Berita Tulungagung
Bupati Tulungagung Salurkan BLT untuk Lansia dan BLT DBHCHT untuk Pekerja Sektor Produksi Tembakau
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, MM menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Prakarsa dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil tembakau (BDBHCHT), Rabu (5/
Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartwan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, MM menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Prakarsa dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil tembakau (BDBHCHT), Rabu (5/10/2022) di Pendopo Kabupaten.
Prakarsa adalah Program Asistensi Kesejahteraan Lanjut Usia.
Sementara BLT DBHCHT diperuntukan pekerja sektor sektor produk tembakau.
Menurut Bupati, penjaringan penerima BLT DBHCHT dari Dinas Pertanian dan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans).
Sedangkan seleksinya dilaksanakan di Dinas Sosial (Dinsos).
Dari alokasi 7000 penerima BLT DBHCHT, baru ditemukan 4.300 penerima.
"Prosesnya akan terus berjalan, kekurangannya akan kami salurkan di sekitar Bulan Desember," terang Bupati.
Penerima BLT DBHCHT antara lain buruh tani tembakau, buruh pabrik rokok dan satpam pabrik rokok.
Sedangkan pekerja administrasi pabrik rokok tidak diperbolehkan menerima bantuan ini.
Besaran yang disalurkan adalah Rp 200.000 per bulan.
Pada tahap awal ini disalurkan langsung empat bulan, mulai dari Juli-September 2022.
Dengan demikian setiap orang menerima Rp 800.000.
Total dana yang disiapkan dari DBHCHT ini sebesar Rp 10 miliar lebih.
"Dana ini baru dilimpahkan ke Dinas Sosial di bulan Juli. Misalnya tidak bisa disalurkan semua, nanti dana akan dikembalikan ke Setda," sambung Bupati.
Sementara BLT Prakarsa diambil dari warga yang tercatat dalam data kemiskinan ekstrem.
Sebelumnya Dinsos mendata 253 warga yang termasuk miskin ekstrem.
Dari data ini lalu diverifikasi sesuai syarat yang ditetapkan.
Salah satunya penerima harus sudah berusia 70 tahun.
Ternyata banyak di antara warga tersebut yang sudah meninggal dunia.
Dari jumlah 253 orang akhirnya terpilih 172 orang.
"Banyak yang tidak terverifikasi karena syarat usianya belum memenuhi. Penerima BLT Prakarsa sekurangnya sudah berusia 70 tahun," tegas Bupati.
BLT prakarsa langsung disalurkan selama tiga bulan, sehingga setiap orang mendapatkan Rp 600.000.
Bupati berharap bantuan ini dipakai untuk kebutuhan primer, seperti beli beras dan lauk pauk.
Bupati menekankan jangan sampai bantuan dipakai untuk beli rokok.
Salah satu penerima BLT Prakarsa ini adalah Sukani (78), warga Dusun Dwi Wibowo, Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru.
Sukani adalah mantan tukang becak yang sudah lama tidak narik penumpang lagi.
Ia mengaku senang, akhirnya bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Becaknya sudah dimasukkan gudang, jadi sudah tidak bisa cari duit. Sekarang dapat bantuan tunai," ucapnya sambil terkekeh.
Sukani tinggal bersama dua anaknya, sementara istrinya sudah meninggal dunia.
BLT ini dinilainya sangat berharga, karena bisa dipakai memenuhi kebutuhannya.
Terutama nutrisi untuk lansia seperti dirinya.