagai informasi, Tutik Susilowati memulai perjalanan kariernya sebagai Dewan Riset Daerah di Jawa Tengah pada tahun 1999. Kemudian, ia melanjutkan karier dengan bekerja di bank swasta di Semarang (2000). Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Sekolah dan Wakil Direktur Lembaga Pendidikan Al Falah Surabaya (2002 – sekarang).
(TribunJatim.com/Ficca Ayu Saraswaty)