Berita Lumajang
Bupati Lumajang Cak Thoriq Jadi Komandan Upacara Hari Santri Nasional 2022 di Tugu Pahlawan
Bupati Lumajang Cak Thoriq menjadi komandan Upacara Hari Santri Nasional 2022 di Tugu Pahlawan, dengan peserta Laskar Santri dari seluruh Jawa Timur.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menjadi komandan upacara peringatan Hari Santri Nasional 2022 di Tugu Pahlawan Surabaya, Sabtu (22/10/2022).
Dengan mengenakan kopiah, baju koko, dan sarung, pria yang karib disapa Cak Thoriq itu menjadi komandan upacara, yang pesertanya adalah Laskar Santri dari seluruh Jawa Timur.
Sejarah hidup Cak Thoriq memang lekat dengan dunia pesantren.
Sejak kelas 3 SD, ia sudah mondok di Darul Falah Denok Lumajang sembari menimba ilmu di MI Nurul Islam.
Masa SMP, Cak Thoriq mondok di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang dan bersekolah di MTs Negeri Denanyar Jombang.
Pada pendidikan menengah atas, Cak Thoriq hijrah ke Malang untuk menimba ilmu di MAN Malang.
Lepas dari pendidikan formal, Cak Thoriq aktif di organisasi kaum Nahdliyin. Dia masuk Banser.
"Iya saya sudah lama gak jadi komandan upacara. Dulu ikut Pramuka terus kegiatan Banser dan latihan untuk apel upacara. Selama jadi bupati, baru kali ini saya jadi komandan upacara," katanya.
Selama bertugas memimpin upacara, Cak Thoriq tidak bekerja setengah-setengah. Ia selalu merasa risih jika ada hal yang kurang sempurna.
Saat geladi bersih, ia berulang kali mengatur kelompok paduan suara dan kelompok pengibar bendera yang menurutnya komposisinya masih kurang pas. Di bagian itu, ia sempat terlihat ngotot.
Ada yang salah pun langsung dikoreksi.
"Saya adalah santri. Haru dan membanggakan saya menjadi bagian peringatannya. Makanya, saya harus maksimal," ujarnya.
Baca juga: Hadiri Upacara Hari Santri Nasional 2022, Ketua DPRD Kota Blitar Ajak Santri Cegah Paham Radikalisme
Tegas dan selalu memberikan hasil maksimal memang karakter santri. Santri baginya harus siap memimpin Indonesia.
Cak Thoriq pernah mengucapkan, santri yang rajin sekolah, ngaji, dan tidak pernah bolos ketika lulus pasti jadi kiai besar dan punya pondok pesantren.
Jika tipe santri yang biasa-biasa jadi tokoh mayarakat, jadi guru di kampung-kampung, kalau santri yang nakal biasanya menjadi politisi. Kecuali gus atau putra kiai.
"Jadi pesannya, kalau jadi santri harus siap memimpin Indonesia," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Lumajang