Berita Jatim
Terus Pandangi Replika Ka'bah, Kuli Bangunan Ini Tak Menyangka Bisa Berangkat Haji: Buat Makan Susah
Usianya tidak muda lagi. Namun Mohammad Djaelani (62), calon jemaah haji (CJH) asal Dusun Patran, Desa Sumbersari, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Usianya tidak muda lagi. Namun Mohammad Djaelani (62), calon jemaah haji (CJH) asal Dusun Patran, Desa Sumbersari, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun ini masih gesit.
Untuk sekadar berjalan menuju Masjid di Asrama Haji Sukolilo Surabaya masih lincah.
Tatapan matanya juga masih tajam. Meski keriput kulitnya tetap tak bisa disembunyikan.
Namun senyum senang dan ekspresi penuh syukur melenyapkan wajah keriput pria yang puluhan tahun menggantungkan hidup sebagai kuli bangunan.
Mbah Djaelani hampir tidak percaya. Tampak pria sepuh ini berkali-kali menatap replika ka'bah yang kokoh dibangun di depan Masjid Al Mabrur, Asrama Haji.
"Alhamdulillah, kulo saget kesah haji. Mboten nyongko," ucapnya polos menunduk sambil melepas pandangan ke arah replika ka'bah Asrama Haji Sukolilo Surabaya, (8/6/2022).
Kalau Rabu siang dia hanya bisa menatap replika ka'bah, Kamis (9/6/2022) bukan hanya menatap replika. Namun Mbah Djaelani benar-benar sudah bisa terbang dan berada di Baitullah ke Mekkah untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Usai salat berjamaah, Mbah Djaelani masih tampak gesit dan lincah. Sebelum masuk kamar di asrama haji, dia sudah menenteng Alquran untuk dideres (dibaca) di kamar. Dia tampak semangat dan terus memancarkan aura penuh bahagia penuh syukur.
Baca juga: Terdeteksi X-Ray, Koper Calon Jemaah Haji asal Tuban Ini Diperiksa, Rupanya Bawa 5 Liter Beras
Mbah Djaelani yang hampir semasa hidupnya dihabiskan menjadi kuli bangunan tidak menyangka dirinya bisa naik haji.
"Wong buat makan saja saya susah. Bertahun-tahun saya merantau ke Kalimantan jadi Kulon bangunan," kenang bapak tiga anak ini.
Bersama sekitar 450 CJH lainnya, Mbah Djaelani sudah terbang bersama kloter 7 dari Kabupaten Madiun pada Kamis dini hari kemarin. Inilah momen yang paling bersejarah dalam hidup buruh bangunan ini.
Dia masih ingat betul dalam setiap sujud salat, Mbah Djaelani selalu minta bisa diberi kesempatan naik haji. Menyempurnakan rukun Islam. Kemarin, doa itu benar-benar didengar dan dikabulkan oleh Allah.
Mbah Djaelani bukanlah warga berkecukupan. Dia juga bukan pekerja kantoran yang mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan. Bekerja kalau ada proyek bangunan. Buruh bangunan di Kalimantan.
Baca juga: Sempat Mengundurkan Diri, 3 Calon Jemaah Haji asal Tulungagung Akhirnya Mau Berangkat usai Dibujuk
Namun di tengah-tengah bekerja sebagai buruh bangunan, dia selalu diniatkan ibadah. Setiap saat juga selalu diselipkan niat supaya bisa naik haji. Dengan gigih dan ikhlas, dia bekerja untuk mengumpulkan rupiah demi rupiah.