Berita Viral
7000 Ketupat Busuk & Berjamur sebelum Lebaran, Pedagang Sedih Rugi Besar, Tak Sadar Kulkas Rusak
7.000 ketupat busuk dan berjamur sebelum Lebaran, pedagang pilu rugi besar, tak sadar kulkas rusak.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Nasib pilu dialami seorang pedagang ketupat karena 7.000 dagangannya busuk.
Padahal datangnya Lebaran tentu dinanti-nanti oleh sebagian pedagang untuk mengais rezeki.
Mereka bisa dapat pemasukan lebih dengan menjual segala olahan makanan seperti ketupat.
Namun pedagang ketupat ini malah mengalami nasib apes jelang Lebaran.
Baca juga: ‘Apa Aku Gagal?’ Ratapan Wanita 29 Tahun Dicecar Satu Geng karena Masih Lajang, Padahal Karir Sukses
Dilansir dari mStar pada Kamis, 20 April 2023, Juliana Zakaria miris melihat usaha ketupat orang tuanya yang rusak sebelum Lebaran tiba.
Bukan satu atau dua, melainkan sekitar 7.000 buah ketupat beku rusak dan terdapat bercak hitam karena sudah berjamur.
Mengaku sedih dengan kejadian tersebut, Juliana Zakaria menuturkan, orang tuanya sudah jalani usaha ketupat setiap Lebaran selama lebih dari 20 tahun.
Namun perempuan berusia 28 tahun ini tak menyangka, salah satu lemari es tempat penyimpanan ketupat rusak, Minggu (16/4/2023) malam lalu.
"Mama baru menyadari kalau salah satu kulkas tidak dingin dan ada bau yang aneh saat hendak mengambil stok yang dipesan pelanggan.
Saat membuka kemasan ketupat, ada yang berair dan berjamur.
Bukan 70 atau 700 biji, tapi 7.000 biji ketupat di kulkas yang rusak.
Saat itu, ibu tidak tahu harus berkata apa dan hanya mengatakan belum rezekinya, tapi saya bisa melihat air matanya.
Wajahnya berusaha menahan diri untuk tidak menangis," kata Juliana Zakaria, melansir TribunStyle.com.
Baca juga: Nasib Pemudik Penumpang Mobil Hanyut di Sungai Tapanuli, Mesin Mati Mandadak, Kronologi Dikuak
Juliana Zakaria mengatakan, orang tuanya yang masing-masing berusia 58 dan 66 tahun.
Mereka menyiapkan 12.000 ketupat beku berdasarkan pesanan pelanggan untuk Hari Raya kali ini.
"Ada yang membuatnya sejak awal puasa.
Sesuai pesanan, 100 biji dijual dengan harga RM65 (lebih dari Rp 219 ribu), sehingga orang tua saya merugi RM4.550 (lebih dari Rp 15 juta).
Rugi itu satu hal, tapi paling kasihan melihat ibu dan ayah kelelahan membuat ketupat setiap hari.
Seperti ibu, dia membuatnya dari pagi sampai sebelum berbuka.
Dia bisa menghasilkan rata-rata 500 biji, malamnya dia melanjutkan lagi," ujar Juliana Zakaria yang berasal dari Kuala Nerus, Terengganu.

Menurut anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini, pesanan ketupat tidak boleh terlalu banyak diambil mengingat ibunya sedang tidak sehat.
"Ayah bilang jangan banyak-banyak terima pesanan karena nanti capek bikinnya.
Sekarang banyak yang rusak, kami anak-anak turut berduka cita dan mendukung ibu bapak.
Ayah saya mengetahui kejadian itu setelah pulang dari shalat terawih.
Dia diam tapi wajahnya sedih, dan tidak nafsu makan," kata Juliana Zakaria menambahkan bahwa orang tuanya merupakan ibu rumah tangga dan pensiunan PNS sekaligus punya 17 cucu.
Baca juga: Tangis Pilu Petugas Dermaga Sudah 10 Tahun Tak Bisa Mudik Lebaran, Sedih saat Lihat Orang Pulkam
Juliana Zakaria yang bekerja di toko emas mengatakan, akibat musyawarah keluarga, pesanan harus dibatasi karena kendala kulkas rusak.
"Artinya, pesanan sekarang dikenakan batasan berapa per pelanggan.
Artinya, sebagian pelanggan akan mendapatkan setengah dari pesanan awal, apalagi untuk jumlah yang besar.
Sekarang ibu dan ayah akan terus mempersiapkan sisa pesanan ketupat sebelum Hari Raya.
Bulan Ramadan sudah mendekati Syawal, dan ibu dan ayah sudah tenang meski sedih.
Ini adalah pertama kalinya hal seperti ini terjadi pada kami.
Terima kasih kepada mereka yang telah mendoakan kami sebagai keluarga agar diberkati di masa depan.
Setiap ujian yang Allah bagi ada hikmahnya, semoga mak ayah kuat dan tabah dengan dugaan ini," pungkas Juliana Zakaria.

Nasib berbeda justru dialami Era (43) yang mengaku 300 ketupat bikinannya sudah ludes terjual.
Bahkan Era mengaku sampai kewalahan menerima pesanan pembeli.
Era menjual ketupat siap santap bagi masyarakat yang tidak punya waktu dan tidak ingin repot-repot memasak.
"Setiap Lebaran, saya menjual ketupat matang kepada tetangga dan kolega."
"Untungnya lumayan bisa nambah uang dapur," ujar Era, dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/4/2023).
Tahun ini, Era mengaku telah mendapat ratusan pesanan ketupat matang.
Ia bahkan tak menampik jika pesanannya terus bertambah seiring mendekatnya Hari Raya Idul Fitri.
Harga ketupat siap santap yang dijual pun memiliki nominal beragam.
Paling murah ada di angka Rp4.000 dan termahal Rp7.000.
Harga ketupat tersebut bervariasi karena ditentukan dari besar kecilnya ukuran.
Semakin besar ukuran ketupat, maka harganya ikut melonjak.
"Kemarin saya sudah masak 300 ketupat matang, tetapi ternyata kurang."
"Saya akhirnya beli janur ketupat lagi di pasar," tutur dia.

Kendati demikian, Era mengungkap usahanya tidak semulus Lebaran edisi sebelumnya.
Walau mendapat ratusan pesanan, jumlah ketupat matang yang dipesan masih kalah jumlah dengan rekor pesanan yang diperoleh pada tahun 2022 lalu.
Era mengungkap, banyaknya penjual ketupat matang menjadi tantangan terbesarnya dalam menjajakan dagangannya di musim Lebaran tahun 2023.
Selain itu banyaknya pemudik yang kini pulang ke kampung halaman turut menjadi faktor lain pesanan ketupat matang menurun.
"Boleh dibilang ada faktor pemudik yang lebih banyak tahun ini dan tahun ini lebih banyak pesaingnya."
"Soalnya banyak orang usaha ketupat matang," beber Era.
"Namun karena ini usaha sampingan, saya sebenarnya tetap bersyukur berapa pun pesanan yang masuk," tutup Era.
9 Tokoh untuk Reformasi Polri Masih Disiapkan Prabowo, Mahfud MD Ikut Bergabung |
![]() |
---|
ASN Pemkot Kepergok Main Kartu UNO saat Jam Kerja, DP3AKB Beri Teguran: Memang Disediakan di Ruangan |
![]() |
---|
Wali Murid Kecewa Temui Gubernur Minta Siswa Tak Dicoret dari SMAN 5, Helmi Hasan Minta Tak Diekspos |
![]() |
---|
Anak Disuruh Nonton di Bioskop, Wali Murid Protes ke Sekolah: Biaya Harusnya Tak Dibebankan ke Siswa |
![]() |
---|
Daftar 20 Contoh Prompt Gemini AI Foto Studio Bersama Keluarga dalam Bahasa Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.