Berita Lamongan
Suasana di Waduk Jabung Lamongan Seketika Memanas, Emak-emak Tolak Kedatangan Petugas BPN
Suasana di Waduk Jabung Lamongan mendadak memanas. Mereka menolak kedatangan petugas BPN Lamongan. Apa penyebabnya?
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Puluhan warga Desa Dateng, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan Jawa Timur turun jalan penolakan terhadap petugas Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang rencana hendak melakukan pengukuran rawa desa, Senin (11/7/2022).
Massa menghadang dengan cara menduduki lahan yang dianggap masih bermasalah tersebut sambil membawa kain rentang berisikan tuntutan dan kecaman.
Aksi massa yang banyak melibatkan emak-emak juga mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian dan TNI Lamongan.
"Hari ini kita kembali melakukan aksi sebagai bentuk penolakan petugas BPN yang rencananya akan mengukur tanah yang kami anggap masih bermasalah tersebut," kata Koordinator aksi Karto Suharjo, Senin (11/7/2022).
Baca juga: Sempat Setinggi 40 Sentimeter, Banjir di Panceng Gresik Kini Mulai Surut, Bermula dari Waduk Jebol
Meski pada kenyataannya, tidak ada petugas BPN yang datang, massa tetap menyuarakan tuntutannya.
Ada beberapa tuntutan, lanjut Karto, yang diinginkan oleh para masyarakat desa setempat diantaranya mengembalikan fungsi rawa sebagai mana mestinya dan tidak dijadikan sebagai tambak ikan sebagai mana yang terjadi hari ini. alih fungsi rawa tersebut masyarakat khususnya petani kesulitan mendapatkan air.
"Sering kekeringan bahkan sejak rawa ini beralih fungsi menjadi tambak, masyarakat petani di desa Dateng khususnya dan desa lain sangat kesulitan mendapatkan air," ungkapnya.
Karto mengungkapkan, pada tahun 2011 lalu rawa Desa Dateng dimulainya pengerjaan Waduk Jabung Ring Dike setelah proyek ini berhenti, belum ada kepastian kelanjutannya.
Warga kemudian memanfaatkan lahan ini untuk lahan tambak. Dengan maksud jika proyek ini kembali dikerjakan lagi mereka akan mendapatkan ganti rugi.
"Tapi ironisnya warga yang menggarap lahan rawa tersebut bukanlah asli masyarakat setempat melainkan diserbu daro luar," kata Karto.
Sekarang tanah ini dikuasai oleh masyarakat luar. Makanya masyarakat Dateng ingin memperjuangkan agar lahan dikembalikan sebagaimana fungsinya.
"Kalau tidak juga ada jawaban dari pemerintah, rencananya kita akan melakukan demo dengan jumlah massa yang lebih banyak dengan sasaran ke DPRD dan BPN,"pungkasnya.
Aksi hari ini merupakan demo yang kali kedua setelah sebelumnya, Senin (4/7/2022) melakukan aksi serupa di balai desa dan berlanjut ke waduk.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com