Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Lebaran 2023

Bacaan Takbir Hari Raya Idul Fitri sesuai Tuntunan Rasulullah, Dikumandangkan Memasuki Waktu Maghrib

Waktu mengumandangkan takbir Hari Raya Idul Fitri dimulai ketika memasuki waktu maghrib atau matahari terbenam 1 Syawal.

Tribunnews/Herudin
Jemaah memukul bedug untuk menyemarakkan malam takbiran di Masjid Istiqlal, Jakarta. 

“Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Sungguh Maha Besar. (lihat ash-Shan’aniy, Subul as-Salam, Juz II: 76)

كَبِّرُوْا، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا

Artinya:

“Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Sungguh Maha Besar. (lihat al-Baihaqi,Sunan al-Kubra, Juz III: 316)

Baca juga: Niat dan Tata Cara Salat Idul Fitri 1 Syawal 1444 H/2023 M, Disertai Surat Pendek yang Dibaca

Sementara itu, ada pula bacaan takbir yang lebih panjang lagi, yaitu Allahu Akbar Kabira wal-hamdu lil-Lahi katsira… dan seterusnya sampai wa lau karihal-kafirun, musyrikun dan lain-lain adalah dari Imam Syafi'i.

Berikut lafal lengkapnya.

اللّه أكْبَرُ كَبيراً، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللّه واللَّهُ أكْبَرُ

“Allahu akbar kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw wa ashila, la ilaha illallah, wa la na’budu iyyahu mukhlisina lahud din, wa law karihal kafirun, la ilaha illlallah wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzab wahdah, la ilaha illallah wallahu akbar”

Penceramah Buya Yahya menjelaskan, takbir di Hari Raya hukumnya sunnah khususnya di Hari Raya Idul Fitri.

"Takbir yang dikumandangkan di jalan-jalan adalah sunnah mulai dari terbenamnya matahari akhir Ramadhan sampai imam naik mimbar, disunnahkan kita melantunkan takbir," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasin Post dari Al-Bahjah.

Dari lafadz yang telah disebutkan terdapat beberapa jenis bacaan takbir, di antaranya yang diajarkan Rasulullah SAW dan ada tambahan dari Imam Syafi'i.

Baca juga: Kapan Hari Raya Idul Fitri 2023? Tanggal Muhammadiyah dan Kementerian Agama Diprediksi Beda

Tambahan berupa Allahu Akbar Kabira wal-hamdu lil-Lahi katsira… dan seterusnya adalah tambahan dari Imam As-Syafi'i, Buya Yahya menuturkan makna terkandung adalah benar dan bukan suatu yang salah.

"Tambahan dari Imam Syafi'i tersebut adalah suatu yang umum dan dianggap sebagai pemberi semangat, boleh dibaca, dan dianggap sebagai kebaikan," imbuh Buya Yahya.

Itu karena terdapat doa-doa, tambahan itu pun juga diambil dari firman Allah SWT dan gabungan hadist-hadist Nabi SAW.

Sementara penambahan wa lau karihal-munafiquun, dari semula wa lau karihal-kafirun, musyrikun adalah hukumnya boleh dikumandangkan.

"Orang munafik adalah kafir bathin, maka menyebut wa lau karihal-munafiquun sangat tidak apa-apa dan aman," pungkas Buya Yahya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved