Hari Raya Nyepi 2023
Apa Itu Ogoh-Ogoh? Pawai yang Selalu Ada di Perayaan Malam Nyepi, Ternyata Ini Makna Sebenarnya
Perlu kalian tahu bahwa ogoh-ogoh sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan upacara Hari Raya Nyepi. Lantas, apa itu ogoh-ogoh? Ini makna sebenarnya.
TRIBUNJATIM.COM - Tepat pada Rabu 22 Maret 2023, Umat Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi 2023 Tahun Baru Saka 1945.
Sebelum catur brata penyepian, umat Hindu melakukan upacara pengerupukan yang digelar H-1.
Pengerupukan sendiri merupakan upacara yang dilakukan untuk mengusir butha kala atau segala hal yang bersifat buruk yang dilakukan senja hari di sekitar tempat tinggal.
Upacara ini dilakukan dengan menyebar nasi tawur, mengobori rumah dan seluruh pekarangan, menyembur rumah dengan mesiu serta memukul benda-benda apa saja yang menghasilkan suara ramai.
Hal ini dianggap dapat mengusir butha.
Selain itu, yang tak kalah menariknya, yakni adanya pawai ogoh-ogoh perwujudan butha kala atau mahluk mitologis Bali.
Masyarakat akan mengarak patung-patung besar tersebut di jalanan dan kemudian dibakar.
Ogoh-ogoh dibuat tidak sembarangan, lho.
Mereka membuat perwujudan butha kala tersebut semirip dan sehidup mungkin menggunakan kertas berwarna, potongan kaca, banmu, perada, suede dan masih banyak lagi.
Nama ogoh-ogoh berasal dari Bali "ogah-ogah" yang artinya mengguncang dan mewakili kejahatan yang pelu dijauhkan dari nmanusia.
Mereka yang ikut pawai mengarak ogoh-ogoh akan mengguncangkannya agar terlihat seperti bergerak dan menari.
Sebelumnya keliling desa atau kota, peserta pawai biasanya minum minuman kerat tradisional, arak.
Setelah itu, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol pemurnian diri.
Dengan membakar ogoh-ogoh, Umat Hindu berarti telah siap memperingati Nyepi keesokan harinya dalam keadaan suci.
Namun, perlu kalian tahu bahwa ogoh-ogoh sebenarnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi.
Sejak tahun 80-an, umat Hindu Indonesia mengarak ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan acara mengelilingi desa dengan membawa obor, yakni pengerupukan.
Lantaran hanya sebuah tradisi, ogoh-ogoh diarak setelah upacara inti selesai dengan diiringi irama gamelan khas Bali.
Makna ogoh-ogoh tidak mutlak dalam upacara tersebut, namun selalu menjadi pelengkap untuk memeriahkan acara.
Seperti diketahui, pengarakan ogoh-ogoh selalu menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Bali atau daerah lainnya.
Tak hanya umat Hindu yang menikmati keseruan upacara ini, namun juga seluruh masyarakat Indonesia.
Pawai Ogoh-ogoh
Pelaksanaan pawai ogoh-ogoh biasanya dilakukan pada malam hari.
Pada malam tersebut, Bali akan menjadi meriah dengan banyaknya kegaduhan yang dibuat masyarakat.
Kegaduhan tersebut dibuat bertujuan untuk mengusir roh-roh jahat di sekitar tempat tinggal manusia.
Setelah suara gaduh dilakukan, maka ogoh-ogoh yang berupa patung raksasa akan diarak ke beberapa jalanan sekitar tempat tinggal warga.
Ogah-ogoh ini akan diangkat oleh para pemuda yang menggunakan kaos seragam.
Bukan hanya satu ogoh-ogoh, ada banyak pawai ogoh-ogoh yang dilakukan di berbagai tempat.
Tentunya bentuk dan ukuran ogoh-ogoh bisa berbeda-beda setiap daerahnya.
Setelah pawai selesai, ogoh-ogoh harus dibakar yang merupakan simbol pembasmian roh-roh jahat.
Simak kegiatan apa saja yang ditunggu dan dapat dilakukan saat Nyepi di sini.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Berita Seleb dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.