Tragedi Arema vs Persebaya
Tragedi Kanjuruhan Tewaskan Ratusan Suporter, PSSI Larang Arema FC Tampil di Kandang di Sisa Musim
Ketua PSSI, Mochamad Iriawan menegaskan, Arema FC dikenai sanksi dilarang berlaga di kandang Stadion Kanjuruhan, selama semusim berlangsungnya Liga 1.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua PSSI, Mochamad Iriawan menegaskan, Arema FC dikenai sanksi dilarang berlaga di kandang Stadion Kanjuruhan, selama semusim berlangsungnya Liga 1.
Hal tersebut buntut dari kerusuhan yang terjadi usai laga derbi Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam, yang menewaskan 125 orang.
"Namun kami langsung mengambil langkah, pertama, Arema FC sudah tak boleh di stadion homebase-nya di Stadion Kanjuruhan selama musim ini berlangsung," ujarnya dihadapan awak media di RSUD Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10/2022) malam.
Selama berlangsungnya proses investigasi yang dilakukan kepolisian. Termasuk, investigasi dari pihak PSSI Pusat, yang turun langsung ke Malang. Kurun waktu sepekan, Iwan Bule panggilan akrabnya itu, Liga 1 bakal dihentikan.
"Kemudian, satu minggu ke depan liga sementara dihentikan tunggu hasil proses investigasi yang kami lakukan nanti. Mohon doanya Semoga tim bekerja cepat dan tahu apa yg sebenarnya terjadi di lapangan," pungkasnya.
Sementara itu, Pelatih Arema FC Javier Roca mengaku siap dipecat atas kekalahan yang dialami tim Arema FC, usai kalah 2-3 di kandang melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Terlebih karena kekalahan itu mengakibatkan ratusan Aremania meninggal dunia.
"Hasil ini memang menyakitkan dan membuat kecewa. Tapi tanggung jawab tetap ada pada saya sebagai pelatih. Saya bicara kepada manajemen. Saya siap bertanggung jawab dan siap dipecat,” kata Javier Roca, Minggu (2/10/2022).
Roca meminta maaf atas kekalahan timnya hingga berakibat kerusuhan dan banyak menelan korban jiwa.
Pihaknya meminta agar suporter tak menyalahkan pemain karena tim merupakan tanggung jawabnya.
"Dari dalam hati saya meminta maaf pada Aremania dan warga Malang. Kalau mau mempertanyakan kualitas permainan, itu semua tanggung jawab saya,” jelas pelatih asal Chili itu
Meninjau kondisi sepak bola tanah air pascainsiden, pengamat sepak bola asal Makasar, Hanafing, ikut angkat bicara.
Ia menilai, permasalahan sepakbola tanah air dari masa ke masa adalah soal perilaku suporter yang belum dewasa menerima kekalahan tim kebanggaannya.
Suporter masih belum bisa menahan diri jika tim yang dicintainya kalah di kandang. Ia mencontohkan kejadian sebelumnya pertandingan Persebaya melawan Rans Nusantara di Stadion Gelora Delta Sidoarjo yang seharusnya tidak terjadi.