Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kecelakaan Maut Bus di Tol Sumo

KNKT Bongkar Penyebab Kecelakaan Maut Bus di Tol Sumo, Sopir Sempat Tidur Pulas saat Mengemudi

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga kuat sopir bus PO Ardiansyah yang terlibat kecelakaan maut di jalan tol Surabaya-Mojokerto

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Januar
TRIBUNJATIM/LUHUR PAMBUDI
Kondisi bangkai bus yang terlibat kecelakaan maut di Tol Sumo, Selasa (17/5/2022). 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, M Romadoni

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga kuat sopir bus PO Ardiansyah yang terlibat kecelakaan maut di Tol Surabaya-Mojokerto sempat tertidur pulas (Deep Sleep) saat mengemudikan kendaraannya.

Peristiwa kecelakaan bus mengakibatkan 14 korban meninggal dan 19 orang mengalami luka-luka.

Ketua Sub Komite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan (53) mengatakan berdasarkan hasil investigasi ditemukan indikasi sopir bus tertidur saat mengemudi kendaraan.

"Kita merangkai sebuah hipotesa hasilnya pengemudi bus capek sehingga performa menurun dan melihat jejak di lokasi kejadian memang tidak ditemukan bekas pengereman, artinya ini bukan soal kendaraan tapi ini pada Human (Manusia)," jelasnya saat ditemui di Mapolres Mojokerto Kota, Rabu (18/5/2022).

Baca juga: Penampakan Sosok Sopir Bus yang Sebabkan Kecelakaan Maut di Tol Sumo, Kaki Terlilit Perban

Menurut dia, sopir bus lelah dilihat dari perjalanan di mana rombongan wisata berangkat dari Surabaya, pada Sabtu (14/5/2022) sekitar pukul 20.00 WIB. Dan setibanya dari Malioboro Yogyakarta pulang pada Senin pagi, (16/5/2022).

Pihaknya juga mengkonfrontir sopir bus yang bersangkutan di Mapolres Mojokerto Kota dan memadukan jejak di lokasi kejadian tidak ada bekas pengereman.

"Sebenarnya bukan Micro Sleeep ini bisa jadi Deep-Sleeep dia (Sopir) jadi tertidur sehingga ketika kendaraan menabrak Guardrail dan segala macam sampai menabrak batu pondasi VMS hingga ban pecah dia tidak kerasa, jadi benar-benar pulas," ungkapnya.

Kenapa dikatakan Deepsleep? Wildan menjelaskan karena kendaraan bus sempat bergesekan dengan bagian Guardrail sekitar 100 meter dan bus menabrak VMS hingga ban robek namun saat itu sopir tidak sadar.

"Tidur dalam persekian detik itu Micro Sleep dan terbangun tapi ini Deepsleep kenapa? karena hampir dua menit. Artinya, Guardrail sudah bekerja tapi orangnya (Sopir) tidak sadar-sadar dan baru sadar ketika kendaraan bus menabrak VMS setelah terjadi kecelakaan, itu pengakuan dia (Sopir) kehilangan kesadaran (Tidur) selama sekitar dua menit sebelum kecelakaan," bebernya.

Ade Firmansyah yang mengemudikan bus saat kecelakaan bukan pengemudi asli melainkan kernet dari 2013 yang bisa mengemudikan bus namun belum punya Surat Izin Mengemudi (SIM).

"Dia (Sopir) sudah bisa mengemudikan bus sejak tahun 2018 tapi tidak memiliki SIM," terangnya.

Ditambahkan kecepatan bus kendaraan rata-rata yang diperoleh dari pantauan kamera CCTV jalan tol perjalanan dari Saradan, Jombang, Mojokerto melaju dalam kecepatan normal.

"Kecepatan kendaraan normal tidak ada pelanggaran masih di bawah 100 kilometer per jam," ucap Wildan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved