Berita Surabaya
Fenomena Citayam Fashion Week Masuk Surabaya, Nenek 66 Tahun Ikut Beradu Outfit di Jalan Tunjungan
Sejumlah anak muda berkumpul di Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu sore (24/7/2022). Mereka memperagakan berbagai busana bergaya street fashion di jala
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sejumlah anak muda berkumpul di Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu sore (24/7/2022). Mereka memperagakan berbagai busana bergaya street fashion di jalan.
Zebra cross di depan Hotel Varna Jalan Tunjungan pun berubah menjadi panggung catwalk, tempat para "model" memperagakan busana mereka. Menariknya, tak hanya para anak muda, sebagian dari mereka juga adalah ibu-ibu.
Di antara remaja yang antusias ikut acara ini adalah Oci. Perempuan 26 tahun ini datang bersama salah satu temannya.
Pada awalnya, ia ingin menghabiskan waktu Minggu sore di Tunjungan Romansa. "Seneng sih. Deg-degan juga dilihat banyak orang. Saya tak banyak persiapan. Saya pakai baju style simple aja," kata Oci kepada wartawan.
Berbeda halnya dengan Aji Vegasto. Cowok 27 tahun ini mengaku tertarik acara pameran fashion di Jalan Tunjungan untuk mengenalkan budaya.
Tak mengherankan, dia mengenakan pakaian yang kental dengan nuansa Jawa. "Karena di sini unik. Saya juga cinta budaya. Indonesia memiliki banyak budaya. Di antaranya adalah budaya Jawa," katanya.
Baca juga: Fenomena Citayam Fashion Week Masuk ke Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi Ingatkan Satu Hal
"Saya memakai outfit Jawa khas Jogjakarta. Namun, saya pakai kain motif dari Sulawesi kemudian saya jahit sendiri. Memang kami suka fashion," ujar pria yang juga menyukai dunia modeling ini.
Tak hanya para anak muda. Ada pula Sutarmi Siti Rofiah, nenek 66 tahun ini yang jauh dari Nginden, Kecamatan Sukolilo.
"Saya naik sepeda ontel kesini. Dengar-dengar anak muda ada ramai-ramai di sini, saya sengaja ke sini," katanya.
"Saya pengin tahu, sekaligus meramaikan Surabaya. Ternyata kok masih muda-muda, cantik-cantik, ganteng-ganteng. Tapi nggak apa-apa ya," katanya.
Menariknya, ia memilih menggunakan kostum suku Indian. "Saya ini kan juga pelaku UMKM. Sekaligus biasa membuat berbagai kostum ikonik," katanya.
Sebagai pelaku UMKM, ia ingin kawasan Jalan Tunjungan ramai dan berimbas pada peningkatan UMKM Kota Surabaya.
"Tolong kalau bisa diadain terus supaya ramai," kata perajin kerajinan tangan berbahan baku daun kering ini.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com