Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Beda dari Australia dan Amerika, Singapura Justru Izinkan Chat GPT Digunakan di Dunia Pendidikan

Berbeda dengan langkah yang diambil Amerika Serikat dan Australia, Singapura justru mendukung penggunaan alat kecerdasan buatan Chat GPT di sekolah.

Editor: Elma Gloria Stevani
Pixabay
Ilustrasi Photo Detect GPT. 

TRIBUNJATIM.COM - Berbeda dengan langkah yang diambil Amerika Serikat (AS) dan Australia, Singapura memutuskan untuk mendukung penggunaan alat kecerdasan buatan (AI) seperti Chat GPT di sekolah.

Tetapi, siswa tidak boleh bergantung dengan alat tersebut.

Menteri Pendidikan Singapura Chan Chun Sing menyatakan, seorang siswa harus memahami batasan teknologi itu.

Sebab, baik Chat GPT dan alat AI generatif serupa menjadi lebih luas dari waktu ke waktu.

Maka dari itu, sekolah maupun lembaga pendidikan tinggi (IHL) harus bisa memanfaatkannya secara efektif agar dapat meningkatkan pembelajaran.

Untuk mendukungnya, Chan Chun Sing menambahkan, kementerian sudah menyediakan pendidik bimbingan dan sumber daya.

"Seperti halnya teknologi apa pun, Chat GPT dan alat AI generatif serupa menghadirkan peluang dan tantangan bagi pengguna," ungkap Chun Sing menanggapi pertanyaan dari Anggota Parlemen (MP) dalam rapat yang digelar kemarin.

"Ada kelompok diskusi profesional di antara para pendidik kami untuk mengeksplorasi penggunaannya dalam lingkungan pendidikan. Pada saat yang sama, para pendidik kami masih akan mengajar siswa untuk memahami konsep dasar dan membimbing siswa agar tidak terlalu bergantung pada alat teknologi," imbuhnya.

Chan Chun Sing menyamakan alat AI generatif dengan bagaimana kalkulator mendukung siswa untuk belajar matematika, tetapi tidak menggantikan kebutuhan mereka yang harus lebih dahulu menguasai matematika dasar.

“ChatGPT dapat menjadi sarana pembelajaran yang bermanfaat hanya jika siswa telah menguasai konsep dasar dan keterampilan berpikir,” kata Chun Sing.

"Di dunia yang lebih tidak pasti, kita juga harus mengajari siswa kita untuk merangkul dan belajar bekerja dengan alat-alat dalam normal baru yang memiliki rentang hasil di luar hasil deterministik, seperti (yang dihasilkan oleh) kalkulator," tambahnya.

Namun, keputusan Chun Sing bukan tanpa kekhawatiran dari anggota parlemen, di mana mereka takut jika Chat GPT dapat dieskploitasi dan digunakan untuk membantu siswa menyontek.

Mereka juga bertanya apakah ada perlindungan untuk mengurangi risiko seperti plagiarisme.

Menanggapi hal itu, Chun Sing mengatakan para siswa harus disadarkan akan perlunya integritas dan konsekuensi plagiarisme.

Sekolah juga diwajibkan mengadopsi berbagai proses untuk mendeteksi penyalahgunaan teknologi, seperti menilai kemampuan siswa dan mengidentifikasi jawaban tidak biasa yang dapat dihasilkan oleh AI.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved