Berita Lamongan
Kasus PMK Meluas di Lamongan, Kini Mewabah hingga ke 15 Kecamatan, 433 Hewan Ternak Terjangkit
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Lamongan semakin tidak terkendali.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Lamongan semakin tidak terkendali.
Dari sebelumnya ada di 2 kecamatan, berkembang di 5 kecamatan, bertambah lagi menjadi 8 kecamatan dan 11 kecamatan, kini meluas di 15 kecamatan.
Yang didapat Surya.co.id (Tribunjatim Network) berdasarkan data update terakhir dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan per tanggal 20 Mei 2022.
Diketahui bahwa dari sebaran wilayah penularan PMK yang ada, kini telah merambah ke 15 kecamatan di Lamongan, meliputi Kecamatan Tikung, Kembangbahu, Sarirejo, Turi, Mantub, dan Ngimbang.
Kemudian juga Kecamatan Sugio, Lamongan, Modo, Paciran, Sambeng, Solokuro, Babat, Sukorame, serta Sukodadi. Dari total populasi ternak yang berjumlah 622, terdapat 433 yang telah terjangkit.
Baca juga: Cegah PMK, Peternak di Gresik Beri Ramuan Khusus untuk Sapi-sapinya: Sudah dari Mbah-mbah Dulu
Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan data sebelumnya per tanggal 16 Mei 2022.
Saat itu ada 186 ternak terjangkit, yang mana 73 di antaranya sembuh dan 6 mati. Selain itu, penularan pun tersebar ke 11 Kecamatan di Lamongan.
"Iya, ternak di Lamongan yang tertular PMK meningkat, ada tambahan di 4 kecamatan, yakni Solokuro, Babat, Sukorame, dan Sukodadi. Dari 622 populasi, ada 433 ternak yang tertular," ujar Kadis Kominfo Lamongan, Sugeng Widodo kepada Surya.co.id, Sabtu (21/5/2022).
Menurut Sugeng, meski angka penularan di Lamongan terjadi lonjakan, namun angka kesembuhan juga meningkat. Dari sebelumnya ada 73 ternak yang sembuh, saat ini tercatat ada 86 ternak yang sembuh.
"Dari 433 ternak yang terserang PMK, 86 di antaranya sembuh, 6 mati, 32 dijual, dan 4 dipotong paksa. Jadi hari ini masih ada 305 ternak yang masih sakit. Yang masih sakit itu, paling banyak ada di Kecamatan Tikung," ungkapnya.
Baca juga: Sapi Warga Lumajang Mati Akibat PMK, Peternak: Baru Kemarin Disuntik dan Didatangi Bupati
Dengan naiknya angka kesembuhan itu, Sugeng menyebut, kasus PMK ini masih relatif terkendali. Bahkan, tambahnya, sapi-sapi yang sebelumnya mengalami pengurangan nafsu makan dan tidak bisa berdiri, saat ini sudah mulai membaik.
Terkait meningkatnya wabah PMK yang menyerang ternak ini, Sugeng mengatakan, hal ini disinyalir karena penularan PMK ini terbilang sangat mudah.
"Karena penularannya sangat mudah, bisa airborne. Oleh sebab itu, deteksi dini sangatlah penting," katanya.
Sugeng memastikan, bahwa Pemkab Lamongan bersama instansi terkait lainnya terus melakukan langkah-langkah pencegahan dan upaya penanganan terhadap wabah PMK di Lamongan.
Adapun langkah-langkah itu, mulai dari penutupan pasar hewan, penyemprotan desinfektan di lingkungan RPH, kandang ternak dan kendaraan pengangkut, pengobatan ternak yang terjangkit dan bergejala, pemberian vaksin, hingga membuat posko.
Baca juga: Virus PMK Mewabah, Permintaan dan Harga Sapi serta Kambing di Madiun Malah Anjlok Jelang Idul Adha
"Berbagai upaya terus kita lakukan. Bahkan juga dilakukan pembinaan dan penyuluhan kepada para peternak atau pemilik hewan, " ungkapnya.
Ia berharap, jika ada yang menunjukkan gejala ternak mulai sakit, maka untuk segera melapor agar bisa cepat ditangani sebelum terlambat.
Seperti diberitakan sebelumnya, penularan PMK di Lamongan ini diduga bermula saat peternak Lamongan membeli seekor sapi di pasar sapi yang lebih dulu terdeteksi PMK, yakni Balongpanggang, Gresik, sejak 28 April 2022 lalu.
Saat itu baru ada 2 kecamatan, kemudian terus bertambah ke sejumlah kecamatan lainnya, hingga sekarang tembus di 15 kecamatan
Di antaranya, Kecamatan Tikung, Sarirejo, Mantup dan Turi. Tak berselang lama, sekitar seminggu kemudian, sebaran PMK bertambah menjadi tujuh kecamatan, dengan tambahan Kecamatan Kembangbahu, Sugio dan Ngimbang.
Kemudian berlanjut menjadi 11 kecamatan, dengan tambahan Kecamatan Sambeng, Modo, Paciran dan Lamongan. Terkini, penyebaran PMK bertambah menjadi 15 Kecamatan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com