Berita Surabaya
Datangi Sedekah Bumi di Tandes, Cak Eri Bakal Perbanyak Acara Tradisi di Surabaya
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menghadiri acara sedekah bumi dan bersih desa di Kelurahan Tandes, Kecamatan Tandes, Minggu (16/10/2022).
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menghadiri acara sedekah bumi dan bersih desa di Kelurahan Tandes, Kecamatan Tandes, Minggu (16/10/2022).
Rencananya, Pemkot akan memperbanyak acara tradisi serupa di Kota Pahlawan pada 2023 mendatang.
Wali Kota datang dengan didampingi Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani. Dalam ajang tersebut, Wali Kota mengikuti satu persatu acara, termasuk dengan mengikuti jalan kaki sejauh 3 km.
Dalam acara ini, para peserta yang merupakan perwakilan masing-masing RW membawa berbagai hasil bumi. Mulai sayuran, buah-buahan, hingga berbagai hasil bumi lainnya.
Menariknya, berbagai produk tersebut disusun dengan beraneka bentuk. Di antaranya, ada yang menyerupai naga, iguana, hingga burung Garuda.
Berbentuk raksasa, berbagai hasil bumi tersebut lantas digotong oleh beberapa orang dan diarak bersama-sama oleh warga keliling kampung. Para ibu-ibu, anak-anak, hingga pria dewasa saling berbaur membuat suasana berjalan semarak.
Pertunjukan kesenian juga ditampilkan. Di antaranya, ada reog ponorogo, jaranan, hingga barongsai.
Baca juga: Sedekah Bumi di Manukan Kulon, Adi Sutarwijono: Memperkuat UMKM dan Seni Budaya
Wali Kota Eri Cahyadi membuka acara dengan melakukan pemotongan tumpeng sebelum memberangkatkan rombongan. Tak hanya itu, Cak Eri juga mengikuti pawai dengan berjalan kaki pada rute yang mencapai sekitar 3 km ini.
Baginya, pelestarian tradisi menjadi bentuk kerja kolaborasi warga di kecamatan. "Ini merupakan bentuk pelestarian tradisi. Tradisi ini harus kita jaga," kata Cak Eri ditemui di sela acara.
Bukan sekadar menjaga eksistensi budaya, ajang seperti ini juga sebagai bentuk komitmen gotong royong. "Acara ini menyatukan berbagai elemen di sebuah wilayah,“ katanya.
"Ada berbagai budaya yang juga ditampilkan. Ada barongsainya, ada reognya juga. Ini menjadi satu dan menunjukkan bahwa Surabaya adalah kota toleransi," kata politisi PDI Perjuangan ini.
Rencananya, tradisi yang berjalan tahunan tersebut akan masuk dalam agenda resmi wisata di Surabaya. Nantinya, Pemkot akan memberikan dukungan di samping usaha swadaya masyarakat.
Masing-masing kecamatan akan melaksanakan secara bergantian. Targetnya, acara tersebut akan mendatangkan banyak wisatawan dari luar kota yang akan sekaligus menggerakkan ekonomi.
"Misalnya, berlangsung di masing-masing kecamatan. Sehingga menjadi besar dan masuk dalam agenda wisata Surabaya. Warga luar kota tahu, kapan dan waktu pelaksanaannya," katanya.