Ajudan Jenderal Ferdy Tembak Brigadir J
'Otak Ada di Dada' Hasil Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J, Insiden Baku Tembak Brigadir E Janggal?
Hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J 'otak itu ada di dada'. Kejadian tembak menembak dengan Bharada E dipertanyakan.
TRIBUNJATIM.COM - Kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J hingga kini masih diselidiki.
Baru-baru ini telah dilakukan autopsi ulang jenazah Brigadir J.
Hasilnya, ada beberapa kejanggalan pada kondisi fisik jenazah Brigadir J.
Kuasa hukum Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak bongkar fakta mengejutkan terkait hasil autopsi ulang tersebut.
Kejadian tembak menembak Brigadir J dan Bharada E di rumah Kadiv Propam nonaktif, Irjen Ferdy Sambo pun dipertanyakan.
Menurut penuturan Kamaruddin, otak Brigadir J sudah tidak dalam posisinya yang seharusnya ada di kepala.
Baca juga: Sebelum Ditembak, Brigadir J Pernah Ditegur Pakai Barang Pribadi Putri, Rekan Ajudan Bongkar: Aneh
Hal tersebut dijelaskan Kamarudin saat berbincang dengan dengan Refly Harun di kanal Youtube RH Chanel dikutip Tribunnews.com, Minggu (31/7/2022).
Menurutnya berdasarkan catatan dua orang perwakilan keluarga dan kuasa hukum yang ikut dalam proses autopsi ulang, Rabu (27/7/2022) mengatakan bila otak Brigadir J sudah tidak dalam posisinya.
"(Saat) dibuka kepalanya, tidak ditemukan, tidak ada otaknya, yang ditemukan retak enam yang ada di dalam kepala itu," ujar Kamarudin dilansir dari RH Chanel.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Kemudian, lanjut Kamarudin, saat kepala belakang Brigadir J diraba ditemukan ada benjolan dan sedikit bekas lem.
"Lemnya dibuka ternyata ada lubang. Lubangnya disonde atau ditusuk pakai alat ke arah mata mentok. Tapi begitu saat disonde ke arah hidung ternyata tembus.
Itulah mengapa ada jahitan yang sebelumnya di foto ketika berulang kali saya berikan kepada media itu bekas lubang peluru yang ditembak dari belakang kepala dengan posisi agak tegak lurus gitu," ungkap Kamarudin.
Baca juga: Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J, Mabes Polri Libatkan 8 Dokter Ahli Forensik, Ada Satu dari Unair
Baca juga: Kisah Cinta Vera-Brigadir J, Pacaran Sejak Usia 22, Rencana Nikah Digagalkan Maut: Nggak Jodoh Kita
Temuan tersebut, kata dia, membantah pernyataaan kepolisian soal peristiwa tembak menembak Brigadir J dan Bharada E.
"Kalau tembak menembak dari atas, itu dari atas tembus ke belakang dan harusnya tidak datar, harusnya kan miring kalau dari atas," lanju Kamarudin.
Kamaruddin mengatakan temuan dari hasil autopsi ulang itu telah dicatat dalam bentuk akta notaris untuk mengamankan kebenaran fakta.

"Ini dokter yang menyatakan. Jadi dokter forensik bersama-sama dengan dokter yang mewakili kita, ya Jadi mereka menceritakan ini ditembak dari belakang," katanya.
Kemudian ada juga luka tembak di leher.
Ia menduga tembakan tersebut dilesatkan dari jarak dekat.
"Dari arah bawah itu, tulang rahang ini ada tembakan lurus ke bibir, makanya ada sobekan di bibir," ujarnya.
Selanjut luka tembakan ketiga berda di dada kiri Brigadir J.
"Pada dada kiri ada luka tembak masuk dan ada lubang," ucapnya.
Baca juga: Pengancam Brigadir J sebelum Tewas Terungkap? 1 Foto Tunjuk Sosoknya, Pengacara: Naik Tangga Dibunuh
Kemudian, saat dilakukan autopsi buka dada, ditemukan jaringan plastik.
"Kemudian ditemukan plastik, ketika diangkat ada jaringan otak. Jadi otak itu ada di dada. Apakah ini standarnya forensik, saya tidak paham. Otak yang harusnya di kepala ditaruh di dada," katanya.
Luka tembak selanjutnya ada pada tangan kiri.
"Pada lengan bawah kiri samping kanan dari pergelangan tangan terdapat luka terbuka berupa lubang dikelilingi lem, lecet berukuran 0,5 cm (tembak masuk), tembus sedalam 6 cm," ujarnya.
Kamarudin heran, luka tembak di tubuh Brigadir J hanya empat, tetapi luka lainnya lebih dari empat.

Seperti ada luka di bawah mata atau kantung mata, di atas alis, kemudian di bahu kanan.
Selain itu ada juga luka di jari kelingking dan jari manis.
"Kemudian pergelangan tangan patah," ujarnya.
Termasuk juga ada juga luka di lipatan kaki kiri dan pergelangan kaki kiri.
"Kemudian kaki kanan tidak lurus lagi, dulu waktu dilahirkan sempurna, waktu melamar polisi sempurna, tapi waktu meninggal tidak sempurna lagi. ini belum bisa dijelaskan. kaki kanan bengkok kalau kaki kiri lurus," ujarnya.
Sebelumnya, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan soal insiden baku tembak Bharada E dan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.
Menurutnya berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan saksi dalam insiden baku tembak tersebut Bharada E menembak sebanyak 5 kali.
"Ada tujuh proyektil yang dikeluarkan dari Brigadir J dan lima proyektil yang dikeluarkan dari Bharada E," kata Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/7/2022).
Ramadhan menjelaskan Brigadir J mendapatkan tujuh luka tembakan meski Bharada E hanya mengeluarkan lima peluru.
"Walaupun lima tembakan ada satu tembakan yang mengenai tangan kemudian tembus ke badan, jadi kalau dibilang ada tujuh lubang tapi lima tembakan itu ada satu tembakan yang mengenai dua bagian tubuh termasuk luka sayatan itu," jelasnya.
Ramadhan mengungkapkan Bharada E tidak mendapat luka apapun akibat baku tembak tersebut.
Hal ini karena posisi Bharada E yang berada jauh lebih tinggi yakni sejauh 10 hingga 12 meter karena dia berada di lantai 2 rumah Irjen Ferdy Sambo saat baku tembak terjadi.
"Tidak ada (terkena tembakan), kan posisi dia lebih tinggi dan dia posisinya dalam keadaan yang terlindung," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com
Berita tentang Brigadir J lainnya