Berita Bisnis
Siap Hadapi NLE pada 2024, ALFI/ILFA Jatim Gandeng Pemerintah Bikin Strategi Bersama
Pasalnya salah satu roda penggerak perekonomian Indonesia salah satunya pada logistik.
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - DPW ALFI/ILFA (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia/Indonesian Logistics & Forwarder Association) Jatim menggandeng pemerintah dan stake holder untuk mendukung dan mempercepat implementasi National Logistic Ecosystem (NLE).
Pasalnya salah satu roda penggerak perekonomian Indonesia salah satunya pada logistik.
Ketua Umum DPP ALFI/ILFA Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan bahwa NLE adalah ekosistem logistic yang menyelaraskan arus lalu lintas barang, yang berorientasi pada kerja sama antarinstansi pemerintah dan swasta, salah satunya perusahaan-perusahaan dari anggota DPW ALFI/ILFA Jawa Timur.
“Kita harus kolaborasi. Jadi seluruh rangkaian logistic ini tidak bisa berdiri sendiri. Sehingga kita harus siap menyongsong NLE pada tahun 2024 mendatang,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (27/11/2022).
Baca juga: Pelaku Usaha Logistik Tak Terpengaruh Kenaikan Harga BBM, Keluhkan Keterlambatan Pasokan Solar
Secara umum, implementasi NLE bertujuan untuk meningkatkan kinerja logistic nasional, memperbaiki iklim investasi, serta meningkatkan daya saing perekonomian Nasional.
Yukki melanjutkan, Jawa Timur memiliki prospek yang sangat cerah karena pertumbuhan perekonomiannya di atas pertumbuhan nasional serta memiliki inflasi yang sangat terjaga.
“Saya melihat Jawa Timur memiliki potensi yang sangat luar biasa yang dapat memberikan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pelabuhan kedua terbesar di Indonesia ada di Tanjung Perak Surabaya yang letaknya di Jawa Timur, di Jawa Timur juga menduduki posisi ke 3 Bandara Internsional yang memiliki kargo yang cukup tinggi,” imbuh Yukki pada acara Muswil VI DPW ALFI/ILFA Jawa Timur.
Baca juga: Pemilik Jasa Logistik di Malang Diajak Maksimalkan Teknologi Digital Tracking
Kendati demikian, Wakil Ketua Kamar Dagang & Industri (KADIN) Jawa Timur, Deddy Suhayadi mengajak seluruh pelaku logistik untuk tetap waspada dan terus melakukan inovasi meski perekonomian Jawa Timur cukup stabil saat menghadapi geopolitik 2023.
“Tetap optimis tapi juga perlu hati-hati. Jawa Timur memiliki fundamental yang kuat hingga 5,4 persen dengan kondisi perekonomian tersebut diharapkan perusahaan anggota ALFI/ILFA tetap berkolaborasi antar logistik di Indonesia dan menggandeng pemerintah dan stake holder, serta dapat memanfaatkan peluang-peluang dengan sebaik-baiknyanya,” ujar Deddy.
Baca juga: Koneksikan Logistik Instan Antar Kota, Lalamove Gaungkan Make a Winning Move ke Bisnis Lokal
Kepala Dishub Jatim, Nyono mengatakan bahwa iklim perekonomian di Jawa Timur sudah membaik terlebih akibat dari pandemic Covid-19 2 tahun ini.
“Alhamdulillah perkembangan Jatim saat ini tercatat 5,58 persen menunjukkan bahwa ekonomi di Jatim sudah bangkit, sesuai dengan slogan Jatim yaitu Optimis Jatim Bangkit,” tutur Nyono.
Logistik dianggap sebagai roda penggerak utama perekonomian di Indonesia, karena hampir semua bidang pasti membutuhkan logistik.
Di mana dari akses logistik yang baik, Jatim menyumbang 1/5 dari perdagangan di Indonesia.
Dalam hal ini, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak turut mendukung dan mendorong implementasi NLE di Jawa Timur dengan memaksimalkan akses infrastruktur untuk industry logistik dan forwading.
“Akses logistik salah satunya jalan tol. Saat ini tol yang menyambung dengan Surabaya, serta Malang bahkan Probolinggo, telah meningkatkan kelancaran logistik di Indonesia dan Jatim sendiri. Karena itu pemanfaatkan jalan tol, terutama utilisasi Transjawa harus digencarkan untuk menggenjot perekonomian," kata Emil dalam Muswil VI ALFI/ILFA Jatim di Hotel Shangri-La Surabaya.