Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Satu Abad Nahdlatul Ulama

Cerita Haru Perjuangan Imam Suhrowardi, Pemuda Asal Jombang yang Meninggal saat Puncak 1 Abad NU

Mustain warga Jombang masih mengingat betul niat mendiang anaknya Imam Suhrowardi untuk berangkat menghadiri

Dokumen PWNU Jatim
Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib saat datang ke rumah Mustain untuk takziah atas wafatnya Imam Suhrowardi 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mustain warga Jombang masih mengingat betul niat mendiang anaknya Imam Suhrowardi untuk berangkat menghadiri resepsi puncak Satu Abad NU di GOR Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) lalu.

Meski terpukul karena kehilangan putranya, Mustain mencoba tetap tegas dan berbesar hati. 

Imam Suhrowardi merupakan kader IPNU berusia 22 tahun yang meninggal karena riwayat penyakit jantung.

Sebelum wafat pemuda tersebut sempat menghadiri Harlah 1 Abad NU di Sidoarjo.

Ardi panggilan akrab Imam Suhrowardi, ambruk di rakaat kedua saat jamaah salat Dzuhur lalu menghembuskan nafas terakhir. 

"Masya Allah, matursuwun sanget atas rawuhipun. Sak estu. Nyuwun pandonganipun mugi-mugi Ardi husnul khatimah,’’ kata Mustain saat kedatangan KH Abdussalam Shohib (Gus Salam), Wakil ketua PWNU Jawa Timur, Kamis (9/2/2023). 

Baca juga: Keluarga IPNU Jombang Berduka, Kadernya Meninggal Dunia Sepulang dari Harlah 1 Abad NU di Sidoarjo

Cerita Haru Perjuangan Imam Suhrowardi, Pemuda Asal Jombang yang Meninggal Saat Puncak Satu Abad NU 
 

Baca juga: Jauh-jauh dari Sulsel Demi Harlah 1 Abad NU di GOR Sidoarjo, Tariq Semringah Diajak Selfie Jokowi

Gus Salam yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif, Denanyar datang langsung ke rumah Mustain di Dusun Mojogeneng, Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Jombang.

Kepada Gus Salam, Mustain pun bercerita bagaimana Ardi memiliki niat besar untuk berangkat ke Sidoarjo guna menghadiri satu abad NU. Menurut Mustain, Ardi sebetulnya hendak berangkat ke Sidoarjo bersama rombongan dari kampungnya dengan naik Elf.

Namun, rupanya kendaraan itu sudah penuh. Ardi sebenarnya masih dalam kondisi kurang fit. Meski begitu, lantaran kecintaannya terhadap NU, Ardi pun meminta izin kepada Mustain untuk tetap dapat berangkat. Mustain pun mengizinkan Ardi. 

Bahkan, Mustain pun sebetulnya ingin ikut untuk tabarrukan. Hanya saja niat itu pun tidak terlaksana lantaran rumahnya akan kosong jika semua berangkat. Sebab, Istri Mustain sudah meninggal dunia terlebih dulu. Keluarga sederhana ini mengaku memang begitu cinta pada NU. 

Baca juga: 5 Bedug Harlah 1 Abad NU Sempat Dikira Hilang, Penitia Acara Berikan Klarifikasi

Ardi pun berangkat ke Sidoarjo pada Senin (6/2/2023) malam dengan berboncengan bersama saudaranya. Mereka berangkat dari Jombang tepatnya selepas salat isya sekira pukul 20.10 WIB.

Betapa kagetnya Mustain, begitu mendapat kabar bahwa Ardi putranya itu menghembuskan nafas terakhir di Sidoarjo, Selasa (7/2/2023). Mustain berusaha tetap tegar melepas Ardi menghadap sang khalik. "Memang Ardi nggadah (punya) riwayat penyakit jantung,’’ ujarnya. 

Sementara itu, Gus Salam mengatakan begitu mendapat informasi meninggalnya Ardi, pihaknya sudah berniat datang langsung ke rumah Mustain untuk takziah dan berziarah. Bagi Gus Salam, Ardi adalah salah seorang contoh pemuda yang cintanya pada NU serta ulama sangatlah besar. 

Terbukti meski dalam kondisi badan tidak fit sekalipun, tak menyurutkan niat mendiang Ardi untuk hadir di resepsi puncak Satu Abad NU. Selain takziah, Gus Salam juga membacakan tahlil di makam Ardi dan sekaligus istri Mustain. 

‘’Kami datang untuk memberikan support kepada keluarga agar tetap tabah dan bersemangat. Insya Allah kepergian almarhum husnul khatimah,’’ ungkap Gus Salam yang juga cicit KH Bisri Syansuri, salah seorang pendiri NU

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved