Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Arema vs Persebaya

Pilu, Nasiib Aremanita yang Jadi Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Sempat Koma, Berteriak Ketakutan

Cahayu Nur Dewata, seorang Aremanita belum bisa mengingat persis kejadian yang dialaminya setelah pertandingan Arema vs Persebaya pada 1 Oktober 2022

Penulis: Rifki Edgar | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Rifky Edgar
Cahayu Nur Dewata, seorang Aremanita yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan. Kondisinya kini mulai sadar, usai mengalami koma selama tiga hari dan hilang ingatan 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Rifky Edgar

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Cahayu Nur Dewata, seorang Aremanita belum bisa mengingat persis kejadian yang dialaminya setelah pertandingan Arema vs Persebaya pada 1 Oktober 2022 kemarin.

Dia menjadi korban Tragedi Stadion Kanjuruhan dan sempat mengalami koma selama tiga hari di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Perempuan yang belum genap berusia 16 tahun itu, hanya duduk lemas di kursi, sembari memegangi ponselnya saat ditemui Surya, Rabu (12/10/2022).

Ponsel ini menjadi saksi, dan menjadi alat untuk dirinya kembali mengingat tragedi di Stadion Kanjuruhan pada malam itu.

"Saya tidak ingat," kecap Cahayu, saat awak media mencoba menanyakan kondisi Cahayu saat di Stadion Kanjuruhan.

Dari keterangan ibunya, Nurul Aini, Cahayu ditemukan tergeletak di tribun 12 Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan Arema vs Persebaya.

Cahayu, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Wava Husada untuk menjalani perawatan.

Dengan kondisi yang kacau balau pada saat itu, Cahayu kemudian dirujuk ke RSUD Kanjuruhan untuk menjalani perawatan intensif.

Cahayu pun tak sadarkan diri selama tiga hari, dan sempat berteriak histeris setelah sadar dan melihat banyak orang di sekelilingnya.

"Yang menemukan posisi Cahayu ini anak pertama saya di Wava. Karena di sana tak segera mendapatkan pertolongan, kemudian dibawanya ke RSUD Kanjuruhan," ucapnya.

Baca juga: BERITA TERPOPULER JATIM: 17 Rumah Tulungagung Nyaris Ambruk - 3 Polisi Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Saat menjalani perawatan di RSUD Kanjuruhan, kondisi Cahayu lemas, dan kelopak matanya berwarna merah.

Dari hasil diagnosa dokter, Cahayu mengalami pendarahan di otak, yang menyebabkan gegar otak ringan.

Hal ini yang menyebabkan, Cahayu kehilangan ingatan, dalam beberapa waktu terakhir.

"Saat di rumah sakit itu, kalau lihat orang banyak selalu berteriak ketakutan. Kadang juga melamun dan berbicara sendiri,"

"Yang dia ingat, adalah ingatan dirinya saat kecil, saat masih SD. Tapi yang kemarin-kemarin ini dia sudah lupa, seperti keputus-putus," ujarnya.

Kini, kondisi Cahayu masih nampak lemas. Kelopak matanya berwarna merah, akibat terkena gas air mata.

Tangan kanannya tak bisa digerakkan. Dia hanya bisa bermain ponsel untuk mengingat-ingat kembali kenangannya saat Tragedi Kanjuruhan.

"Baru kemarin ini saya pegangi ponselnya, setelah saya melihat kondisinya semakin membaik. Ya Alhamdulillah, setelah melihat ponselnya, perlahan-lahan, dia mulai ingat," ucapnya.

Sembari memegangi ponsel, Cahayu juga menunjukkan, foto-foto dia bersama temannya saat berada di tribun 12 Stadion Kanjuruhan.

Dia juga menunjukkan foto bersama teman perempuannya, yang menjadi korban meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan.

"Ini teman saya. Namanya Najwa. Dia sudah meninggal dunia," kenang Cahayu sembari menunjukkan fotonya bersama almarhum di Stadion Kanjuruhan.

Saat ini, Cahayu menjalani rawat jalan di rumahnya yang berada di Jalan Pulau Galang No. 2, Ciptomulyo, Kota Malang.

Dia juga akan menjalani terapi untuk memulihkan kembali, tangan kanannya agar bisa digerakkan.

"Harapan saya, anak saya ini bisa segera sembuh, segera pulih, agar bisa kembali ceria. Karena sebelum kejadian dia selalu ceria. Dan selalu merawat neneknya yang saat ini juga sakit," tandasnya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved