Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

TERPOPULER JATIM: Pria Lumajang Habisi Pembunuh Ayahnya - Kakek Ngamar di Hotel Bareng Teman Lama

3 berita Jatim terpopuler, Senin (13/2/2023): pria Lumajang habisi pembunuh ayahnya hingga kakek di Tulungagung ngamar di hotel bareng teman lama.

Editor: Elma Gloria Stevani
via Kompas.com
3 berita Jatim terpopuler hari ini, Senin (13/2/2023) di TribunJatim.com/ 

Pembunuhan itu dilatarbelakangi kasus serupa yang terjadi delapan tahun lalu.

Pria di Lumajang menghabisi nyawa pembunuh ayahnya.

Pelaku bernama Joto (45), dan korban bernama Syahid (60).

Diketahui, Syahid pernah membunuh ayah Joto, yang bernama Nasari delapan tahun silam.

Korban sendiri merupakan seorang residivis pembunuhan yang divonis 10 tahun penjara oleh hakim.

Syahid diketahui membunuh Nasari pada 2015.

Awalnya, Syahid menjalani hukuman di Lapas Kelas IIB Lumajang.

Namun, karena sering berselisih dengan teman satu selnya, Syahid dipindahkan ke Malang.

Baca juga: Asal Muasal Kloset yang Digunakan Riko Bunuh Elisa, Komen Terakhir Riko di IG Eks Pacar Kini Viral

Tujuh tahun menjalani hukuman, Syahid bebas pada Idul Fitri 2022.

Namun, setelah bebas, Syahid tidak pernah pulang ke rumahnya.

"Waktu itu sudah vonis 10 tahun menjalani tujuh tahun, hari raya kemarin sudah keluar tapi tidak kembali ke rumah ini," kata Kapolres Lumajang AKBP Boy Jeckson Situmorang, Jumat, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.

Setelah hampir setahun bebas tidak pulang, pagi tadi sekira pukul 10.00 WIB, Syahid tiba-tiba pulang ke rumahnya di Desa Sruni, Kecamatan Klakah.

Kemudian, Syahid datang dengan menumpang ojek dan lewat di depan rumah Joto.

Baca juga: Pesan Terakhir Elisa ke Teman sebelum Dibunuh Mantan Pacar Pakai Closet, Pamit Tak Kerja Lagi: Capek

Joto pun melihat kedatangan Syahid hingga dendam atas meninggalnya sang ayah di tangan Syahid sontak muncul kembali.

Lantas, Joto mengambil celurit di rumahnya dan langsung mendatangi rumah Syahid bersama satu orang rekannya.

Senjata tajam itu disembunyikan Joto di balik bajunya.

Lalu saat dibukakan pintu rumah oleh Syahid, Joto mengatakan kedatangannya hanya untuk bertamu.

Syahid pun lantas mempersilahkan kedua tamunya itu untuk masuk.

Namun, Joto meminta rekannya yang datang bersamanya untuk keluar.

Syahid yang merasa curiga, langsung beranjak pergi ke kamarnya untuk mengambil celurit miliknya.

Belum sampai masuk kamar, Joto dengan gelap mata langsung menghabisi nyawa Syahid dengan membacok leher korban dari belakang menggunakan celurit yang dibawanya

Usai membunuh Syahid, Joto pun langsung bergegas pulang ke rumahnya.

"Modusnya bertamu kemudian korban sudah merasa ada sesuatu yang akan terjadi, pada saat dia kembali ke kamar langsung diikuti oleh pelaku dan langsung si korban dilakukan penganiayaan dengan senjata tajam sampai meninggal dunia di tempat," jelas dia.

Baca juga: Sehari Sebelum Bunuh Elisa, Riko Dicurigai Keluarga: Direncanakan, Elisa Curhat Ketakutan ke Teman

Dia mengatakan, motif dari pembunuhan Syahid adalah dendam kesumat.

Joto memiliki dendam yang sudah lama dipendam terhadap Syahid lantaran pernah membunuh ayahnya yang bernama Nasari delapan tahun silam.

"Motifnya balas dendam, jadi ayah pelaku ini dulu dibunuh korban," kata dia.

Boy berharap, aksi balas dendam yang melatar belakangi kejadian ini tidak berlanjut dengan aksi balas dendam lain dari pihak keluarga.

Ia memastikan, proses hukum akan dijalani oleh pelaku yang saat ini sudah ditahan di Mapolres Lumajang.

"Harapan saya kasus ini tidak berkembang antar kedua keluarga dan saya memastikan kasus ini akan diselesaikan secara hukum," ucap dia.

Baca juga: Polisi Kaget Wanita Berbaju Putih Muncul dari Semak-semak, Lemas karena Ulah Pria Baru Kenal, Dika

Sebelumnya, Syahid, warga Desa Sruni, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ditemukan tewas di rumahnya sendiri, Jumat (10/2/2023)

Syahid tinggal di rumah itu bersama istri dan putri semata wayangnya.

Saat kejadian, istrinya sedang berada di kamar karena sakit stroke.

Sedangkan, putrinya ada di belakang rumah.

Putrinya itu yang pertama kali menemukan Syahid dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

Mengetahui ayahnya meninggal dalam kondisi bersimbah darah, putrinya itu pun berteriak meminta pertolongan warga sekitar.

Namun, karena saat itu warga tengah melaksanakan shalat jumat, tidak banyak yang mendengar teriakannya. Warga baru datang setelah selesai melaksanakan shalat jumat.

"Kejadiannya pas jumatan, tadi kita ke sini itu ya setelah turun dari masjid," kata Sahal, tetangga korban.

Simak berita selengkapnya

3. Kakek di Tulungagung Ngamar di Hotel Bareng Teman Lama, Berakhir di Kantor Satpol PP: Tak Mau Nikah

Pasangan bukan suami istri yang ditemukan saat razia kamar hotel oleh petugas gabungan satpol PP, polisi dan TNI di Tulungagung, Sabtu (11/2/2023) malam. Satu di antaranya pasangan kakek dan nenek.
Pasangan bukan suami istri yang ditemukan saat razia kamar hotel oleh petugas gabungan satpol PP, polisi dan TNI di Tulungagung, Sabtu (11/2/2023) malam. Satu di antaranya pasangan kakek dan nenek. (Istimewa/TribunJatim.com)

Pasangan kakek dan nenek di Tulungagung terjaring razia gabungan satpol PP, polisi dan TNI, Sabtu (11/2/2023) malam.

Mereka kepergok ngamar di hotel.

Tak hanya pasangan lansia itu, petugas juga mengamankan 12 pasangan yang terdiri dari cewek yang sedang open BO (booking online/booking out/jual diri), dan pasangan mahasiswa.

Kesemuanya tidak mempunyai surat nikah.

SR (70) kakek asal Desa Gedangsewu, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, didapati bersama SM (67) asal Desa Sukowiyono, Kecamatan Karangrejo, Tulungagung.

Kedua lansia ini diarahkan naik ke truk satpol PP dan dibawa ke kantor satpol PP bersama 12 pasangan lainnya.

SR pun mengakui sedang berkencan dengan SM yang sudah lama dikenalnya.

“Sebenarnya hanya teman lama. Terus sama-sama nyaman, terus janjian ke hotel,” ujarnya.

SR menambahkan, statusnya saat ini sudah duda, sementara SM juga sudah menjanda.

Namun SR mengaku tidak ingin menikahi SM karena sama-sama sudah tua.

Dirinya hanya berteman dan kencan dengan teman lamanya itu.

“Sama-sama sudah tua, kalau menikah mau ngapain?” ucapnya.

Selain pasangan ini, petugas gabungan juga mengamankan UK (24) asal Kabupaten Trenggalek.

Kepada petugas, UK mengakui baru melayani teman kencannya.

Baca juga: Asyik Ngopi di Warung, 17 Siswa Ponorogo Kena Razia Satpol PP dan Polisi, Mau Kabur Sudah Terkepung

Kasur tempatnya menginap juga basah kuyup usai jadi tempat kencan.

Ia memanfaatkan Facebook untuk menawarkan jasa esek-esek.

Calon kencannya harus transfer Rp 450.000 untuk sekali kencan.

Teman kencannya juga harus buka kamar lebih dulu, sementara UK datang menyusul.

“Pasangan kencannya juga kami bawa. Dia mengaku sudah dua kali booking UK,” ujar Kabid Penegakan Perda dan Perbup, Artista Nindya Putra.

Ada juga pasangan mahasiswa dan mahasiswi yang ada di dalam satu kamar.

NA (24) dan RG (25) asal Kecamatan Tulungagung tidak bisa menunjukkan surat nikah yang sah.

Saat itu NA mengaku sedang mengerjakan skripsi dan tengah bosan di kos.

Dia lalu mengajak RG, pacarnya untuk bersama-sama mengerjakan skripsi di kamar hotel.

Hingga akhirnya petugas gabungan datang melakukan razia, dan keduanya terciduk.

“Mereka juga kami bawa ke kantor satpol PP untuk didata dan pembinaan,” tegas Genot, panggilan akrab Artista Nindya Putra.

Lanjut Genot, pihaknya hanya menegakkan Perda dan Perbup Kabupaten Tulungagung.

Di dalamnya ada larangan pasangan bukan suami istri ada di dalam kamar dengan pintu tertutup.

Razia juga untuk merespons aduan dari masyarakat.

Simak berita selengkapnya

 

---

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved