Berita Jatim
Cerita Ibu di Situbondo yang Kesulitan Biaya saat Hendak Lahiran, Terpikir Jual Mesin Jahit Warisan
Kemiskinan membuat orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kisah pilu soal kemiskinan dialami oleh Dwi.
TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO – Kemiskinan membuat orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jangankan memenuhi kebutuhan merawat anak, terkadang, untuk biaya makan saja tidak memungkinkan. Kisah pilu itu dialami oleh Dwi.
Wanita 3 itu harus menunggu lama untuk melahirkan anaknya.
Sebab, sepeserpun dia tidak memiliki uang.
Imam Turmudi, Manager Area Laznas LMI Situbondo-Banyuwangi, menceritakan, awalnya dirinya dan beberapa relawan mengetahui informasi itu kemudian langsung turun tangan membantu.
“Pada Jumat (9/12/2022), usia kandungan Bu Dwi sudah 9 bulan. Awalnya dia sudah merasakan sakit perut. Saat periksa ke Polindes, masih pembukaan 1. Kekhawatiran mulai menghinggapi Bu Dwi karena sampai hari Minggu belum menunjukkan perkembangan, masih tetap pembukaan 1. Dia sebenarnya ingin periksa tetapi tidak memiliki uang,” cerita Imam.
Dwi bingung. Dia berencana menjual mesin jahit peninggalan orang tua nya rencana mau dijual untuk biaya persalinan.
Tapi sampai HPL tiba, belum ada seorang pun yang berniat membeli.
“Alhamdulillah bantuan LMI datang di waktu yang tepat. Senin 12 Desember 2022 jam 02.00 bu Dwi melahirkan dengan selamat di tempat praktek bidan setempat dengan bantuan biaya bersalin dari Lmi. Jam 08.00 dia dan si bayi diizin kan pulang ke rumah,” Kata Imam, sapaan akrabnya, setelah memberikan bantuan.
Dwi adalah seorang janda. Suami pertamanya meninggal karena kecelakaan.
Dari pernikahan pertama, bu Dwi di karuniai seorang putra yang saat ini masih kelas 2 SD.
Tahun 2021 silam dia menikah lagi dan sejak usia kehamilan 4 bulan, sang suami meninggalkannya dan entah dimana suaminya saat ini.
“Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bu Dwi berjualan es rasa-rasa dan jihu (tahu aci). Selain menafkahi anaknya, Bu Dwi juga merawat ibu nya yang menderita stroke. Penghasilan yang tak seberapa itu menyebabkan Bu Dwi sering menjual perabotan rumah tangga yang ada seperti piring, gelas dan lain sebagainya," pungkas Imam.
Baca juga: Soal Kabar Bantuan Erupsi Semeru Menumpuk di Gudang Bulog, Pemkab Lumajang Berikan Tanggapan
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com