Berita Sidoarjo
Sebut Jumlah Penerima Terlalu Kecil, BKNU Pertanyakan Bansos untuk Nelayan Sidoarjo
Sebut jumlah penerima terlalu kecil, Badan Kemaritiman Nahdlatul Ulama (BKNU) pertanyakan bansos untuk nelayan Sidoarjo.
Penulis: M Taufik | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Taufik
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Dari ribuan nelayan yang ada di Sidoarjo, hanya 178 orang nelayan yang dapat bantuan sosial (bansos) dampak inflasi terkait kenaikan harga BBM.
Jumlah tersebut dirasa sangat kecil.
Data di Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebut, jumlah nelayan di Sidoarjo ada 1.008 nelayan tangkap, 3.572 nelayan budi daya, dan sekitar 50 orang petani garam.
“Dari jumlah ribuan orang nelayan itu, kenapa yang mendapat bantuan hanya 178 orang. Padahal mayoritas nelayan itu kan jelas terdampak atas kenaikan harga BBM,” kata Ketua Badan Kemaritiman Nahdlatul Ulama (BKNU) Sidoarjo, Badrus Zaman, Selasa (11/10/2022).
Memang dana Rp 4,6 yang dikucurkan Pemkab Sidoarjo untuk bansos ini bukan hanya kepada nelayan. Bansos juga dicairkan untuk driver ojek online, sopir angkot, pengemudi angkutan pedesaan, dan sebagainya.
“Tapi yang kami pertanyakan terkait jumlah nelayan penerima bantuan itu. Kenapa hanya 178 orang, dari ribuan nelayan Sidoarjo yang terdampak. Apa dasar dan pertimbangannya,” tanya Sudrab, panggilan Badrus Zaman.
Menurut dia, nelayan merupakan kelompok yang sangat rentan dalam situasi seperti ini.
Dari berbagai studi, struktur biaya BBM pada nelayan mencapai 70 persen dari total biaya produksinya, sehingga dampak kenaikan BBM sangat dirasakan.
Sebelumnya, Pemkab Sidoarjo mengucurkan dana sekitar Rp 4,6 miliar untuk bantuan sosial dampak inflasti imbas kenaikan harga BBM. Dana sebesar itu disalurkan kepada driver ojek online, nelayan, sopir angkot, pengemudi angkutan pedesaaan, dan pelaku UMKM di Sidoarjo.
Tercatat ada 178 orang nelayan yang mendapat bantuan ini. Mereka memperoleh voucher BBM sebesar Rp 450.000. Selain itu juga ada 2.244 orang driver ojol yang menerima. Mereka memperoleh bantuan sebesar Rp 450.000 lewat top up e-wallet.
Nominal yang diterima ini untuk tiga bulan, bulan Oktober sampai Desember 2022. Perhitungannya, setiap bulan masing-masing penerima mendapat bansos sebesar Rp 150.000.
Pengemudi angkutan pedesaan maupun pengemudi becak motor (betor) juga sama besaran bantuan yang diterima. Terdapat 61 orang pengemudi angkutan pedesaan dan 862 pengemudi betor yang menerima voucher BBM angkutan desa.
Baca juga: Driver Ojol, Nelayan hingga Sopir Angkot di Sidoarjo Dapat Bansos Dampak Kenaikan Harga BBM
Sedangkan bantuan bagi pelaku usaha mikro dan penjual online diberikan kepada 930 orang berupa voucher pulsa kuota internet sebesar Rp 300.000.
Selain itu Pemkab Sidoarjo juga menyalurkan bantuan nontunai. Seperti pemberian Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada 2.206 orang, serta pembagian pestisida bagi Gapoktan sebanyak 3.000 kg dan bantuan bibit cabe untuk 18 kecamatan di seluruh Kabupaten Sidoarjo.
Tak hanya itu, Pemkab Sidoarjo juga membagikan sembako sebanyak 7.500 paket dalam bansos penanganan dampak inflasi kali ini.
Bansos tersebut dianggarkan melalui belanja wajib perlindungan sosial sebesar 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU). DTU tersebut terdiri dari DAU (Dana Alokasi Umum) dan DBH (Dana Bagi Hasil).
Alokasi anggaran tersebut sesuai petunjuk pemerintah pusat untuk penanganan dampak inflasi pasca kenaikan harga BBM.
Dua persen dari DTU untuk supporting di tingkat bawah dengan pemberian bansos. Nilainya, total ada sekitar Rp 4,6 miliar.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Sidoarjo