Berita Blitar
Pensiunan Guru di Blitar Dijambret saat Pulang dari Pasar, Kejar Pelaku Sampai Perbatasan Malang
Aksi kejar-kejaran dengan penjahat yang habis menjambretnya, di Kecamatan Selorejo, dilakukan oleh Ny Widayati, pensiunan guru SDN yang asal Desa Ngre
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Taufik
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Aksi kejar-kejaran dengan penjahat yang habis menjambretnya, di Kecamatan Selorejo, dilakukan oleh Ny Widayati, pensiunan guru SDN yang asal Desa Ngreco, Kecamatan Selorejo.
Meski korban seorang diri dengan usia yang sudah 61 tahun itu, namun ia dengan berani mengejar pelaku yang sama-sama mengendarai sepeda motor.
Namun sayangnya, usaha korban itu akhirnya tak membuahkan hasil. Itu karena ia kehilangan jejak pelakunya setelah mengejarnya sampai ke perbatasan Malang atau di ujung selatan Bendungan Lahor.
Terkait kasus ini, korban bukan hanya kehilangan barang berharga sepert telepon seluler, buku tabungan, kartu ATM namun juga uang Rp 3 Juta, yang disimpan dalam tas.
"Kami masih mengejarnya, dengan mengenali ciri-cirinya, di antaranya ciri fisik pelakunya dan sepeda motor yang dipakai pelaku," ujar AKP Eko Sujoko, Kapolsek Selorejo, Sabtu (15/10/2022).
Baca juga: Apes, Jatuh dari Motor Saat Beraksi, Jambret Bertato di Surabaya Babak Belur Dihadiahi Bogeman Warga
Kejadiannya sendiri berlangsung pada Jumat (14/10/2022) pagi. Memang, kebanyakan aksi penjahat dengan modus seperti itu melancarkan aksinya dengan memanfaatkan situasi pagi yang masih sepi.
Sasarannya, selalu ibu-ibu atau nenek-nenek, yang belanja pagi hari untuk kebutuhan dapur rumahnya. Kalau bukan mengincar uang belanjaannya, seringkali perhiasan yang dikenakan korban.
Sebab, kejahatan dengan modus seperti itu pernah terjadi di berbagai daerah, bahkan tak sedikit korbannya, yang sudah nenek-nenak dilukai.
Ini sepertinya mulai kambuh lagi sehingga petugas harus meningkatkan kewaspadaan untuk melakukan patroli pagi hari, karena komplotan penjahat ini bak belut atau sulit ditangkap.
"Anggota sudah kami sebarkan, untuk melakukan antisipasi, agar menekan angka kejahatan ini," ungkapnya.
Menurutnya, entah sudah digambar sebelumnya atau tidak, kejadian itu bermula dari korban belanja buat keperluan dapur rumahnya ke Pasar Tempak.
Korban mengendarai sepeda motor Honda Scoopy karena jarak dari rumahnya lumayan jauh atau sekitar 3 km. Sebab, lokasi pasar pagi itu dekat koramil setempat. Usia belanja itu, korban pulang.
Entah dikuntit mulai dari pasar itu atau kebetulan berpapasan di jalan dengan pelakunya, korban yang naik sepeda motor sendirian itu tidak mengetahuinya pasti.
Sebab, selama keluar dari pasar itu, ia merasa tak ada sepeda motor yang mengikutinya. Atau memang korban tak memperhatikan karena jalan yang dilewati itu merupakan jalur Malang-Blitar.
Namun demikian, meski itu jalur Malang-Blitar, namun yang dilewati korban itu, mulai dari rumahnya ke pasar terbilang sepi. Apalagi, pagi hari seperti itu, bahkan siang hari saja seringkali sepi.
"Iya, korban merasa tak ada orang yang mengikuti karena jalannya sepi (masih pagi)." paparnya.
Tepat melintas di depan Penginapan Holy, yang menghadap ke arah barat itu korban yang melintas dari arah selatan (arah pasar)mengurangi kecepatan laju sepeda motornya.
Sebab, korban berbelok ke kanan atau ke arah rumahnya, yang hanya beberapa meter saja. Cuma, karena jalannya itu dua jalur, yakni jalur dari arah Blitar dan Malang, sehingga siapapun yang akan menyembrang harus hati-hati.
Begitu korban berhenti di timur jalan untuk siap-siap menyebrang jalan dua jalur itu, mendadak dikejutkan dengan pengendara sepeda motor yang muncul dari sebelah kirinya.
"Nggak kelihatan dari spion sepeda motornya karena korban berkosentrasi ke arah kanannya karena mau belok." ujarnya.
Begitu sepeda motor pelaku berada di samping kirinya, korban kagetnya belum hilang itu kian dibuat tambah kaget. Sebab, pelaku dengan cepat menyambar tas korban yang dicantolkan di bawah stir sepeda motornya.
Sesaat kemudian, pelaku yang dikenali mengendarai sepeda motor Honda PCX itu melesat kabur ke arah selatan.
Hal Itu tak lain ke arah perbatasan Malang namun sebelum sampai di perbatasan itu, harus melewati Bendungan Lahor. Itu merupakan batas dua daerah, yakni antara Malang dan Blitar.
Tanpa pikir panjang atau risikonya bagaimana kalau pelaku melawannya, korban langsung mengejarnya, hingga terjadi kejar-kejaran. "Iya, dikejar oleh korban," paparnya.
Bahkan, kejar-kejaran itu sampai berlangsung di atas bendungan Lahor yang panjangnya diperkirakan sekitar 300 meter itu.
Namun sayangnya, ketika berada di ujung selatan bendungan itu (wilayah Malang), jalannya menyempit dan hanya buat satu sepeda motor, yang akan antre melewati pos retribusi.
Penyempitan lajur itu karena dibuat untuk jalur mobil juga, yang akan bayar retribusi di bendungan.
Karena antre di depan retribusi pos Lahor itu, akhirnya korban kehilangan jejak karena pelaku lebih dulu melewati pos retribusi yang dikelola Jasa Tirta itu