Berita Surabaya
Kasus Diduga Hepatitis Akut Misterius, Bayi 10 Bulan Dirawat Intensif di RSUD Dr Soetomo
RSUD Dr Soetomo menginvestigasi seorang bayi berumur 10 bulan, yang diduga terjangkit hepatitis akut misterius di Surabaya. Saat ini pasien tersebut s
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - RSUD Dr Soetomo menginvestigasi seorang bayi berumur 10 bulan, yang diduga terjangkit hepatitis akut misterius di Surabaya. Saat ini pasien tersebut sedang dalam perawatan intensif.
Hal tersebut diungkap oleh Dokter Spesialis Hepatitis, sekaligus Staf Gastrohepatologi anak FK Unair dan RSUD dr. Soetomo, dr. Bagus Setyoboedi, dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (6/5/2022).
"Kami awasi serta ikuti terus perkembangannya. Kami cari persoalannya seperti apa," ujarnya.
Sejauh ini, lanjut dr Bagoes, gejala yang dialami pasien itu belum mengarah ke hepatitis akut misterius. Kondisinya juga mulai membaik.
"Tidak ada gangguan kesadaran, kelihatannya masalahnya di saluran empedunya," beber dia.
"Anak ini ditempatkan di ruang khusus isolasi. Apapun kami lakukan untuk tidak merebak kemana mana," imbuhnya.
Baca juga: Waspada Hepatitis Akut Misterius, Dinkes Kota Malang Imbau Warga Lakukan Ini
Baca juga: Cegah Hepatitis Akut, Kadinkes Jatim Minta Masyarakat Tak Berenang di Kolam Renang Umum
Pada kesempatan yang sama Hepatitis Akut bukanlah hal yang baru. Penyebabnya banyak sekali, bisa bakteri, virus, obat, autoimun, atau kondisi sistemik.
"Yang umum ada di masyarakat adalah suatu bentuk hepatitis akut disebabkan oleh virus dan biasanya dialami oleh anak anak kebanyakan gejalanya ringan bahkan tidak ada gejala," tuturnya.
"Yang jadi masalah memang pada kasus ini meski cuma sebagian kecil Hepatitis Akut Berat bisa menyebabkan kegagalan hati. Ini yang berbahaya kalau di luar negeri bisa dilakukan transplantasi hati."
"Di sini masih belum kesana. Kenapa menjadi masalah mendunia setelah dikaji tidak ada satupun yang positif A B C D E masih dikaji," lanjutnya.
Dirinya berpesan kepada masyarakat agar tidak panik, namun tetap waspada serta menyikapinya dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
"PHBS penting mencegah penularan. Jangan panik dan tidak boleh lengah. Dengan sesering mungkin cuci tangan," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com