Tragedi Arema vs Persebaya
Tragedi Kanjuruhan Jadi Titik Terendah Seorang Aremania, Lihat Suasana Mencekam: Tangisan Wanita
Ia mengungkapkan, tragedi Kanjuruhan ini sebagai titik terendahnya sebagai suporter Arema FC.
Penulis: Alga | Editor: Arie Noer Rachmawati
Kemudian pukul 22.30 WIB atau sekitar 30 menit setelah laga usai, ia melihat masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat.
Juga masih ada pengeroyokan suporter terhadap aparat yang dianggap mengurung suporter di dalam stadion dengan puluhan gas air mata.
"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali di luar stadion. Lebih tepatnya di sekitar tribun 2 Kanjuruhan."
"Kondisi luar Stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam."
"Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah."
"Batu batako, besi dan bambu berterbangan," ungkap Rezqi.
Baca juga: Sempat Tertahan Beberapa Jam di Kanjuruhan, Persebaya Sudah Tiba di Surabaya, Diangkut 4 Barracuda
Rezqi berkata, kejadian mengerikan 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan adalah titik terendahnya sebagai Aremania dan pecinta sepak bola.
"Dan selama saya jadi suporter Arema. Saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini."
"Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang suporter."
"Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini," ungkap Rezqi.
Rezqi menegaskan, apa yang ia sampaikan adalah apa yang ia lihat dan alami sendiri.
"Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, di sini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi," tuturnya.
"Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini."
"Dan semoga kejadian ini adalah yang terakhir di semua cabang olahraga dan hiburan, khususnya di sepak bola," pungkasnya.

Sementara itu Polda Jatim melansir jumlah terbaru korban meninggal dunia kini menjadi 129 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari suporter Arema Malang dan dua orang personel kepolisian yang berjaga, yakni Brigadir Andik dan Briptu Fajar.
"Semula 127 kini bertambah 2 menjadi 129 korban."
"Iya (dari polisi juga)," ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, saat dikonfirmasi TribunJatim.com, Minggu (2/9/2022).
Para korban diberitakan telah dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit di Kota Malang.
Baca juga: Tragedi Arema vs Persebaya Dikecam PSSI, Bakal Ada Sanksi Keras, Tim Investigasi Gerak Cepat
H Sanusi selaku Bupati Malang mengatakan, para korban yang dirawat di rumah sakit akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Malang.
Bupati Malang juga mengimbau rumah sakit yang tengah merawat korban agar langsung melakukan penanganan intensif tanpa menghiraukan segala biaya.
"Biaya perawatan korban nanti akan ditanggung oleh Kabupaten Malang."
"Jadi saya mengimbau seluruh rumah sakit yang merawat korban agar langsung melakukan perawatan terhadap korban."
"Jangan memikirkan biaya, karena akan ditanggung oleh Kabupaten Malang," ujar Bupati Malang.
Sementara itu Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat, turut berduka cita terhadap para korban dalam peristiwa tersebut.
Ia berharap ke depan tidak lagi terjadi hal yang serupa.
Polres Malang juga siap mengamankan segala kegiatan masyarakat dengan mengedepankan preemtif dan preventif.
Berita tragedi Arema vs Persebaya lainnya