Arti Kata
Arti Kata Guru dari Bahasa Sansekerta, Hari Guru 2022: Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar
Berikut arti kata guru, berasal adri Bahasa Sanskerta. Siapa yang baru tahu artinya di Hari Guru 2022 ini?
TRIBUNJATIM.COM - Tanggal 25 November selalau diperingati sebagai Hari Guru Nasional.
Hari ini, Jumat (25/11/2022) diperingati sebagai Hari Guru 2022.
Hari Guru 2022 ini bersamaan dengan perayaan HUT ke-77.
Untuk diketahui, Hari Guru 2022 mengusng tema “Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar”.
Kata guru sudah sering terdengar dan diucapkan.
Namun tak banyak yang tahu apa arti kata guru sebenarnya.
Padahal arti kata guru, ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Untuk itu, memperingati Hari Guru 2022, berikut tersaji arti kata guru dan asal mulanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Arti kata guru
Secara umum bisa dikatakan bahwa interpretasi orang kebanyakan tentang makna kata “guru” adalah seseorang yang mengajar (pengajar), yang dalam Bahasa Inggris disebut teacher.
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) pun mendefinisikan guru sebagai berikut: orang yang pekerjaannya (mata pencariannya, profesinya) mengajar.
Dari kata guru kemudian muncul kata turunan “berguru, keguruan, menggurui, perguruan” dan lain-lain.
Dari definisi KBBI tersebut, bisa diartikan bahwa guru adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang sebagai pokok penghidupannya.
Dengan demikian, dari sudut sebagai mata pencaharian, secara substansi dapat dikatakan bahwa guru adalah pekerjaan yang tidak memiliki banyak perbedaan dengan jenis-jenis pekerjaan lain seperti sopir, akuntan, penjahit, tukang bangunan, tukang listrik, pengacara, dan lain-lain.
Intinya adalah melakukan pekerjaan untuk mendapatkan penghidupan.
Baca juga: Arti Kata Value dalam Bahasa Gaul, Istilah yang Ramai Digunakan di Media Sosial, Simak Contohnya
Baca juga: Arti Kata Babayo, Rungkad, dan Kicep, Bahasa Gaul Viral di TikTok Berasal dari Bahasa Daerah
Padahal, melihat asal muasal dalam bahasa aslinya, yakni Bahasa Sanskerta, arti kata “guru” sebetulnya jauh lebih dalam daripada arti kata “guru” yang ditafsirkan atau yang selama ini dipersepsi oleh publik pada umumnya di Indonesia.
Menurut artinya dalam Bahasa Sanskerta, yang disebut guru tidak hanya mengajar tentang pengetahuan atau bidang tertentu.
Thomas R. Murray dalam Moral Development Theories – Secular and Religious: A Comparative Study (1997), istilah (term) menjelaskan bahwa guru adalah kombinasi dari dua kata, yakni ”gu” (berarti kegelapan atau darkness) dan “ru” (berarti cahaya atau light).

Digabungkan, dua kata itu diartikan sebagai cahaya yang menyingkirkan kegelapan.
Jadi, lebih dari sekadar mengajarkan pengetahuan (atau sebagai teacher), guru dalam bahasa aslinya juga berarti konselor (penasihat), mentor (pembimbing) yang menanamkan nilai-nilai, keteladanan, dan inspirasi (inspirator) bagi murid-muridnya.
So, guru tidak sekadar mengajar untuk melakukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge).
Dengan kata lain, peran guru dalam makna asalnya tidak hanya membuat murid sampai pada level tahu (know), dan mengerti (understand), kemudian berhenti sampai di situ.
Guru juga “mencetak” atau membuat muridnya “menjadi” (becoming).
Baca juga: Nagita Slavina dan 6 Artis Pernah Jadi Guru, Sekolahnya Tak Sembarangan, Ada yang Digaji Rp 20 Ribu
Maksud “menjadi” di sini mencakup aspek yang tidak hanya bermuara pada prestasi akademik dan intelektual murid, tetapi juga pada pertumbuhan aspek batiniah atau budi (akhlak, moral dan spiritual) murid.
Oleh karena itu, dalam tradisi akarnya, menjadi guru justru tidak diawali dari motivasi untuk menjadikannya pekerjaan demi mata pencaharian atau untuk mendapatkan penghasilan.
Dengan kata lain, menjadi guru sejatinya tidak karena didorong oleh motivasi utama untuk menjadi pegawai atau karyawan.
Sebaliknya, menjadi guru merupakan sebuah panggilan nurani (inner calling), yang itu jauh melampaui kepentingan untuk mencari penghidupan (baca: penghasilan).
Di negara-negara Barat, kata guru juga dipakai, tetapi bukan menunjuk pada seseorang yang berdiri di depan kelas (di sekolah), yang mengajari murid-murid pengetahuan tertentu.
Untuk yang itu, istilahnya dalam Bahasa Inggris adalah teacher.
Baca juga: Chord Gitar dan Arti Lirik Lagu Hymne Guru, Lagu Wajib Hari Guru Nasional: Namamu akan Selalu Hidup
Baca juga: Masih ada Guru Bergaji Rp 500.000, Reni Astuti Sebut APBD Surabaya 2023 Mestinya Bisa Beri Perubahan
Di Barat, penggunaan istilah guru agak mirip dengan makna guru dalam bahasa aslinya, meskipun kadang-kadang di Barat kata itu juga berkonotasi untuk merendahkan (deregatory).
Terutama jika dikaitkan dengan sekte-sekte, di mana posisi guru dikultuskan (dihormati secara berlebihan) dan murid atau anggota sekte menurut atau manut tanpa reserve.
Di atas itu semua, bisa dimaklumi apabila kini guru dimaknai sebagai pekerjaan untuk mata pencaharian –yang tak jauh berbeda dari makna karyawan atau pekerja.
Sepertinya itu tidak hanya terjadi di Indonesia. Guru sebagai pekerjaan untuk mata pencarian juga merupakan fenomena jamak di mana-mana.
Bahkan kemudian ada istilah lecturer, yang artinya adalah pemberi kuliah di perguruan tinggi. Disebut dosen dalam Bahasa Indonesia.
Akan tetapi, yang perlu diingat dan diperhatikan adalah apabila guru dilatari motivasi dan dipandang sebagai semata pekerjaan, dan apalagi guru pun diposisikan sebagai pegawai (tak ubahnya karyawan), maka tantangan yang dihadapi guru masa kini justru jauh lebih besar.
Mengapa?
Baca juga: Arti Kata Laeeb, Nama Maskot Piala Dunia 2022 Qatar, Sosoknya Berasal dari Dunia Paralel

Apakah Mbah Google dan YouTube adalah Guru?
Jika pekerjaan guru direduksi hanya sebagai penyampai pengetahuan atau untuk men-transfer pengetahuan ke murid, maka kini guru-guru menemui pesaing yang jauh lebih hebat sebagai gudang pengetahuan. Siapa itu?
Siapa lagi kalau bukan mbah Google dan YouTube.
Didukung oleh kecanggihan mesin teknologi, mbah Google dan YouTube menyimpan seabreg data dan pengetahuan, tidak hanya tentang hal-hal positif, juga hal-hal negatif.
Bahkan mesin teknologi itu makin lama makin atraktif, karena dilengkapi dengan gambar, video dan navigasi yang menarik serta memudahkan penggunanya, sehingga mencari data, informasi dan pengetahuan lewat mbah Google dan YouTube saat ini makin diminati siapapun.
Oleh karena itu, tidak jarang muncul cerita bahwa murid-murid yang mendapatkan soal/tugas atau PR dari guru sekolahnya, kemudian mencari jawaban atas tugas itu pada mbah Google dan YouTube.
Baca juga: Arti Kata Gacor dan Epic dalam Bahasa Gaul, Pengguna Medsos Pasti Tahu, Berikut Contoh Kalimatnya
Baca juga: Arti Kata Accismus, Istilah Psikologi yang Jadi Bahasa Gaul Populer, Berasal dari Bahasa Yunani
Bisa dikatakan dengan meyakinkan bahwa sampai kapanpun sepertinya guru akan sulit bahkan mustahil untuk bisa menyaingi keunggulan mbah Google dan YouTube sebagai pemasok dan gudang data, informasi serta pengetahuan.
Meskipun demikian, tentu saja ucapan “Selamat Hari Guru” tidak layak ditujukan kepada mbah Google dan YouTube.
Nah, pada titik ini, guru bisa mengambil peran yang tidak dimiliki mbah Google dan YouTube.
Guru bisa menciptakan nilai keunggulan pada aspek-aspek seperti keteladanan akhlak dan perilaku, serta menjadi inspirator bagi murid-muridnya, yang itu tidak bisa dijalani oleh mesin teknologi.
Ini berarti mendudukkan posisi guru sebagaimana makna istilah guru dalam bahasa aslinya, yang berarti menyingkirkan kegelapan.
Untuk tujuan itu, tentu dibutuhkan orang-orang yang berangkat dari panggilan hati-nurani sebagai guru.
By the way, Selamat Hari Guru Nasional 2022!
Semoga makin banyak terlahir guru-guru sejati yang berdedikasi.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com
Berita tentang Hari Guru Nasional