Berita Kota Malang
Zerolim Gencarkan Pengolahan Minyak Goreng Jelantah, Tekan Pencemaran Lingkungan di Malang
Zerolim terus menggencarkan pengolahan minyak goreng jelantah untuk menekan potensi pencemaran lingkungan di Malang.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Jelantah minyak goreng atau minyak jelantah yang sering dibuang begitu saja tanpa pengelolaan yang baik, dapat menjadi potensi terjadinya pencemaran lingkungan.
Namun, di tangan Alexander Soegio (32) bersama rekan-rekannya, limbah rumah tangga tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga tidak mencemari lingkungan.
Melalui badan usaha PT Zerolim Tekno Lestari, Alexander Soegio terus mensosialisasikan pengelolaan dan pengolahan minyak jelantah yang baik dan benar.
"Kita kembangkan karena memiliki potensi nilai ekonomis, dengan cara perolehan jelantah minyak goreng melalui digitalisasi bank sampah, sekaligus menekan pencemaran lingkungan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (29/5/2022).
Dirinya menjelaskan, jelantah minyak goreng diperoleh dari skala rumah tangga, restoran, kafe hingga home industri dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular melalui pemberdayaan masyarakat.
"Masyarakat dapat menyetorkan minyak jelantah di bank sampah Zerolim yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi yang dapat diunduh melalui Play Store ataupun Apps Store. Dan saat ini, sudah ada 1.500 pengguna aktif dari 5.000 pengunduh yang memanfaatkan layanan aplikasi tersebut," jelasnya.
Setelah mengunduh, pengguna terlebih dahulu mendaftar dengan login menggunakan nomor ponsel dan memasukkan kata sandi. Selanjutnya, atur lokasi penjemputan melalui menu penjemputan dan kemudian tekan konfirmasi Pahlawan untuk mencari pengantar di sekitar wilayah tersebut.
"Setelah melalui proses tersebut, nantinya akan ada Pahlawan atau orang-orang yang bertugas mengambil minyak jelantah ke rumah-rumah, home industri dan lain sebagainya. Kemudian, minyak jelantah akan terlebih dahulu ditimbang beratnya sebelum disetorkan," ungkapnya.
Dirinya menerangkan, dengan adanya Pahlawan, diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran. Karena setiap bulannya, masing-masing dapat memiliki penghasilan hingga Rp 5 juta menyesuaikan dari orderan yang didapatkan dalam pengambilan minyak jelantah.
"Untuk mitra kami yang menjadi Pahlawan, jumlahnya memang masih sekitar 40 orang. Tetapi ke depan, target kita setiap RW di Malang Raya ini ada Pahlawan," ujarnya.
"Dan untuk pengguna aplikasi yang menjual minyak jelantah setiap satu kilogram mendapatkan 3.000 poin. Dari poin tersebut, bisa ditukarkan dalam bentuk uang tunai melalui rekening. Selain itu, juga bisa diwujudkan dalam bentuk e-money untuk ditukarkan di merchant terdekat," bebernya.
Di sisi lain, adanya polemik mahalnya harga minyak goreng sempat berpengaruh terhadap usahanya tersebut.
Alexander mengungkapkan, ada penurunan hingga 50 persen penerimaan jelantah minyak goreng dari masyarakat.
"Meski begitu, kami terus berupaya mengedukasi masyarakat terkait penggunaan minyak goreng jelantah yang sangat berbahaya karena dapat memicu kanker. Lagi pula, minyak goreng jelantah tersebut kami kelola sendiri dan kami olah. Sehingga, hasil produknya dapat kita pasarkan ke nelayan di pesisir di Jawa Timur sebagai bahan bakar mesin perahu," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Kota Malang