Warga di Lombok Rebutan Air Kolam Berubah Pink, Dipercaya Punya Khasiat Khusus: Kayak Warna Tuak

TRIBUNJATIM.COM - Fenomena munculnya air berwarna pink di kolam membuat puluhan warga langsung rebutan mengambili.

Pasalnya air di kolam yang berubah pink tersebut dipercaya bisa sembuhkan berbagai penyakit.

Lalu bagaimana tanggapan salah satu warga akan fenomena air pink tersebut diperebutkan?

Benarkah airnya bisa menyembuhkan penyakit?

Baca juga: Wisatawan Padati Telaga Sarangan pada H+2 Lebaran

Melansir Kompas.com, hal itu dialami oleh warga Dusun Pepao Timur, Desa Lekor, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok.

Mereka dihebohkan dengan munculnya air berwarna pink di telaga bebatuan.

Puluhan warga pun langsung berbodong-bondong berebut air pink tersebut.

Dipercaya, air pink tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Dalam video yang viral di media sosial Facebook, tampak puluhan warga yang sedang berebut mengambil air berwarna pink.

Dalam video tersebut, puluhan warga sedang mengambil air tersebut dengan menggunakan alat timba seadanya.

Kemudian mereka memasukkannya ke dalam botol maupun ceret dari sebuah kolam bebatuan di Lombok Tengah.

Air berwarna pink tersebut dipercayai warga sebagai air obat yang bisa menyembuhkan penyakit.

Video tersebut pertama kali diunggah di Facebook akun @Maiyra Sari.

Ia menambahkan keterangan, ada lagi kolam yang viral airnya berwarna pink.

Dari hasil penelusuran, lokasi kolam tersebut berada di Dusun Pepao Timur, Desa Lekor, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah.

Warga setempat, Maseni (50) menuturkan, kolam tersebut mulai ramai dikunjungi warga pada Jumat (28/4/2023).

Para warga mengetahui air di kolam tersebut berubah menjadi warna pink.

"Awalnya kan air di kolam itu warnanya biasa putih kecoklatan, tapi pas hari Jumat itu berubah menjadi warna merah muda (pink) kayak warna tuak."

"Jadi banyak warga yang ke sana untuk mengambilnya," kata Maseni melalui sambungan telepon, Minggu (30/4/2023).

Maseni yang merupakan mantan Kepala Dusun setempat menuturkan, warga yang ambil air di kolam tersebut percaya bisa menjadi obat beberapa penyakit.

Caranya dengan diminum atau dimandikan.

"Ada yang meminumnya, ada juga air itu digunakan dengan cara mandi untuk menyembuhkan penyakit," tutur Maseni.

Baca juga: Dokter Singgung Nasib Pasien Ida Dayak yang Tak Bisa Sembuh, Sebut soal Kehebatan, Gak Boleh Nipu

Menurut Maseni, sebelum kolam tersebut viral, di dekat area telaga, sering dijadikan tempat berdoa meminta hajat.

"Warga sering berdoa di sana. Katanya kalau berdoa di sana, hajatnya dapat segera dikabulkan," kata Maseni.

Maseni mengungkapkan, sehari setelah viral, telaga warna pink tersebut sepi pengunjung.

Pasalnya kondisi air di telaga tersebut kembali berwarna putih.

"Sekarang sudah lumayan sepi, karena airnya yang berwarna pink sudah habis diambil."

"Sekarang airnya kembali warna putih," kata Maseni.

Sebelumnya video viral menampilkan cahaya aneh di langit yang diduga kuat berada di Telaga Ngebel, Ponorogo.

Padahal dalam video berdurasi 24 detik tersebut, suasana di Telaga Ngebel sedang hujan dan mendung.

Video cahaya aneh tersebut diunggah oleh akun Instagram @ponorogojalanjalan.

TribunJatim.com sudah mendapatkan izin untuk mengambil video tersebut.

Di dalam video, terlihat cahaya tersebut diduga direkam oleh seorang warga yang tengah berteduh di pinggir telaga.

Di dalam video terlihat bahwa ada cahaya yang cukup terang, meski kondisi di sekitar mendung pekat serta turun hujan.

Dijelaskan bahwa video tersebut diunggah kali pertama oleh akun Facebook Jibril Mi Kail, lalu di-upload ulang berbagai akun media sosial.

Di akun Instagram @ponorogojalanjalan, video ini sudah ditonton lebih dari 70 ribu dengan disukai lebih 10,8 ribu tanda dan serta mendapat beragam komentar.

Meski belum diketahui pasti akan hal tersebut, sebagian besar netizen justru mengkomentari dengan bercanda.

Sementara prakirawan BMKG Juanda, Endah Eka Kusumaningtyas mengatakan, sedikit sulit untuk memastikan asal dari cahaya aneh tersebut.

Pasalnya hanya berdasarkan video saja dan informasi yang kurang lengkap.

"Namun bila melihat dari cukup terangnya cahaya tersebut, jika dari sisi meteororologi, bisa saja berasal dari cahaya matahari," ujar Endah ketika dikonfirmasi pada Senin (3/4/2023).

Lantaran tutupan awan tidak sepenuhnya menutupi langit.

Hal ini dapat terjadi karena memang saat kejadian sore hari, sehingga Matahari masih bersinar.

"Namun tidak terlalu terang karena terhalang awan hujan."

"Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari fenomena tersebut," bebernya.

Dia berharap untuk tetap waspada akan cuaca ekstrem dari awan dalam masa pancaroba ini.

"Tetap waspada saja," pungkas Endah.