Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Internasional

Fakta Fenomena Gelombang Panas di India, Mengerikan Durasi Bakal Meningkat hingga 18 Hari pada 2060

Fakta mengejutkan bahwa gelombang panas di India diprediksi terjadi dalam kurun waktu yang panjang.

Freepik via Tribun Jogja
Ilustrasi gelombang panas. Sebagian besar wilayah India, termasuk di kawasan semenanjung dan pantai, akan mengalami peningkatan durasi gelombang panas menjadi 12 hingga 18 hari pada 2060. 

TRIBUNJATIM.COM - Beberapa negara Asia tengah dilanda fenomena gelombang panas.

Termasuk, India.

Fakta mengejutkan bahwa gelombang panas di India diprediksi terjadi dalam kurun waktu yang panjang.

Dilansir dari Kompas.tv, berdasarkan laporan Departemen Meteorologi India (IMD), durasi gelombang panas ekstrem di negara itu akan bertambah panjang pada 2060.

Sementara dilaporkan The Free Press Journal, Rabu (26/4/2023), IMD mengeluarkan laporan terbaru berjudul Proses dan Prediksi Gelombang Panas dan Dingin di India pada Selasa (25/4/2023).

Laporan tersebut mengatakan sebagian besar wilayah India, termasuk di kawasan semenanjung dan pantai, akan mengalami peningkatan durasi gelombang panas menjadi 12 hingga 18 hari pada 2060.

Baca juga: Cuaca Makin Panas, WASPADA 12 Dampaknya bagi Tubuh: Pusing hingga Linglung, Simak Tips Mengatasi!

Laporan itu merekomendasikan rencana respons komprehensif untuk gelombang panas yang mencakup strategi adaptasi berbasis budaya, kelembagaan, teknologi dan ekosistem.

Rekomendasi dalam laporan itu meliputi peningkatan bangunan India melalui ventilasi dan isolasi.

Selain itu, meningkatkan kesadaran tentang tekanan panas, memodifikasi jadwal kerja, menawarkan peringatan dini, dan mengembangkan tempat perlindungan yang sejuk.

Menurut penelitian IMD, gelombang panas telah membunuh lebih banyak orang di India daripada bencana alam lainnya, kecuali siklon tropis.

Mereka menganalisis klimatologi dan kejadian gelombang panas dengan menggunakan data dari tahun 1961 hingga 2020.

IMD menyatakan gelombang panas terjadi ketika suhu maksimal melebihi 40 derajat Celsius dan 4,5 derajat di atas normal.

Ketika suhu melebihi 40 derajat Celsius dan 6,5 derajat di atas rata-rata, maka dinyatakan terjadinya gelombang panas yang parah.

Gelombang panas paling sering terjadi dari Maret hingga Juni di India bagian tengah dan barat laut serta di sepanjang pantai Andhra Pradesh dan Odisha.

Baca juga: Mengenal Fenomena Gelombang Panas dan Penyebabnya, Perlu Diwaspadai? Efek Bisa Menyebabkan Stres

Rata-rata lebih dari dua gelombang panas terjadi di seluruh bagian utara India, serta pesisir Andhra Pradesh dan Odisha. 

Gelombang panas bisa terjadi hingga empat kali setiap musim di beberapa daerah.

Menurut proyeksi laporan tersebut, pemanasan global akan menyebabkan peningkatan sekitar dua gelombang panas dan peningkatan durasi menjadi 12 hingga 18 hari antara tahun 2020 dan 2064.

Menurut laporan tersebut, frekuensi gelombang panas yang parah akan meningkat 30 kali lipat dari iklim saat ini pada akhir abad ke-21.

Hal itu akan terjadi jika suhu rata-rata global dibatasi hingga 2 derajat Celsius di atas kondisi pra-industri.

Sementara itu, diberitakan CNN, Rabu (19/4/2023) lalu, rekor suhu tertinggi dipecahkan sejumlah negara di kawasan Asia.

Sepanjang April ini, fenomena gelombang panas semakin meluas di kawasan Asia.

Beberapa negara di Asia Tenggara mencatatkan suhu tertinggi sepanjang pekan lalu.

Ilustrasi fenomena gelombang panas. Warga menggunakan payung di suhu udara panas.
Ilustrasi fenomena gelombang panas. Warga menggunakan payung di suhu udara panas. (Tribun Jogja)

Laos menjadi negara yang belum lama ini mencetak rekor suhu tertinggi sepanjang sejarah.

Menurut sejawaran cuaca Maximiliano Herrera, fenomena gelombang panas di negara ini, suhu yang tercatat mencapai 42,7 derajat Celsius di Luang Prabang.

Fenomena gelombang panas juga melanda Negara Gajah Putih.

Akhir pekan lalu, Thailand mencatatkan rekor suhu tertinggi mencapai 45 derajat Celsius, untuk pertama kalinya dalam sejarah negara tersebut.

Menurut data dari Departemen Meteorologi Thailand, kota barat laut Tak mencatatkan suhu tertinggi 45,4 derajat Celsius.

Awal April, otoritas setempat bahkan mengeluarkan peringatan kesehatan untuk beberapa provinsi karena indeks suhu udara panas yang diperkirakan mencapai 50,2 derajat Celsius di distrik Bang Na, ibu kota Bangkok.

Baca juga: Tak Terdampak Gelombang Panas, Warga Trenggalek Diminta Waspadai Sinar Ultraviolet Ekstrem

Adapun heat wave atau gelombang panas adalah periode cuaca panas yang tidak biasa, yang biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih, dikutip dari SciJinks, Rabu (26/4/2023) via Kompas.com.

Suatu wilayah yang mengalami fenomena udara panas, dapat dikatakan sebagai gelombang panas, apabila kenaikan suhu yang tercatat berada di luar rata-rata historis.

Gelombang panas adalah fenomena cuaca serius yang bisa berdampak sangat berbahaya, baik bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Dilansir dari Britannica, gelombang panas dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.

Fenomena ini sering kali menjadi penyebab kematian yang signifikan terkait cuaca, yang sering mempengaruhi negara maju dan berkembang.

Secara global, peningkatan intensitas dan frekuensi kejadian gelombang panas yang diamati sejak 1950-an, telah dikaitkan dengan perubahan iklim planet ini.

Berita Jatim terkini lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved