Hadiri Halal Bihalal Agen BRILink di Surabaya, Menteri BUMN Dukung Pertumbuhan Agen dan Transaksi
Hadiri acara halal bihalal agen BRILink di Surabaya, Menteri BUMN Erick Thohir mendukung pertumbuhan jumlah agen dan transaksi.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sri Handi Lestari
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir hadir dalam kegiatan halal bihalal agen BRILink di Jawa Timur yang digelar di Balai Pemuda Surabaya, Sabtu (14/5/2022).
Dalam acara tersebut, juga diluncurkan aplikasi BRILinkers, yaitu aplikasi paguyuban agen dengan berbagai fitur pendukungnya.
Erick Thohir mengatakan, kehadiran agen BRILink sangat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Mengingat para agen BRILink ini yang saya dengar tidak hanya melayani kegiatan perbankan tanpa kantor, tapi juga ada kegiatan usaha lainnya. Dan itu berhasil memberi kontribusi yang besar pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia," kata Erick Thohir, di depan sekitar 500 agen yang hadir langsung dalam acara tersebut.
Apalagi, dengan usaha para agen ini, bisa berkembang dan naik kelas dengan mendapatkan pinjaman modal melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.
Agen BRILink merupakan perluasan layanan perbankan tanpa kantor yang diinisiasi oleh bank BRI. Dapat melayani transaksi perbankan bagi masyarakat secara real time online menggunakan fitur EDC mini ATM BRI atau BRILink Mobile.
Tercatat saat ini jumlah agen BRILink di Indonesia mencapai 500.000 agen. Selanjutnya hingga akhir tahun 2022 ini ditarget bisa mencapai 600.000 agen. Erick mendukung target tersebut, mengingat secara nasional pembiayaan usaha sektor kecil dan menengah di Indonesia masih 20 persen. Sementara di negara lainnya, sudah bisa mencapai 50 persen.
"Nah ini menunjukkan peluang yang masih besar untuk meningkatkan pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah, sehingga bisa meningkat dan memberi kontribusi yang besar juga kepada ekonomi Indonesia," beber Erick Thohir.
Sementara itu, kehadiran agen BRILink juga sejalan dengan usaha BRI mendukung pencapaian target 90 persen inklusi keuangan yang diusung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain target penambahan agen BRILink yang dalam kegiatan tersebut, mendapat sebutan baru menjadi BRILinkers, BRI juga menargetkan kenaikan KUR Rp 70 triliun, yang awalnya Rp 190 triliun menjadi Rp 260 triliun.
Upaya itu, menurut Erick sejalan dengan pemerintah yang terus mendorong pendanaan kepada perbankan dari 20 persen ke 30 persen.
"Dengan dorongan pendanaan itu, membuktikan bahwa BUMN bukan konglomerasi, yang berdiri seperti Menara Gading, melainkan ikut mendorong perekonomian kerakyatan," ujar Erick.
Dirinya berpesan, untuk para BRILinkers, agar terus belajar untuk melek digital, melek teknologi, tidak cepat berpuas diri, serta harus terbuka terhadap perubahan.
"Semoga BRILinkers bisa jadi ujung tombak pembangunan dan UMKM Indonesia,” pungkas Erick.