Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terkini

Lestarikan Satwa Asli Indonesia, PT Smelting bersama KLHK dan TSI Segera Lepasliarkan Komodo di NTT

Satwa langka dilindungi ini akan dilepasliarkan ke habitat aslinya di Kawasan Cagar Alam Wae Wuul, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur

Editor: Januar
Istimewa/ TribunJatim.com
PT Smelting bersama KLHK dan TSI segera lepasliarkan Komodo di Cagar Alam Wae Wull NTT 

TRIBUNJATIM.COM, MANGGARAI-PT Smelting bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Taman Safari Indonesia akan melakukan habituasi dan pelespasliaran satwa Biawak Komodo (Varanus Komodoensis).

Satwa langka dilindungi ini akan dilepasliarkan ke habitat aslinya di Kawasan Cagar Alam Wae Wuul, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Program ini menargetkan penambahan jumlah populasi dari hasil captive breeding di eksitu dan melepasliarkannya ke alam (insitu). 

Untuk mendukung kelancaran proses pelepasliaran dan mengedukasi masyarakat sekitar, Acara sosialisasi pelepasliaran salah satu satwa kebanggaan Indonesia dimulai Rabu, (8/3/2023).

Kegiatan edukasi dihadiri Bupati Manggarai Barat, NTT, Edistasius Endi, Kepala BKSDA NTT Arief Mahmud, Senior Manager GA PT Smelting, Saptohadi Prayetno, Senior Manager Senior Manager of Technical External Relations PT Smelting, Bouman T. Situmorang, Direktur PT TSI, Jansen Manangsang, serta pejabat Forkopimda Manggarai Barat NTT. 

Kepala BBKSDA NTT Arief Mahmud menyambut dan menerima Komodo dari TSI di Labuan Bajo. Seluruh pihak baik Pemprov NTT, Pemkab Manggarai Barat, Karantina, Angkasa Pura Bandara Komodo, Manajemen
Garuda Indonesia, Bea Cukai dan masyarakat tokoh adat sekitar Cagar Alam Wae Wuul mendukung upaya yang dilakukan PT Smelting dan TSI.

Dikatakan, pihaknya menyadari Komodo merupakan satwa liar sama seperti gajah, harimau, orang utan dan satwa liar lainnya. Sehingga, perlu dilakukan upaya mitigasi konflik satwa untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Mitigasi yang dilakukan antara lain dengan pemasangan GPS Collar yang akan dipasang pada 6 ekor Komodo yang akan dilepasliarkan untuk memantau pergerakan Komodo setiap harinya.

"Selain pemantauan, akan disiapkan juga Tim WRU (Wildlife Rescue Unit) yang akan menangani jika terjadi konflik satwa di Cagar Alam Wae Wuul. Masyarakat juga akan diberikan pengetahuan terkait penanganan konflik satwa melalui kegiatan peningkatan kapasitas bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan konservasi Cagar Alam Wae Wuul,"jelas Arief Mahmud.

Baca juga: Komisi C Dukung Taman Satwa Komodo Internasional Surabaya, Target 2025 Tuntas dan Bisa Dikunjungi

Kegiatan pelepasliaran Komodo ini telah melalui beberapa proses, salah satunya adalah survei lokasi yang sesuai bagi satwa Komodo yang akan di lepasliarkan di Cagar Alam Wae Wuul. Sosialisasi pada hari ini merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan sebelum kegiatan pelepasliaran.

Balai Besar KSDA NTT melibatkan Pemerintah Daerah, Tokoh Agama dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian Komodo yang ada di Cagar Alam Wae Wuul.

“Acara utama pelepasliaran akan dilaksanakan sekitar Juli 2023. Namun untuk tahap awal, kegiatan sosialisasi dilakukan pada bulan Maret 2023 ini. Oleh karena itu, Kami meminta dukungan semua pihak, khususnya dari masyarakat dan media massa untuk terus mengkampanyekan gerakan cinta satwa Komodo,” ucap kepala BBKSDA NTT.

Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis PT Smelting, Irjuniawan P. Radjamin menjelaskan, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), jajarannya berfokus menyasar konservasi fauna di Indonesia sejak 5 tahun lalu.

Menurutnya, eksistensi Smelting dalam menyiapkan peran penyaluran CSR melalui untuk keanekaragaman hayati sejak beberapa tahun terakhir telah terbukti membawa andil kuat terhadap pengembangan ekosistem alam, satwa, dan humanitas.

"Tidak hanya pelepasliaran dan dukungan terhadap konservasi serta kelestarian Komodo saja. Tahun ini, PT. Smelting juga memberi support dan dukungan terhadap habituasi dan pelepasliaran Elang Jawa bersama dengan KLHK dan Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor," kata Irjuniawan P Radjamin.

Ditambahkan, tahun 2023 juga, PT Smelting juga berperan dalam revitalisasi sapi bali melalui program inseminasi buatan dari plasma nutfah Banteng Jawa. PT. Smelting memiliki komitmen melakukan pengabdian masyarakat dan lingkungan tidak hanya di Jawa Timur namun di seluruh Indonesia. Hal ini sesuai dengan filosofi perusahaan yaitu untuk setiap orang, masyarakat, dan bumi.

"Kita berupaya penuh memberi andil besar untuk program-program kepedulian konservasi satwa di Indonesia,"jelas Direktur Komersil dan Pengembangan Bisnis PT Smelting ini.

Sementara itu Head of Medical Animal Taman Safari Bogor, dr. Bongot Huaso Mulia  menjelaskan, Komodo merupakan salah satu satwa yang masuk dalam perlindungan UU di Indonesia. Taman Safari Bogor dipercaya KLHK untuk melakukan pengembangan populasi dan konservasi kelestariannya.

Bongot mengatakan, rencananya akan ada 6 ekor Komodo dari Taman Safari Bogor yang akan dilepasliarkan oleh KLHK bersama PT. Smelting ke Cagar Alam Wae Wuul. 

“Rencananya acara utama dilaksanakan sekitar Juli 2023. Tapi sosialisasi kita geber dari Maret 2023. Kami meminta dukungan semua pihak, khususnya dari masyarakat dan media massa untuk mengampanyekan gerakan cinta satwa Komodo,” ungkap Bongot.

Biawak komodo merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan, dan dikatagorikan sebagai spesies Rentan dalam daftar IUCN Red List. Sekitar 4.000–5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar. Populasi ini terbatas menyebar di pulau-pulau Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili Dasami (100), Komodo (1.700), dan Flores (mungkin sekitar 2.000 ekor).

Meski demikian, ada keprihatinan mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat berbiak. Karena kekhawatiran ini, pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya Taman Nasional Komidi untuk melindungi populasi komodo dan ekosistemnya di beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca dan Padar.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved