Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Cerita Bapak di Surabaya Geram Anaknya Nyaris Diculik Pria Misterius, Modus Mengamen: Ayo Ikut

Seorang bocah kelas 5 SD berinisial RA (11) menjadi korban percobaan penculikan yang dilakukan oleh seorang pengamen

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM/ Luhur Pambudi
Suasana depan rumah orang tua korban penculikan, di Jalan Raya Bringin Indah, Gang 8, No 37, Bringin, Sambikerep, Surabaya, sekitar pukul 13.00 WIB, Selasa (13/12/2022). 

Agus menyangsikan, bila si pelaku tidak berniat melakukan percobaan pencurian. Buktinya, sang anak terus saja menangis lantaran mengalami trauma dengan perlakuan si pelaku.

"Kalau menurut saya, mungkin dia bukan menculik atau apa. Tapi kalau sudah mengajak orang tidak dikenal. Itu kan bisa di itu (dihukum). Iya pengamen (sosok pelaku). Pakai ecek-ecek (marakas berbahan lempengan tutup botol yang dipaku pada kayu)," katanya.

Kini, bapak tiga anak itu, mengaku gusar dengan kondisi psikis anaknya pascainsiden percobaan penculikan tersebut.

Ia takut sang anak yang rasa traumanya tak kunjung reda, malah membuatnya enggan untuk masuk sekolah.

Agus mengaku, akan melihat perkembangan pemulihan kondisi psikis anaknya beberapa hari ke depan.

Manakala memang kondisi pemulihan trauma sang anak tak kunjung menunjukkan hasil yang signifikan.

Ia tak menutup kemungkinan bakal meminta bantuan kepada pihak Dinas Kesehatan Pemkot Surabaya, untuk melakukan proses pemulihan tersebut.

"Saya cuma takut anakku ini enggak mau sekolah atau apa. Yang paling saya takutkan ya itu. Kalau tadi seandainya gak ada orang, mungkin gak tahu lagi," ungkapnya.

Selain Agus, percobaan penculikan terhadap RA itu, juga sempat diketahui oleh anak pertama Agus, yang bernama, Andre.

Tangisan RA pertama kali berlarian dari tengah gang menuju ke teras dalam rumahnya itu, sempat memantik rasa penasaran Andre yang kala itu sedang memperbaiki motor di dalam teras rumah.

Memang, rumah Agus yang dikontraknya sejak 1,5 tahun lalu itu, didesain pada lantai dasarnya sebagai area bengkel atau tempat mereparasi motor para pelanggannya.

Dan Andre sejak awal dilatih keterampilan oleh sang ayah untuk mampu memperbaiki mesin motor, agar dapat membantu bisnis kecil-kecilan keluarganya itu.

"Saya sedang memperbaiki motor. Bawa alat. Kenapa nangis. Di depan lihat dia (pelaku) sudah enggak ada (kabur)," ungkap Andre.

Korban RA dengan kondisi kulit sekitar mata sembab dan pupilnya yang tampak memerah usai menangis, mengaku, kedua tangannya dipegang lalu ditarik-tarik oleh si pelaku untuk diajak mengamen.

"Ayo melok ngamen (ayo ikut mengamen). Iya ditarik," ujar RA seraya menganggukkan kepala dan memperagakan cara si pelaku menarik dirinya, saat itu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved