Kecelakaan Maut Bus di Tol Sumo
5 Tahun Bekerja, Ayah Sopir Bus Maut Tol Sumo Tak Tahu Pasti Kapan Anaknya Mahir Menyetir Mobil
Ade Firmansyah sopir cadangan bus maut di Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo), KM 712.400/A, hingga menewaskan 16 orang, yang berstatus tersangka, sudah bek
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Ade Firmansyah sopir cadangan bus maut di Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo), KM 712.400/A, hingga menewaskan 16 orang, yang berstatus tersangka, sudah bekerja di PO Ardiansyah itu sejak lima tahun lalu.
Hal itu disampaikan langsung oleh ayahanda Ade Firmansyah, bernama Supri, saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya kawasan Kelurahan Sememi, Benowo, Surabaya.
"Kalau dia sudah 5 tahunan (kisaran 2018)," ujar pria kaus cokelat itu, Minggu (22/5/2022).
Supri mengatakan, pihaknya tidak mengetahui persis kapan anaknya itu memiliki kemampuan mengemudikan kendaraan roda empat.
Ia juga tidak pernah mengajari sang anak. Supri menduga, anaknya itu memperoleh kemampuan tersebut dari proses belajar bersama teman sepermainannya.
Baca juga: Keluarga Sopir Bus Maut di Tol Sumo Beri Tanggapan Soal Anaknya Konsumsi Sabu dan Miras
"Dia ini punya sendiri, udah sama temannya atau gimana saya engga tahu, dia punya keterampilan," katanya.
Mengenai Surat Izin Mengemudi (SIM). Supri mengakui, anaknya itu hanya memiliki SIM C atau untuk mengemudikan kendaraan motor.
Sedangkan, SIM B untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan dengan berat lebih dari 3.500 kg, Ade tidak memilikinya.
"SIM punya, tapi SIM motor, iya. Tapi SIM mobil, enggak ada," pungkasnya.
Sekadar diketahui, insiden kecelakaan tunggal itu terjadi sekitar pukul 06.15 WIB, pada Senin (16/5/2022).
Baca juga: Tanggapan Keluarga Sopir Bus Maut di Tol Sumo soal Proses Hukum Anaknya Jadi Tersangka
Bus tersebut mengangkut 32 orang penumpang warga Benowo, Pakal, Surabaya, yang bertamasya ke destinasi wisata Dieng, Wonosobo, Jateng, dengan jadwal keberangkatan pada Sabtu (14/5/2022).
Setelah merampungkan agenda wisata tersebut. Rombongan bus tersebut kemudian melakukan perjalanan pulang pada Minggu (15/5/2022) malam.
Setelah berhenti di Rest Area Tol Saradan-Madiun, KM 626/A, bus tersebut melanjutkan perjalanan kembali.
Setibanya di KM 712.400, bus dikabarkan menghantam tiang penyangga papan reklame di bahu kiri jalan.
Hingga Minggu (22/5/2022), korban tewas berjumlah 16 orang. 13 orang tewas di tempat kejadian, tiga orang lainnya, tewas saat menjalani perawatan di RS.
Baca juga: KNKT Ungkap Penyebab Kecelakaan Maut Bus di Tol Sumo, Soroti Jam Kerja Sopir: Di Luar Batas Manusia
Hasil penyelidikan dan penyidik yang dilakukan oleh Unit Kecelakaan Satlantas Polres Mojokerto Kota, Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim, dan Tim TAA Korlantas Mabes Polri, menyebut kecelakaan itu disebabkan karena sopir cadangan, Ade Firmansyah, diduga mengemudikan bus dalam keadaan mengantuk.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan. Sopir cadangan itu, ternyata terbukti mengonsumsi zat adiktif narkotika jenis sabu. Hal itu didasari oleh hasil tes urine dan tes sampel darah.
Tak hanya itu. Ternyata Ade Firmansyah tidak memiliki lisensi mengemudi; Surat Izin Mengemudi (SIM).
Ade Firmansyah, merupakan sopir pengganti atau cadangan dari sopir utama bus tersebut yang bernama Ahmad Ari.
Pergantian awak sopir tersebut, ternyata dilakukan saat berada di Rest Area Saradan Madiun KM 626.
Sebelum akhirnya, bus tersebut menghantam tiang papan reklame di bahu kiri jalan Tol Surabaya-Mojokerto, KM 712.400.
Proses pergantian sopir tersebut, ternyata inisiatif sepihak dari Ade Firmansyah yang merasa iba melihat temannya sopir utama; Ahmad Ari kelelahan hingga tertidur pulas di bagasi bus.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com