Tragedi Arema vs Persebaya
Sosok Bripka Andik Purwanto dan Briptu Fajar Yoyok, 2 Polisi yang Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan
Sosok Bripka Andik Purwanto dan Briptu Fajar Yoyok Pujiono. 2 Polisi yang meminggal karena Tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.
TRIBUNJATIM.COM - Tragedi Arema vs Persebaya menjadi duka mendalam bagi Tanah Air.
Hingga kini, Senin (3/10/2022) tagar PrayForKanjuruhan menjadi trending di Twitter.
Ratusan orang menjadi korban jiwa karena kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
129 orang meninggal dalam tragedi tersebut. Dua diantaranya adalah anggota polisi.
Dua polisi meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan adalah Bripka Andik Purwanto dan Briptu Fajar Yoyok Pujiono.
Keduanya merupakan Bantuan Kendali Operasi ( BKO ) pengamanan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Kedua polisi meninggal dunia dalam Tragedi Arema vs Persebaya itu bertugas di tempat berbeda.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Bripka Andik Purwanto tercatat sebagai anggota Polsek Sumbergempol Malang.
Sedangkan Briptu Fajar Yoyok Pujiono tercatat sebagai anggota Polsek Dongko, Trenggalek.
Berikut tersaji sosok dua anggota polisi yang meninggal dunia dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Sosok Bripka Andik Purwanto
Bripka Andik Purwanto bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol.
Bripka Andik Purwanto tercatat merupakan seorang santri. Ia pernah mondok di Pesantren Lirboyo Kediri sebelum manjadi polisi.
Tak hanya itu, Bripka Andik Purwanto juga aktif di Barisan Ansor Serba Guna (Banser) dan di PSNU Pagar Nusa.
"Dia kami sebut alumni Banser dan Alumni Pagar Nusa. Karena sejak jadi polisi dia harus netral, tidak bisa aktif lagi," ujar mantan Satkorcab Banser Tulungagung dan kawan akrabnya, Yoyok Mubarok, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Abel Camara Kuak Detik-detik Mencekam Tragedi Kanjuruhan ke Media Spanyol: Meninggal di Ruang Ganti
Baca juga: Pemain Arema FC Meminta Maaf Atas Kekalahan Lawan Persebaya, Ikut Berduka Atas Tragedi Kanjuruhan

Yoyok yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Bendiljati Wetan mengakui Andik sebagai sosok yang baik.
Kawan-kawan akrabnya menjulukinya sebagai Andik Bahadur karena sosoknya dianggap mirip orang India.
Sosoknya murah senyum dan mudah akrab dengan siapa saja.
"Dia supel sekali. Susah cari pengganti seperti dia," tutur Yoyok.
Lanjut Yoyok, Andik juga dikenal sebagai polisi yang tidak neko-neko.
Baca juga: BREAKING NEWS - Jumlah Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah, Kini Jadi 129 Orang
Sebelumnya dia pernah menjadi penyidik, namun pilih berhenti dengan alasan tidak mau berhadapan dengan warga meski pelaku kejahatan.
Bahkan menurut Yoyok, Andik tidak mempedulikan karir dan memilih jadi Bhabinkamtibmas.
"Dia memelihara ikan bersama kelompok desa kami. Orangnya sangat baik," ucapnya.
Andik sempat membuat status pada pukul 21.22 WIB dari Stadion Kanjuruhan.
Dari unggahan status itu Polisi warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol ini diperkirakan ada di tribun bagian atas.
Baca juga: Bek Arema Akhirnya Kuak Momen Ngeri Kericuhan Kanjuruhan, 5 Jam di Kamar Ganti: Koridor Penuh Darah

Sosok Briptu Fajar Yoyok Pujiono
Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino menjelaskan Briptu Fajar Yoyok Pujiono sebelumnya ditugaskan untuk membantu pengamanan laga sepakbola Arema FC vs Persabaya Surabaya bersama 24 anggota lainnya.
"Kami keluarga Polres Trenggalek berduka dengan gugurnya satu personil anggota Polres Trenggalek saat pengamanan di Stadion Kanjuruhan, Malang," kata Alith, Minggu (2/10/2022).
Untuk melepas kepergian Yoyok, polisi menggelar upacara pemakaman di rumah duka korban di Desa Sukosari, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek.
Alith menjelaskan, Yoyok merupkaan anggota Polri yang berdinas di Polsek Dongko.
Di sana, ia bertugas sebagai Banit Reskrim Polsek Dongko, sekaligus Bhabinkamtibmas sejak 2019.
Sebelumnya, ia sempat bertugas sebagai Ba Ditsabhara Polda Jatim (2016), dan Banit Turjawali Polres Trenggalek (2016).
Baca juga: Anak Saya Bu, Jerit Tangis Ayah Bocah SMP Korban Tragedi Kanjuruhan, 1 Pesan Jadi Salam Perpisahan

Berdasarkan informasi yang Tribunmataraman.com himpun, Yoyok lahir 18 Agustus 1995. Artinya, usianya saat ini 27 tahun.
Ia bersekolah dasar di SDN 1 Sukosari (2007). Kemudian menempuh pendidikan selanjutnya di SMPN 2 Trenggalek (2010), dan SMAN 1 Karangan (2013).
Di kepolisian, ia mengikuti pendidikan pembentukan brigadir Diktukba (2014).
Semasa hidup, almarhum dikenal sebagai sosok yag murah senyum dan penyayang keluarga.
Selain itu, almarhum memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Almarhum Briptu Yoyok juga selalu mendukung serta berupaya menyukseskan program pemerintah, maupun Polri.
“Meski menantu, almarhum saya anggap anak sendiri. Karena ia menyayangi keluarga tanpa membedakan,” terang mertua almarhum, Suwarno, seusai pemakaman.
Terkhir yang Suwarno ingat sebelum meninggal dunia, almarhum sudah terbiasa akrab dengan keluarga.
Sekitar sepekan lalu, almarhum berbincang serius kepada mertuanya, terkait program pemerintah soal kompor listrik dan mobil listrik.
"Berbicara soal mobil listrik dan kompor listrik. Itu menjadi kenangan bagi saya," terang Suwarno.
Pihak keluarga menerima kabar tentang kondisi Briptu Yoyok, pada Sabtu (1/10/2022) sekira pukul 23.00 WIB.
Kabar tersebut disampaikan oleh kerabat almarhum yang juga seorang polisi.
“Dia menyampaikan, kalau anak menantu saya kecelakaan saat bertugas. Dan dijelaskan sudah meninggal dunia,” terang Suwarno dengan suara tersendat.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com
Berita tentang Tragedi Arema vs Persebaya lainnya