Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pimpinan Ponpes di Ciamis Akhirnya Beber Maksud Tradisi Perjodohan Massal yang Viral, Digelar Rutin

Tradisi perjodohan massal yang terjadi di Ciamis belakangan ini sedang mencuri perhatian dan menimbulkan pro dan kontra.

Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
Tribun Jabar
Potret viralnya momen perjodohan massal di Ciamis yang menuai pro dan kontra, sejak Sabtu (7/1/2023). 

TRIBUNJATIM.COM - Pimpinan Pondok Pesantren di Ciamis Jawa Barat akhirnya buka suara terkait maksud tradisi perjodohan massal yang sedang ramai dibicarakan itu.

Berawal dari sebuah video yang kemudian menimbulkan pro dan kontra di media sosial.

Bahkan sebagian besar komentarnya merupakan hujatan.

Video itu diunggah di akun TikTok @ Matahari Miftahul Huda 2, pada Sabtu (7/1/2023).

Setelah ditelusuri ternyata kegiatan khitbah massal tersebut berada di Pondok Pesantren Miftahul Huda 2, Jalan Mulyasari, Dusun Wetan, Desa Bayasari, Kecamatan Jatinagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Pimpinan Pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari, KH Nonop Hanafi membenarkan khitbah massal itu, karena merupakan bagian dari agenda pondok pesantren.

Menurutnya Pesantren Miftahul Huda 2 akan menggelar nikah massal pada 23 Januari 2023 mendatang yang akan diikuti oleh 10 pasang santri pondoknya.

Bahkan pimpinan ponpes menyebut kegiatan satu ini sudah sangat rutin digelar.

“Ini memang agenda rutin pernikahan massal."

"Kemarin hari Sabtu kami mulai dengan khitbah secara massal juga,” ujar Nonop Hanafi, Senin (9/1/2023).

Baca juga: Perbuatan Ferry Irawan Terekam CCTV, Ada 2 Barang Bukti, Pengakuan Saksi Dengar Jeritan Venna Viral

Selain itu Nonop mengatakan untuk proses khitbah massal ini, pihak pesantren memanggil kedua orang tua kedua belah pihak santrinya.

Kemudian pihak pesantren juga memberikan penjelasan kepada orang tua santri bahwa anak mereka akan dijodohkan.

Keputusan tersebut juga tidak diambil secara sembarangan.

Sebelumnya sudah dipertimbangkan oleh dewan kiyai, dan semua orang tua pun setuju karena hal tersebut adalah keputusan yang baik

Cuplikan perjodohan massal
Cuplikan perjodohan massal (TikTok)

“Jadi khitbah ini dilakukan di pondok tidak datang ke rumah masing-masing,” jelas Nonop.

Menurut Nonop, khitbah massal dan pernikahan massal tersebut tujuannya untuk membangun syiar Islam.

Menurutnya lingkungan pesantren itu tidak mengenal istilah pacaran, namun langsung menikah saja.

Nonop menerangkan kegiatan ini merupakan yang keempat kalinya dan berlangsung setiap tahun.

Proses perjodohan ini pun sudah sesuai pertimbangan dan perhitungan dari dewan kiyai.

Sehingga diharapkan menjadi yang terbaik untuk semuanya.

Baca juga: Padahal Mau Nikah, Pemuda Malah Banting Calon Istrinya, Tak Terima setelah Mempelai Cium 1 Bau

Memang di dalam video viral kegiatan yang dilakukan di atas sebuah panggung kecil.

Dalam video tersebut ada 5 laki-laki dan 5 perempuan yang akan dijodohkan.

Kemudian Pimpinan Umum Ponpes Mitfathul Huda 2 Bayasari, KH Agus Malik Annawawi memperkenalkan asal daerah santri tersebut.

Sesaat kemudian, Kiai Agus membawa tempat yang berisi gulungan kertas yang sudah tercantum nama santri-santri tersebut.

"Dikoclok (dikocok)," katanya di video tersebut.

Setiap santri dipersilakan membawa satu buah gulungan kertas, kemudian dibuka.

"Ayo ambil, ambil," kata KH Agus diiringi tawa hadirin yang menonton khitbah tersebut.

Rupanya, acara pengocokan tersebut hanya hiburan semata.

Para santri tersebut sebenarnya sudah dipasangkan oleh pimpinan pesantren.

"Itu hanya gimmick. Sebenarnya sudah dipasangkan masing-masing. Untuk memecahkan suasana saja (biar tidak tegang). Maka ada sistem koclok," jelas Ketua Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda 2 Bayasari, KH Nonop Hanafi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (9/1/2023), dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com.

Baca juga: Hotman Langsung Turun Tangan Ditelpon Venna Nangis-nangis Ferry Tak Ditahan, Kapolda Jatim Disentil

Kiai Nonop menjelaskan, khitbah di pesantrennya sudah menjadi tradisi tahunan.

Hanya saja waktunya tidak mesti di bulan yang sama tiap tahunnya.

"Waktunya berbeda-beda," ujarnya.

Tradisi ini sudah dimulai sejak 2005.

Saat itu ada sejumlah santri yang turut dijodohkan.

"(Yang dikhitbah) santri semua," jelas Kiai Nonop.

Santri yang dikhitbah berasal dari satu pondok.

Kiai Nonop mengatakan, sebenarnya mereka saling kenal, namun hanya sebatas kenal di kalangan santri saja.

"Kita tanya mau dijodohkan dengan si Anu, mereka Sami'na Wa Atho'na (kami mendengar dan kami taat)," kata Kiai Nonop.

Baca juga: Ferry Irawan KDRT, Relawan Perempuan dan Anak Perindo Desak Suami Venna Melinda Segera Ditangkap

Namun lanjut dia, perjodohan itu tidak sembarangan dilaksanakan.

Pihak pesantren sudah melaksanakan beberapa pertimbangan sebelum khitbah.

"Kita menghitung anak ini ke sini, ke tempat ini untuk mengamalkan ilmunya. Bacaannya (pertimbangannya) lama. Ada bacaan dari sisi kondisi latar belakang orang tua, di mana mereka eksis mengamalkan ilmunya. Itu yang jadi bacaan penting pihak pesantren. Tidak asal menjodohkan," beber Kiai Nonop.

Para santri yang menjalani khitbah, tambah dia, merupakan santri purna yang siap-siap mengamalkan ilmu di daerahnya.

Setelah dikhitbah, lanjut Kiai Nonop, para santri itu akan dinikahkan secara massal.

"Nanti (dinikahkan) tanggal 23 Januari," jelasnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved