Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lumajang

Tradisi Membuat Ogoh-ogoh Umat Hindu di Lereng Gunung Semeru Lumajang Sambut Hari Raya Nyepi

Mengintip tradisi membuat ogoh-ogoh Umat Hindu di Lereng Gunung Semeru Lumajang untuk menyambut Hari Raya Nyepi.

|
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Erwin Wicaksono
Umat Hindu di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, bersiap menyamput Hari Raya Nyepi. Warga yang tinggal di sekitar pura lereng Gunung Semeru itu begitu antusias membuat aneka boneka raksasa ogoh-ogoh dengan berbagai ukuran, Minggu (19/3/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Erwin Wicaksono

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Umat Hindu di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, bersiap menyambut Hari Raya Nyepi.

Warga yang tinggal di sekitar pura lereng Gunung Semeru itu begitu antusias membuat aneka boneka raksasa ogoh-ogoh dengan berbagai ukuran, Minggu (19/3/2023).

Nyono, warga setempat mengatakan, pembuatan ogoh-ogoh merogoh kocek yang tak sedikit.

Karakter ogoh-ogoh tampak begitu seram.

Warga membuat boneka raksasa itu begitu nyata.

Komposisi pewarnaan karakter begitu kuat sehingga terasa hidup.

"Biayanya sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta per ogoh-ogoh. Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan menyambut Hari Raya Nyepi. Umat Hindu membuat ogoh-ogoh yang nantinya akan diarak keliling desa,” ujar Nyono saat membuat ogoh-ogoh di Pura Mandaragiri Semeru Agung, Desa Senduro.

Nyono beserta umat Hindu lainnya meyakini, atribut ogoh-ogoh merupakan bagian dari ritual Tawur Kesanga.

Ritual tersebut dilakukan untuk membersihkan pengaruh buruk dalam diri manusia.

Selain itu, kegiatan membakar ogoh-ogoh merupakan upaya memusnahkan kejahatan di Bumi yang disimbolkan dengan buta kala.

Baca juga: Sambut Nyepi, Umat Hindu di Banyuwangi Membuat Beragam Ogoh-ogoh, Uang Jutaan Rupiah Digelontorkan

Wujud ogoh-ogoh yang buruk rupa merupakan representasi roh jahat yang harus dimusnahkan.

Nantinya, ogoh-ogoh akan dibakar saat tengah malam.

"Setelahnya. Seluruh umat Hindu akan menjalani puasa penuh 24 jam. Umat akan menghentikan seluruh aktivitasnya sehari–hari dan hanya berdiam diri di rumah. Puasa dilakukan menjadi bagian dari menyambut datangnya tahun baru Saka," papar Nyono.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved