Berita Jatim
Menikmati Kuliner Legendaris Soto Ayam Pojok Khas Gunung Kawi, Sudah Berdiri Sejak 80 Tahun Lalu
Berkunjung ke Gunung Kawi yang terletak di Desa/Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang tidak lengkap jika belum mencoba Soto Pojok
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Lu'lu'ul Isnainiyah
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Berkunjung ke Gunung Kawi yang terletak di Desa/Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang tidak lengkap jika belum mencoba Soto Pojok.
Warung yang menyediakan makanan soto ayam kampung ini rupanya sudah berdiri sejak tahun 1942. Meskipun 80 tahun sudah berdiri, soto ini tak pernah redup. Bahkan selalu menjadi jujugan bagi para wisatawan Gunung Kawi.
Ketika mengunjungi Gunung Kawi, kalian akan melintasi sebuah gang sempit dengan beragam ruko yang menyediakan olahan makanan serta pernak-pernik Gunung Jawi.
Tentu saja kalian akan melihat sebuah warung dengan cat warna merah cerah bertuliskan Soto Ayam Pojok.
Soto ini dikelola oleh Sumartun, yang merupakan generasi kedua dari Soto Pojok. Di mana sebelumnya soto ini dikelola oleh ibunya yang merupakan warga asli Gunung Kawi.
Perempuan berusia 71 tahun ini mengaku jika soto buatannya berbeda dengan soto lainnya dari cara pengolahannya. Hingga dirinya mampu bertahan selama puluhan tahun.
Menurutnya, ciri khas dari soto ini adalah bumbu rempahnya yang terdiri dari kunyit, jahe, kencur, lengkuas, dan bumbu rahasia lainnya.
Baca juga: Pedasnya Kuliner Surabaya, Nasi Goreng Setan Merah Dipadu Pedas Manis Iga Bakar
Selain rahasia dari bumbu rempahnya, Sumartun juga mengatakan jika dalam pengolahan ayam juga menjadi kunci kelezatan soto ayam.
"Ini saya kalau bikin, sebelum ayam direbus, lemaknya saya buang dulu. Terus nanti kuahnya bisa bening dan segar," ungkap Sumartun.
Dan yang menjadikan soto ini berbeda dengan yang lainnya adalah koyah yang terbuat dari kelapa yang disangrai kering lalu ditumbuk hingga lembut.
Untuk soto ini dijual dengan harga Rp 20 ribu per mangkuk. Per mangkuk disajikan beberapa kondimen di antaranya nasi, bihun, sayur kol, ayam kampung suwir, potongan telur rebus, raburan koyah, bawang goreng, serta daun seledri.
"Di sini juga ada lauk pelengkap lainnya, ada perkedel, tempe, kerupuk, telur rebus, dan telur asin," terangnya.
Meskipun diusia yang sudah tidak muda lagi, namun dirinya sendiri yang turun tangan dan menyajikan soto kepada pelanggannya.
Pantas saja, soto ini memiliki penikmat hingga puluhan tahun bahkan secara turun temurun.
"Pelanggan di sini dari turun temurun, mulai dari anaknya, mantunya, bahkan cucunya," imbuhnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
| Apa Itu Pisang Cavendish? Bisa Buat Bayar PBB di Bringinan Ponorogo, Kades Barno: Tidak Hanya Nagih |
|
|---|
| Sosok Eron Ariodito Adik Wagub Jatim Emil Dardak Merantau ke Swedia, Kerja Sebagai AI Engineer |
|
|---|
| Sosok Kades di Jombang Diduga Lecehkan Istri Orang, Awalnya Ngaku Khilaf Kini Merasa Dirinya Korban |
|
|---|
| Sosok Memed Thomas Alva Edhi Sound Horeg Viral, Dunia Sound System Sudah Jadi Passionnya Sejak Kecil |
|
|---|
| Pemerintah Diminta MUI Jangan Biarkan Sound Horeg Gegara Persoalan Ekonomi, Kini Ada Fatwa Haramnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Soto-Ayam-Pojok-khas-Gunung-Kawi-Kecamatan-Wonosari-Kabupaten-Malang.jpg)