Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Malang

Mainan 'Lato-lato' Jadi Tren, SDN Kidul Dalem 1 Kota Malang Larang Siswa Bawa ke Sekolah

Booming permainan lato-lato yang menimbulkan suara berisik cetak cetok, Frida Yossy, Kepala SDN Kidul Dalem 1 Kota Malang bersikap.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM/SYLVIANITA WIDYAWATI
Siswa sedang main bola di SDN Kidul Dalem 1 Kota Malang, Senin (9/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sylvianita Widyawati

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Booming permainan lato-lato yang menimbulkan suara berisik cetak cetok, Frida Yossy, Kepala SDN Kidul Dalem 1 Kota Malang bersikap.

Pada Tribun Jatim Network, Yossy menyatakan melarang siswa membawa mainan itu.

Sejauh ini juga tidak ada regulasi khusus dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang.

"Untuk lato-lato, kebijakan tertulisnya di sekolah tidak ada. Tapi saya melarang siswa membawanya," jawab kasek pada Tribun Jatim Network, Senin (9/1/2023).

Hal itu disampaikan pada siswa saat hari pertama masuk sekolah pada 3 Januari 2023. 

"Waktu itu kan apel pagi habis liburan. Saya sampaikan pada anak-anak soal larangan itu. Kalau di rumah memainkannya ya terserah karena kebijakan di rumah," kata wanita berhijab ini.

Baca juga: Kasus DBD Kota Malang Capai 560 Orang, Warga Diimbau Waspada saat Musim Hujan, ini Cara Pencegahan

Sedang kebijakan di sekolah  berbeda.

Dikatakan, memang sebelum liburan sekolah ada satu siswa yang membawa.

Terdengar suara cetak cetok.

Ia lalu mencari tahu suara itu dan kemudian baru tahu alat permainannya dari siswanya.

"Kalau kebijakan sekolah lebih menyangkut keamanan dan keselamatan siswa," jawab dia.

Ia khawatir jika alat itu mengenai mata atau lainnya.

"Sejak masuk sekolah minggu ini tidak ada suara lato-lato. Saya juga tidak melakukan razia," kata dia. 

Dikatakan, setiap sekolah mungkin memiliki kebijakan sendiri.

Baca juga: KA Pengangkut BBM Mogok di Perlintasan Jalan Kolonel Sugiono Malang, Lalu Lintas sempat Terhambat

Mungkin ada sekolah yang membolehkan karena daripada siswa main HP.

Itu menjadi kebijakan sekolahnya sendiri.

Atas kebijakannya, sejauh ini tidak ada kendala dari orangtua/walimurid.

Di sekolah ini ada 127 siswa mulai kelas 1 sampai 6.

Terkait fenomena permainan lato-lato, ia pribadi tidak setuju karena banyak permainan aman.

Apalagi ia juga pernah mendapat kiriman video ada yang terkena matanya akibat alat itu.

"Khawatir juga jika talinya lepas terus bolanya kena," kata dia.

Baca juga: Soal Kasus Dugaan Pembunuhan Mahasiswi di Malang, 9 Saksi Diperiksa, Pelaku Masih Misterius?

Maraknya lato-lato membuat banyak penjual dadakan. 

Seperti tampak di dekat Masjid Jamik.

Selain menjual minuman juga jual lato-lato.

Di penjual mainan juga termasuk di toko.

Lato-lato sederhana yang dijual ada yang Rp 8.000 sampai Rp 10.000.

Ada juga yang dijual model lain dengan harga diatas Rp 10.000. 

Berita Malang lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved