Memilih Damai
Jelang Pemilu 2024, Pemilih Punya 3 Alasan dalam Memilih Pemimpin Nasional, Tidak Ada Isu Primordial
Memotret alasan pemilih menentukan pemimpin nasional, ternyata ada tiga alasan utama pemilih menentukan pemimpin nasional. Apa sajakah itu?
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Ficca Ayu Saraswaty
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Bobby Constantine Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Survei Litbang Kompas terbaru memotret alasan pemilih menentukan pemimpin nasional. Berdasarkan hasil penelitian terbaru, ada tiga alasan utama pemilih menentukan pemimpin nasional.
Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, menyebutkan ada tiga tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon presiden. Mereka adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Litbang Kompas memotret alasan pemilih menentukan masing-masing figur tersebut berbeda. Prabowo misalnya, dipilih karena dianggap sebagai figur yang tegas.
"Pemilih Prabowo karena alasan figur ketegasan, kemudian Ganjar karena merakyat, dan Anies karena kinerjanya. Masing-masing memiliki karakteristik berbeda di hadapan pemilih," kata Yohan saat menyampaikan penjelasan di talkshow bertema Memilih Damai: Yang Muda Yang Primordial?, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Sikapi Isu Presiden dari Jawa, Masyarakat Punya Kesempatan Sama Dipilih dan Memilih
Baca juga: Aksi Damai Tolak RUU Kesehatan, Tenaga Kesehatan di Blitar Bagikan Bunga kepada Pengendara
Digelar Tribunnews bekerjasama dengan Unair, diskusi ini membahas peluang munculnya isu primordial di pemilu 2024. Selain Yohan Wahyu, diskusi ini juga menghadirkan Pengamat Ekonomi Politik, Fachry Ali, Dosen FISIP Unair, Airlangga Pribadi Kusman, dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unair, Pradipto Niwandhono sebagai narasumber.
Berlangsung di Aula Soetandyo Kampus B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, acara ini dimoderatori Tri Mulyono (Penanggung Jawab/Wakil Pimpinan Redaksi Harian Surya) dan Paramitha Soemantri (presenter senior).
Disinggung soal alasan isu primordial, respoden survei Litbang Kompas ternyata tak memasukkan hal tersebut untuk menentukan pemilih. Misalnya, alasan memilih karena identitas suku atau agama tertentu.
Pun di kalangan anak muda, tak ada alasan pemilih menentukan pemimpin nasional dengan mendasarkan kesamaan agama atau pun suku. "Dalam survei, hampir tidak ada karena alasan suku," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Asrama Mahasiswa Nusantara Surabaya, Era Baru Kebhinekaan NKRI
Baca juga: Soal Peluang Usung Anies Baswedan di Pilpres 2024, Nasdem Jatim Buka Suara: Harus Koalisi
Sebaliknya, pemilih muda banyak menentukan pilihan berdasarkan kepopuleran di media sosial. "Selain Ganjar, yang muncul di benak kalangan milenial adalah Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat),. Keduanya memang aktif di medsos menurut mereka," katanya.
Sekalipun demikian, Yohan memprediksi isu primordial akan tetap muncul dalam pemilu. Baik terkait hal agama, etnis, atau suku tertentu.
Walaupun demikian, hal ini tak akan efektif menarik pemilih. "Isu primordial masih akan muncul, misalnya dengan alasan agama. Namun, ini nggak akan efektif. Berdasarkan survei, pemilih menentukan pemimpin jauh dari isu primordial," katanya.
Sebaliknya, hal ini justru akan memunculkan polarisasi antar masyarakat. "Pasca pemilu 2019 hingg jelang pemilu 2024, isu polarisasi masih terus ada," katanya.
Baca berita Surabaya dan berita Jatim terkini lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Memilih Damai
Peneliti Litbang Kompas
Yohan Wahyu
Calon Presiden
Ganjar Pranowo
Prabowo Subianto
Anies Baswedan
Tribunnews
Unair
TribunJatim.com
Tribun Jatim
jatim.tribunnews.com
Dosen Fisip Unair Sebut Kaum Muda Ingin Meninggalkan Budaya Lama dalam Politik |
![]() |
---|
Isu Primordial Tak Laku Bagi Pemilih Rasional, Tiga Figur Mencuat dalam Bursa Pemimpin Nasional |
![]() |
---|
Sikapi Isu Presiden dari Jawa, Masyarakat Punya Kesempatan Sama Dipilih dan Memilih |
![]() |
---|
Pemilu 2024, Millenial Butuh Pemimpin Aspiratif dan Paham Persoalan |
![]() |
---|