Berita Tuban
Harga Daging Sapi di Tuban Stabil, Meski Wabah PMK Menyebar dan Pasar Hewan Ditutup
Harga daging sapi di Tuban terpantau masih tabil, meski wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyebar dan pasar hewan ditutup sementara.
Penulis: M Sudarsono | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mochamad Sudarsono
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Tuban, tidak berdampak pada harga daging.
Hingga kini, harga daging sapi di Pasar Baru Tuban terpantau masih stabil, tak mengalami lonjakan. Meski untuk mencari sapi sulit, karena pasar hewan ditutup selama dua pekan, mulai 1-14 Juni 2022.
Pedagang daging pun harus mencari sapi di pedesaan untuk mendapat stok.
"Harga daging sapi stabil, tidak naik," kata Fauzi, pedagang daging di Pasar Baru Tuban saat ditemui di lapaknya, Kamis (2/6/2022).
Ia menjelaskan, untuk harga daging sapi super Rp 120 ribu per kilogramnya.
Daging sapi biasa Rp 110 ribu per kilogramnya, sedangkan daging sapi campuran Rp 100 ribu per kilogramnya.
"Harganya ya segitu itu, tidak naik meski ada wabah PMK," ungkapnya.
Ia mengakui jika penjualan daging kini berkurang.
Namun berkurangnya penjualan sejatinya bukan karena PMK, namun bulan ini tidak banyaknya orang yang punya hajatan.
Kini sehari ia hanya bisa menjual 1 kuintal daging, sebelum-sebelumnya bisa sampai 2 kuintal.
"Sekarang penjualan berkurang, tapi tidak karena PMK ya, hanya waktunya saja yang sama," pungkasnya.
Sekadar diketahui, penyebaran virus PMK sangat cepat dan angka penularan mencapai 100 persen.
Per Selasa (31/5/2022), angka penyebaran mencapai 684 kasus, dengan jumlah kematian 6 ekor sapi.
Virus menyebar di 18 dari 20 kecamatan, yaitu Kerek, Jatirogo, Semanding, Plumpang, Soko, Palang, Senori, Tambakboyo, Montong, Bancar, Rengel, Merakurak, Widang, Jenu, Grabagan, Kenduruan, Parengan, dan Bangilan.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Tuban