Berita Batu
Kisah Joko Penabuh Gendang 3 Generasi Bertahan di Era Modern, Bangun Usaha Modal Nekat: Luar Biasa
Inilah kisah Joko penabuh gendang tiga generasi yangg bertahan di era modernisasi. Curhat lika-liku masa pandemi.
Penulis: Benni Indo | Editor: Arie Noer Rachmawati
Dalam sebulan, ada tiga hingga empat gendang yang ia perbaiki.
Ia banyak memperbaiki kulit gendang yang rusak.
Sedangkan gendang-gendang yang baru, ia buat sesuai pesanan pelanggan.
Pendapatannya per bulan bisa di atas Rp 4 juta.
"Selain memperbaiki dan membuat gendang, saya juga mendirikan paguyuban jaranan bernama Turonggo Mulyo," katanya.
Siapapun bisa memesan pertunjukan jaranan melalui Turonggo Mulyo.
Tarifnya mulai Rp 7 juta. Pun, bisa dilakukan negosiasi harga jika memang diperlukan.

Anggota di Turonggo Mulyo ini mencapai 45 orang.
Capaian yang telah diraih Joko saat ini bukan didapat tanpa kerja keras.
Ada perjuangan panjang yang ia lalui hingga sampai seperti saat ini.
Ia yang awalnya tidak tahu menahu tentang pemasaran gendang hingga harus menghadapi pandemi Covid-19.
"Saat pandemi, itu luar biasa sekali turunnya. Kondisinya betul-betul sepi. Tanggapan tidak ada, permintaan servis pun juga tidak ada," terangnya.
Ketika semuanya menjadi sepi, Joko kembali bercocok tanam.
Hal itu ia lakukan demi mempertahankan perekonomian keluarga.
Ia juga sesekali membuat pesanan konsumen.