Berita Surabaya
BMKG Juanda: Puncak Musim Hujan di Jatim Februari 2023, Warga Diimbau Tetap Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG Kelas I Juanda Sidoarjo memprediksi, Jawa Timur diguyur hujan dari September 2022 sampai November 2022.
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda Sidoarjo, memprediksi, Provinsi Jawa Timur diguyur hujan dari September 2022 sampai November 2022.
Sementara puncaknya mulai Desember 2022 hingga Februari 2023.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh, Tri Susanto, menjelaskan, perkembangan Angin Monsun Asia sebagai indikasi masuknya musim hujan karena telah memasuki wilayah Indonesia dengan intensitas yang relatif sama dengan klimatologisnya.
"Aliran angin Monsun Australia di wilayah Indonesia umumnya memiliki pola yang relatif sama dengan pola klimatologisnya dan diperkirakan masih berlangsung hingga November 2022 terutama di 7 wilayah selatan ekuator," ujarnya, Rabu (26/10/2022).
Menurutnya, hal ini mengindikasikan aliran angin timuran di selatan ekuator masih cukup kuat sesuai dengan normal.
Pada November 2022, angin Monsun Asia diprediksi mulai memasuki wilayah Indonesia utara ekuator dengan intensitas yang relatif sama dengan pola klimatologisnya dan mendominasi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Cuaca Jatim Hari Ini Selasa, 26 Oktober 2022: Hujan Ringan di 20 Daerah, Jombang & Ngawi Hujan Petir
Baca juga: Dampak Gelombang Rossby, Jatim Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang hingga November
Di sisi lain, Teguh juga menilai, keragaman iklim Indonesia juga dipengaruhi oleh aktivitas terkait iklim antara lain, fenomena global seperti El Nino dan La Nina.
El Nino adalah jika anomali suhu permukaan laut di suatu daerah positif atau lebih panas dari rata-ratanya.
Namun jika anomali suhu permukaan laut negatif disebut La Nina
"Pengaruh El Nino terhadap curah hujan di Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kondisi suhu perairan wilayah Indonesia. El Nino berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan secara signifikan bila bersamaan dengan kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin atau anomali negatif," jelasnya.
Namun, lanjut Teguh, bila kondisi suhu perairan lebih hangat atau anomali positif, El Nino tidak signifikan mempengaruhi curah hujan di Indonesia.
Sedangkan La Nina secara umum menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat apabila disertai dengan menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia.
Baca juga: 6 Kelurahan di Sampang Madura Berpotensi Banjir hingga Longsor di Musim Hujan, Warga Diimbau Waspada
"Pengaruh El Nino dan La Nina juga tergantung musim Mengingat luasnya wilayah Indonesia, dampak El Nino dan La Nina tidaklah merata atau seragam di seluruh wilayah," paparnya.
Teguh berpesan kepada masyarakat supaya tidak panik dalam menyikapi peristiwa itu.