Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Lansia Tamu Pesta Nikah Petaka di Lembang, Tewas saat Ngotot Minta Pulang dari RS, 'Meronta'

Nasib seorang lansia yang jadi korban pesta nikah berujung petaka di Lembang Jawa Barat akhirnya meregang nyawanya.

Penulis: Ignatia | Editor: Arie Noer Rachmawati
TribunJabar.ID
Warga yang mengalami keracunan saat mendapat perawatan di Masjid Jami Al-Huda Lembang, Senin (27/2/2023) malam. Satu orang korban keracunan meninggal dunia pada Rabu (1/3/2023) pagi. 

TRIBUNJATIM.COM - Pesta pernikahan yang diharapkan bahagia di kawasan Lembang, Jawa Barat malah berubah jadi petaka.

Tragis karena kurang lebih 217 orang menjadi korban sampai dilarikan ke rumah sakit.

Termasuk seorang lansia yang merupakan tamu pesta meskipun tidak ikut bergabung dalam pesta pernikahan tersebut.

Lansia ini menjadi korban keracunan yang diduga dialami oleh sebagian besar tamu undangan.

Pesta pernikahan tersebut adalah sebuah pesta yang digelar di Kampung Cijengkol, RT 03/05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Satu dari ratusan korban keracunan makanan dari acara pesta pernikahan di Kampung Cijengkol, RT 03/05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), meninggal dunia, Rabu (1/3/2023) pagi.

Korban merupakan lansia atas nama Karmah (71).

Dia merupakan satu dari 217 korban keracunan yang terjadi pada 26 Februari 2023.

Ratusan warga yang menghadiri acara pernikahan itu kini tak berdaya.

Mereka mengalami muntah-muntah hingga mengalami penurunan kesadaran.

Baca juga: Pesta Pernikahan di Probolinggo Berganti Petaka karena Ulah Sang Ayah, Polisi Datang, Akhirnya Malu

Bupati langsung turun tangan.

Kini Kepala Desa (Kades) setempat juga menyatakan keinginannya untuk benar-benar mengusut kasus satu ini.

Dilansir dari TribunJabar, ratusan warga di Kampung Cijengkol, RT 03/05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan setelah mengonsumsi nasi, rolade, beef steak, sop, mustopa, capcay, dan rujak di acara hajatan pernikahan.

Mereka mengalami gejala diare, mual, dan muntah-muntah.

Sampel makanan yang menyebabkan 178 warga keracunan itu sudah dikirim ke Labkesda Jabar untuk dilakukan uji laboratorium.

Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Wijayanto, mengatakan, selain sampel makanan, pihaknya juga telah mengirimkan sampel air yang digunakan untuk memasak nasi dan makanan lain untuk diuji laboratorium.

"Jadi selain makanan, kita juga langsung melakukan uji laboratorium air dari keran atau titik terakhir yang digunakan warga untuk memasak makanan," ujar Hernawan saat dihubungi Tribun Jabar, Selasa (28/2/2023).

Atas hal itu pihaknya belum bisa memastikan, penyebab keracunan tersebut karena harus menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan dan air sudah keluar dulu.

Baca juga: Pesta Miras Berubah Jadi Petaka, Pria di Ponorogo Habisi Nyawa Kekasihnya, Organ Intim Korban Rusak

"Kira-kira untuk hasilnya akan keluar sekitar satu pekan hingga 10 hari. Setelah itu penyebabnya bisa diketahui apakah dari makanan atau dari air," kata Hernawan.

Kepala Puskesmas Lembang, Yana Mulyana, mengatakan, sampel makanan tersebut sudah diambil tepat setelah ratusan warga itu mengalami keracunan.

Namun hasil uji laboratoriumnya belum keluar.

"Jadi kami belum bisa menentukan dari bakteri apa atau jenis makanan apa yang menyebabkan warga di sini mengalami keracunan," ucapnya.

Baca juga: Pengantin Wanita Kabur H-1 Pernikahan, Calon Suami Kalang Kabut Mahar Mewah Lenyap, Pesta Berantakan

Kini update terbaru, seorang korban akhirnya meninggal dunia.

Kepala Desa Wangunsari, Diki Rohani mengatakan, korban yang meninggal dunia tersebut sempat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lembang.

Namun korban memaksa untuk pulang pada malamnya.

Warga di Ciamis yang mengalami keracunan
Warga di Ciamis yang mengalami keracunan (Instagram)

"Lalu atas permohonan dan persetujuan pihak keluarga, akhirnya korban diizinkan pulang ke rumah. Tapi tadi sekitar pukul 07.58 WIB, kabar meninggalnya beliau sampai ke kami," ujar Diki saat ditemui di Lembang, Rabu (1/3/2023).

Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas medis, kata dia, korban keracunan yang meninggal dunia ini memiliki riwayat penyakit bawaan yakni darah tinggi.

"Katanya sudah beberapa kali dibawa ke rumah sakit, tapi kata suami dan anaknya, ibu ini sering meronta, terutama saat beliau sudah merasakan panas," kata Diki.

Sebetulnya, kata Diki, korban tidak menghadiri pesta pernikahan tersebut. Namun, dia mendapat kiriman makanan yang kemudian dikonsumsi.

Baca juga: Bahaya Nitrogen Cair di Chiki Ngebul yang Sebabkan Keracunan, Dinkes Tuban Awasi Peredaran Cikibul

"Beliau mendapat makanan itu dianterin karena bagian dari keluarganya, terus beliau makan nasi, sop, rolade, dan beef steak," kata Diki.

Ia mengatakan, total korban yang keracunan setelah mengonsumsi makanan dari acara pernikahan itu hingga saat ini sudah tercatat mencapai 217 orang. 

Mayoritas korban keracunan ini ditangani di posko darurat dan RSUD Lembang, satu orang di Rumah Sakit Advent, dua orang di Rumah Sakit Salamun, dan satu orang di Puskesmas Jayagiri.

"Saya tidak main-main menyikapi peristiwa ini, makanya kami sisir semuanya. Bahkan kami juga terus komunikasi dengan kampung yang agak jauh, tak hanya di Cijengkol," ujar Diki.

Ilustrasi pernikahan dan garis polisi
Ilustrasi pernikahan dan garis polisi (Kolase depositphotos - Tribun Jabar/Dwiky Maulana)

Sementara itu, Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan menjamin biaya perawatan untuk pasien yang mengalami keracunan massal di Kampung Cijengkol, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Hingga Selasa (28/2/2023), jumlah warga yang mengalami gejala keracunan makanan di Lembang bertambah menjadi 217 orang dengan rincian 184 orang dirawat di Posko Darurat Masjid Al Hudaya, 31 warga memeriksakan ke klinik di sekitar Desa Wangunsari, dan 2 orang berobat ke rumah sakit di Kota Bandung.

Baca juga: Bahaya Nitrogen Cair di Chiki Ngebul yang Sebabkan Keracunan, Dinkes Tuban Awasi Peredaran Cikibul

Dari 184 warga yang memeriksakan diri ke posko darurat, sebanyak 21 orang dirujuk ke RSUD Lembang dengan rincian 6 orang dirawat di ruang inap, 6 diobservasi di IGD, dan 9 orang dinyatakan sudah pulih.

"Semua biaya perawatan mereka full kita tanggung. Bagi pasien yang berobat jalan saya minta ke pak Dirut RSUD untuk dibantu vitaminnya. Yang sekarang sedang dirawat juga kita cover full sampai sembuh," ujar Hengki Kurniawan saat meninjau pasien korban keracunan di RSUD Lembang, Selasa (28/2/2023).

Dari hasil penelusuran Pemkab Bandung Barat, kasus keracunan massal di Desa Wangunsari ini bermula dari hidangan pesta pernikahan yang dikonsumsi oleh kurang lebih 500 warga pada Minggu (26/2/2023) siang.

Satu hari berikutnya, pemerintah Desa Wangunsari mendapat laporan adanya warga yang mendadak mengalami diare dengan jumlah yang tidak sedikit

Keluhan warga yang melapor hampir sama, mereka mengalami mual-mual, muntah-muntah, pusing, diare, hingga penurunan kesadaran.

Saat itu pula, Hengki menginstruksikan aparat terkait untuk mendirikan posko darurat sebagai langkah penanggulangan pertama pada kejadian luar biasa (KLB) tersebut.

"Sejak awal Dinkes bergerak cepat dengan membawa pasien yang kondisinya parah ke RSUD Lembang. Posko di wilayah juga dengan cepat disiapkan. Sekarang sebagian sudah bisa kembali ke rumah, sebagian bisa pulih," papar Hengki.

Peristiwa keracunan massal ini merupakan KLB kalo kedua dalam 1 bulan terakhir yang terjadi di Bandung Barat.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita viral lainnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved