Sambangi Magetan, Ketua PKS Jatim Minta Pengurus dan Aleg Ajak Tokoh Masyarakat Berjuang Bersama

TRIBUNJATIM.COM, MAGETAN - Di momen Syawal ini, Ketua DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan sambangi Magetan untuk menghadiri  halal bihalal Pengurus dan Aleg se-BPD 7, Minggu (22/5/2022). 

Dalam kegiatan itu, Ketua DPW PKS Jatim menitipkan pesan agar pengurus PKS dan aleg PKS ajak tokoh berbagai kalangan berjuang bersama PKS untuk melayani rakyat agar PKS semakin dicintai rakyat.

Hadir Agus Cahyono, pengurus DPP BPW Jatijaya, Nur Wahyudi, Ketua BPD 7 PKS Jatim, serta pengurus DPTD PKS dan Aleg PKS Kab Trenggalek, Pacitan, Ponorogo, Magetan dan Ngawi. 

Baca juga: Tersedia 1.776 Lowongan Kerja, Pelamar Membludak Padati May Day Job Fair 2022 di Alun-alun Sidoarjo

Dalam sambutannya, Irwan memberi apresiasi untuk BPD 7 yang mempunyai anggota DPRD kabupaten/kota terbanyak dari 11 BPD yang ada. 

"Ada 20 aleg di BPD 7. Ini BPD terbanyak alegnya, alhamdulillah," ujarnya. 

Meski demikian, Irwan meminta seluruh pengurus dan aleg PKS di 5 daerah itu untuk tidak leyeh-leyeh dan terus bekerja keras melayani dan membela rakyat agar semakin mendapatkan kepercayaan publik. 

Ia menyampaikan baik secara nasional maupun Jawa Timur, hasil survey dari 4 lembaga survey yang berbeda menampilkan data yang menggembirakan. 

Menurutnya, kepercayaan publik kepada PKS semakin tinggi, meningkat dua kali lipat lebih dari hasil survey pada 2019 lalu. 

"Namun, pekerjaan kita masih banyak, kerja-kerja keras harus semakin ditingkatkan, pelayanan kepada rakyat harus terus dimasifkan. Ndak boleh leyeh-leyeh," katanya. 

Jika kepercayaan publik semakin besar, rakyat akan menitipkan berbagai aspirasinya untuk diperjuangkan melalui PKS. 

Karenanya, pria 46 tahun itu berpesan agar peserta yang hadir mewakili daerahnya untuk terus meningkatkan semangat transformasi agar mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada yang juga diartikan sebagai kemampuan untuk adaptasi dengan teknologi yang ada. 

Anggota, pengurus dan anggota legeslatif dari PKS, Irwan meminta, tidak boleh gagap teknologi atau gaptek.

"Ini tantangan di era digital. Kita punya pesan yang bagus. Karenanya pemilihan medium penyampaiannya juga harus tepat, khususnya untuk para milenial," kata pria yang pernah menjadi anggota DPRD Jawa Timur selama dua periode ini. 

Pesan kedua setelah transformasi adalah kolaborasi. Ia menegaskan, kolaborasi yang digaungkan bukan sekadar teoritis. Namun dipraktikkan hingga di struktur paling bawah, yaitu di level ranting yang ada di desa. 

"Bentuknya silaturahim atau sowan kepada para ulama, kiai, habaib, juga tokoh masyarakat," jelasnya.