Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Bertemu Kepala Desa, Babinsa hingga Bhabinkamtibmas, Gubernur Jatim Khofifah Beri Satu Pesan Khusus

Bertemu kepala desa, Babinsa hingga Bhabinkamtibmas, Gubernur Jawa Timur Khofifah berikan satu pesan khusus. Sebut soal solusi.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Fatimatuz Zahroh
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat hadir di acara Sarapan Bareng Tiga Pilar Desa/Kelurahan serta peresmian Revitalisasi Omah Rembug dan Siskamling di Polda Jatim, Selasa (31/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Fatimatuz Zahroh

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi inisiasi Kapolda Jatim yang kembali merevitalisasi program Omah Rembug dan Siskamling di tingkat desa serta kelurahan. 

Menurutnya, Omah Rembug dan Siskamling memiliki peran multikompleks dan multifungsi yang mampu menyelesaikan masalah dari lini paling bawah, yakni di tingkat kelurahan atau desa.

Omah Rembug dan Siskamling juga menjadi bentuk kearifan lokal yang mampu menjadi solusi dari pemecahan masalah di tingkat bawah dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Serta tiga pilar yakni kepala desa, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat. 

“Omah Rembug ini harus ditopang oleh mereka yang punya kearifan dan tidak memiliki keberpihakan pada pihak tertentu. Dari situ akan terbangun kearifan lokal yang akhirnya akan menjadi kearifan nasional,” tegas Khofifah Indar Parawansa saat hadir di acara Sarapan Bareng Tiga Pilar Desa/Kelurahan serta peresmian Revitalisasi Omah Rembug dan Siskamling di Polda Jatim, Selasa (31/1/2023).

Menurutnya, hal ini akan menjadi embrio bagaimana kearifan desa, kearifan kota/kabupaten, kearifan provinsi akan menjadi kearifan nasional. 

Khofifah Indar Parawansa mengatakan, peran tiga pilar, yakni Bhabinkamtibmas, Babinsa dan kepala desa/lurah sangat penting untuk mewujudkan kondusivitas dari lini paling bawah. 

“Di Jatim ada 666 kecamatan, 777 Kelurahan dan 7.724 desa. Artinya ada kebutuhan 8.501 Babinsa dan 8.501 Bhabinkamtibmas supaya bisa bersama-sama menjadi pilar bagi mewujudkan keamanan dan ketertiban dari wilayah administrasi paling bawah, yaitu kelurahan dan desa,” katanya.

Lebih lanjut, Khofifah Indar Parawansa mengajak para kepala desa, Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk bisa menjadi pemimpin yang bisa menjadi bagian dari solusi. Yakni menjadi pemimpin yang memungkinkan atau enabler leader

Yaitu pemimpin yang melihat sesuatu hal yang bisa menjadi peluang atau solusi dari suatu permasalahan. Serta pemimpin yang memungkinkan hal yang dianggap susah atau impossible menjadi hal yang memungkinkan atau possible

Ia mencontohkan masalah sampah. Jika sampah bisa diolah dengan baik, justru akan mendatangkan rupiah. Ditegaskannya, hukum dasarnya adalah possible. Maka berembuk untuk mencari solusi bersama bisa menjadikan yang impossible menjadi possible

“Sering kali kita merasa sudah maksimal padahal kapasitas yang kita gunakan belum maksimal. Ketika ditambahkan persoalan yang tidak terlalu berat rasanya sudah penuh. Tapi kalau kita kemudian meyakini pada diri kita, pada diri kepala desa, pada diri lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas, bahwa kita memiliki kekuatan itu, maka ini akan menjadi kekuatan luar biasa,” urainya.

Tidak hanya itu, lanjut Khofifah, dalam menghadapi era industri 4.0 dan 5.0, yang dibutuhkan adalah complex problem solving. Di mana di era ini perubahan dan ketidakpastian berjalan begitu cepat. Ditambah dengan digitalisasi teknologi membuat masalah yang ditimbulkan cenderung semakin kompleks.

Baca juga: Sosok Gubernur Khofifah yang Kantornya Digeledah KPK, Karir Mantan Menteri hingga Harta Versi LHKPN

“Maka skill tertinggi dari 10 skill yang dibutuhkan adalah complex problem solving. Artinya para kepala desa, lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas harus bisa menjadi problem solver (pemecah masalah). Inilah yang juga menjadi arahan pak Presiden Jokowi (Joko Widodo) kepada para kepala daerah dan Forkopimda pada tanggal 17 Januari lalu di Sentul. Jadilah problem solver, jangan trouble maker,” katanya. 

Sementara itu, Kapolda Jatim, Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan, angka kejahatan 2022 di Polda maupun Polres di Jatim terdapat 59.918 kasus. Sedangkan total jumlah penyidik di Polda maupun di polres-polres di Jatim berjumlah 3.702 personel. Sehingga rasio antara kasus kejahatan dengan penyidik yakni 1 penyidik menangani 16 perkara.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved